Eleven

588 85 2
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah selesai berkeliling kota sekaligus mengisi perut, sesuai janji Gracio kepada Indra tadio sore jika ia akan mengantarkan Shani sebelum jam 9 malam, karena kini waktu sudah menunjukkan pukul 20.15.

Anggota Gravagos yang lainnya pun telah bubar sehabis makan malam disebuah restoran tadi.

Dan kini menunjukkan, Shani yang tengah memeluk erat pinggang Gracio dan Gracio pun tak henti hentinya tersenyum sepanjang perjalanan.

Entah apa yang telah terjadi

Maka dari itu, mari kita....

Flashback

Entah mengapa tiba tiba saja suasana diantara Shani dan Gracio seketika hening. Sedangkan yang lain sibuk dengan urusan mereka masing masing

"Shan?" Panggil Gracio membuka percakapan, Shani menoleh lalu menaikkan kedua alisnya

"kenapa Ge?"

"aku boleh tanya?" Tanya Gracio tentu saja diangguki oleh Shani

"hmm, kamu masih ragu sama aku Shan?" Shani membuang pandangannya ke arah danau yang luas tersebut, lalu menggeleng

"aku bingung Ge"

"bingung gimana?" Gracio pun turut menjatuhkan pandangannya ke hamparan air hijau tersebut

"kamu tahu sendiri Ge, aku takut sama hal yang berbau geng motor" Ucap Shani dengan tatapan sendu, Gracio lalu kembali menatap Shani, dengan perlahan ia pun menarik kedua tangan Shani untuk ia genggam

"Shan, kamu harus tau. Nggak semua geng motor itu brandalan, gak semua anak anak geng motor itu gak bener, aku rasa kamu udah bisa nilai sendiri Shan" Shani menggeleng lalu melepas genggaman tangan Gracio

"bukan itu Ge, a-aku aku cuma takut kalau aku bakal kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya dengan penyebab yang sama" Gracio menghela napasnya pelan lalu mengangguk

Dia mengerti alasan Shani menolaknya, Shani tenggelam dalam ketakutannya.

"aku janji Shan, aku bisa jaga diri dan kamu tau kan?, seluruh hal didunia ini udah diatur sama Tuhan. Kalau emang takdir aku mati ditangan musuh, aku bisa apa Shan?"  Shani menggeleng dengan keras

"Tuhan emang yang atur takdir kita, tapi kita yang pilih jalannya"

Gracio kembali menghela napasnya. "hmm aku paham Shan arah pembicaraan kamu, dan mungkin kita emang gak bisa sama sama, aku gak bisa tinggalin Gravagos Shan" Gracio menatap sendu Shani, yang justru menatap Gracio dengan tatapan aneh

"hahaha nggak Ge, siapa yang nyuruh kamu buat tinggalin Gravagos?" Gracio mengerutkan dahinya tak mengerti maksud ucapan Shani

"terus?"

"aku gapapa kok kamu diGravagos, tapi kamu janji sama aku, jangan ikut berantem kalau bentrok sama Elveras" Ucap Shani menatap sendu wajah Gracio yang masih kebingungan, lalu dengan cepat Shani pun masuk ke dalam pelukan Gracio

The Leader Of GravagosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang