Kembali ke kost-kostan

72.9K 435 17
                                    

Sudah hampir dua minggu Zea dirumah, ia lebih baik tinggal di kost-kostan daripada harus bertemu dengan papa nya yang selalu membawa novi masuk kedalam rumah. Zea rasanya ingin sekali membunuh mereka, tetapi dirinya masih ingin melihat sampai mana mereka berdua bertahan.

Perceraian kedua orangtuanya juga sudah selesai dan sekarang Gita resmi menjadi janda anak dua.

Zea yang sedang termenung diatas balkon depan kamar nya, terkejut ketika ada kedua tangan yang melingkar diperutnya. Ia membalikkan tubuhnya dan mendapati sang kakak yang sedang tersenyum kearahnya.

"Kenapa hm? Kok gak ikut sarapan dibawah?" Tanya Zen, sambil menuntun Zea untuk duduk diatas pangkuannya.

"Males! Harus ketemu sama mereka!" Zea memberengut, Zen terkekeh.

"Mama hari ini akan tinggal dirumah tante sofia, jadi kakak akan tinggal di kost-an aneh itu" Zea menoleh kearah Zen, Zen menaikan alisnya.

"Why?"

"Ya...kan pengen jagain lo, ze." Zea berdecih.

"Udah gede gue, gak perlu dijagain, kalau lo nanti tinggal disana yang ada lo setiap hari having sex terus!" Zen melingkarkan kedua tangannya ke perut Zea, menaruh dagunya di bahu Zea.

"Gak akan gue having sex sama orang yang gak gue cintai" Lirih Zen, membuat Zea merinding karena hembusan nafasnya yang menerpa lehernya.

Suara pintu kamar Zea terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang sedang membawa tas ditangannya. Zea dan Zen menoleh kebelakang lalu tersenyum ketika mendapati sang mama menghampiri nya.

"Mama seneng, kalau liat kalian berdua akrab seperti ini, zen, mama titip zea ya" Zen mengangguk, Zea mengerjap bingung.

"Mama akan tinggal dirumah tante sofia, kamu juga bisa jenguk mama disana kapanpun kamu bisa," Gita memeluk Zea sangat erat, begitupun juga Zea, hatinya juga ikut sakit dan sesak. Gita yang terlihat sudah sangat sempurna, harus mengalami hal yang tak diinginkan, suaminya berselingkuh.

"Mama, baik-baik disana ya, jangan sakit, oke ma?" Gita mengangguk.

"Mau zen anterin, ma?" Tawar Zen pada sang mama, Gita menggelengkan kepalanya.

"Supir pribadi ma-tante mu sudah datang didepan, jadi gak usah." Gita menghela nafasnya, hampir saja, Zen tersenyum tipis kearah Gita.

"Kalau gitu, ayo, kita turun kebawah. Sekalian zea juga mau berangkat ke kost-kostan sekarang"

Zea yang ingin menarik kopernya ditahan oleh Zen, "Biar kakak aja, kamu turun kebawah sama mama dulu"

"Ayo, ma"

***

"Ze?" Zea berdehem, Zen menunjukkan benda panjang yang bergaris dua, Zea membolakan matanya dan merebut benda panjang itu dari tangan Zen.

"Kak.."

"Jujur, siapa yang buat lo hamil? Cowoknya mau tanggung jawab gak? Cowoknya baik gak? Kakak gak mau kamu dapat cowok yang brengsek!" Zea terdiam, Zen menaruh testpack positif milik Zea ke diatas paha Zea.

"Dia," Zea menggelengkan kepalanya, "D-dia gak setia kak, dia juga sering main sama cewek di kost-kostan" Cicit Zea.

"Kenapa lo mau sama cowok kayak dia?" Tanya Zen penuh penekanan, gila pikirnya, kenapa Zen berubah jadi dominan yang sangat begitu tegas.

"Z-zea kelepasan kak, m-maafin zea kak" Zea menundukkan kepalanya kebawah, ia benar-benar takut dengan wajah amarah milik Zen.

Zen menghela nafasnya, 'Aku harus gimana bilang ke mama, kalau zea sedang mengandung anak dari laki-laki lain?' Batin Zen.

Kost Aneh, Bikin Enak 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang