Fifteen

477 56 4
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya.

Kini waktu telah menunjukan saat dimana istirahat kedua telah tiba. Para siswa dan siswi pun langsung berhamburan menyerbu kantin guna mengisi kembali perut mereka.

Sama halnya dengan Gravagos juga Shani, Sisca, dan Feni. Dan yang serunya adalah mereka berada pada satu meja yang sama.

Setelah semuanya selesai pada kegiatan mengisi perut mereka masing masing. Tiba tiba saja Shani berdiri dari duduknya, berjalan ke arah Gracio yang berada didepannya. Kemudian langsung menggenggam tangan Gracio, yang berhasil membuat Gracio mengerutkan dahinya, seolah bertanya ada apa.

"ayo ikut aku, aku mau ngomong bentar" Ajak Shani namun tak langsung dijawab oleh Gracio

"penting ya" Shani mengangguk sebagai jawabannya

Gracio pun dengan segera mengangguk, lalu beranjak dari duduknya dan mulai mengikuti arah jalan Shani.

Sedangkan itu, yang lainnya hanya dapat melihat saja tanpa berkomentar sedikitpun terkait interaksi sepasang kekasih tersebut. Dan kembali melanjutkan obrolan obrolan random mereka

Namun berbeda dengan Sisca, wajahnya seperti tengah memikirkan sesuatu sekarang. Apakah gelagat Shani seperti itu menyangkut yang kemarin, ah tapi..... Sudahlah

Kembali kepada Shani dan Gracio, kini mereka telah berada dihalaman belakang dari SMA 48 Jakarta.

"kenapa Shanshine, kamu mau ngomong apa?" Tanya Gracio dengan nada sangat lembut dan sedikit ia alunkan

Gemesh banget gak seh.

"aku mau tanya sesuatu sama kamu, tapi aku minta tolong sama kamu buat jujur" Gracio mengerutkan dahinya, berpikir sejenak, lalu mengangguk

"kamu kemarin pergi sama siapa?" Tanya Shani membuat detak jantung Gracio menjadi 2 kali lipat lebih cepat

Namun, sebisa mungkin ia menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Gracio tersenyum lalu memegang tangan Shani yang berada diatas pahanya "kan aku ada acara keluarga sayang" Tidak, bukan ini jawaban yang Shani inginkan.

Gracio kembali berbohong kepadanya.

Shani menarik tangannya yang berada diatas paha Gracio, lalu pandangannya pun dia buang ke depannya sekarang.

"kamu bohong!"

Gracio menghela napasnya pelan, dan menarik pelan dagu Shani agar Shani menatap wajahnya."bohong gimana?" Tanya Gracio

Sial, Gracio melihat mata Shani mulai berkaca kaca. Tidak!, dia tidak boleh membiarkan air bening tersebut membasahi pipi sang bidadari.

"aku kemarin liat kamu keluar toko jam tangan sama cewek lain, dan aku gak kenal itu siapa" Ucap Shani dengan suara yang sedikit bergetar

Jujur saja hatinya masih sakit, mengingat kejadian tersebut

Gracio yang mendengar penuturan Shani pun langsung menghela napasnya dengan kasar, yang membuat Shani menatapnya heran sekarang.

"gini ya, aku bakal jelasin sama kamu. Tapi janji dulu jangan sampe air mata kamu turun!" Dengan pasrah Shani pun mengangguk setuju

"cewek yang kamu liat itu......












































......sepupu aku" Ucap Gracio setelah cukup lama menjeda ucapannya

Mendengar ucapan Gracio Shani tidak langsung percaya begitu saja.

"kemarin waktu kumpul, ayahnya sepupuku itu ulang tahun sayang. Jadi dia minta ditemenin aku buat pilih hadiah buat papahnya" Jelas Gracio

"kenapa harus kamu?!" Tanya Shani dengan nada kesalnya, apakah tidak ada orang lain yang bisa diajak selain Gracio

"karena ya gak ada yang lain yang bisa diajak buat temenin dia cari jam tangan buat papanya. Sepupu aku cuma 2 Shan, dia sama adiknya"

Gracio sedikit tenang sekarang, dia dapat melihat wajah Shani yang mulai percaya walaupun hanya dari samping saja.

"terus juga tujuan dia ngajak aku supaya tau gitu jam tangan yang cocok sama papanya tuh yang mana, ya buat minta pendapatlah, eh ternyata aku juga gak pinter milih begituan. Aku malah milih ini....." Gracio mengangkat tangannya ke depan wajah Shani yang hanya menatap depan.

Dan ditangan Gracio terdapat gelang emas putih dihiasi oleh berlian yang ia beli kemarin.

Shani pun yang diberi kejuatan seperti itu, berusaha untuk tetap tenang.

"aku beli ini buat kamu, sebagai apa ya, hmm tanda kalau dimana pun dan dalam keadaan apapun itu aku selalu inget kamuuu" Ucap Gracio dan dialunkannya nada bicaranya dikalimat terakhir kata katanya

Dan kini Shani pun menatap Gracio dengan senyumannya, dan soal rasa kecewa dan marah Shani tadi sudah hilang entah kemana.

"mau aku pakein?" Tanya Gracio dan langsung diangguki oleh Shani

Dengan cepat Gracio pun mulai memasangkan gelang yang sangat cantik tersebut ke tangan Shani. Gracio kembali tersenyum melihat gelang tersebut begitu cocok dengan bidadarinya ini.

"aku sayang banget sama kamu, kamu jangan tinggalin aku ya, aku takut banget kehilangan kamu Shan" Shani menatap dalam mata Gracio berharap menemukan kebohongan, namun dia tak berhasil menemukan tersebut

"aku gak akan pernah ninggalin seseorang kalau gak ada alasannya Ge" Ucap Shani sembari mengelus tangan Gracio dengan jari ibu jempolnya

"dan makasih ya gelangnya, aku suka" Gracio dengan cepat tersenyum lalu mengangguk

Dan tiba tiba saja, Gracio langsung membawa Shani ke dalam pelukannya.

"maaf sayang, aku harus bohong lagi sama kamu. Aku bener bener minta maaf" Ucap Gracio dalam hatinya

Sungguh dia merasa sangat sangat bersalah sekarang.

Setelah 2 menit berpelukan, Shani pun melepaskan pelukan mereka berdua.

"oh iya, nanti kita perginya malem sore apa langsung habis sekolah ini?" Tanya Gracio membuat Shani berpikir sejenak

"habis sekolah ajaaa, aku udah kangen banget jalan jalan sama kamu" Gracio tersenyum lalu mengangguk, dan segera bersikap hormat kepada Shani

"siap ibu negara, habis sekolah kita langsung jalan jalan. Tapi ada syaratnya" Shani mengerutkan dahinya penasaran

"syarat apa?"

"harus pelukk" Shani terkekeh mendengarnya

"iya iya, emang kapan aku gak peluk kamu waktu dimotor"

"pernah kok, waktu pertama kamu naik motor aku, waktu itu kan muka kamu masih judes judesnya ke- awsh" Ucapan Gracio terhenti saat ia mendapat cubitan manis dari Shani-nya

"udah ah!!, jangan bahas yang itu" Gracio terkekeh Shani malu sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Iya iya ini double up kok.
Tapi dikit gapapa ya.
argh, ngantuk bgt.

The Leader Of GravagosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang