Baru.

1 1 0
                                    

:::::

Pagi tiba Roza sedang berdiri didepan kaca roftop melihat pantulan dirinya dari atas sampai bawah dengan tampilannya yang baru memakai seragam baru tidak seperti dulu yang acak-acakan tanpa aturan kini tampilan Roza sangat tertib rambut yang tergerai rapi dasi yang bergantung dilehernya baju yang licin serta rapi dimasukkan dan make up natural anak sekolah pada umumnya.

Ia berjalan keluar kamar hendak turun saat sampai di meja makan ia tidak menemukan siapapun kecuali pembantu Yura yang sedang membereskan bekas sarapan orang lain.

"Eh udah turun, tambah cantik kamu pakai seragam ini" Yura datang dari belakang dan memeluk Roza mendorong Roza untuk sarapan pagi. "Kamu sarapan ya nanti berangkatnya sama Dema, Dema sudah Tante kasih tau kalau berangkatnya bareng kamu" Yura berbicara dengan menyiapkan roti Roza dan Dema Roza hanya diam sembari tersenyum menanggapi ucapan Yura.

Dema datang langsung duduk dihadapan Roza, Yura tidak sadar sama sekali dengan kedatangan Dema. "Tante mau pergi pagi banget soalnya ada acara ketemu klien jadi harus pagi banget"

"Dema... udah berapa kali mama bilang penampilannya jangan gitu" Roza memperhatikan penampilan Dema yang begitu urak-urak an sama seperti Roza dulu dasi yang tidak dipakai kancing yang tidak rapi baju lengannya yang dilipat baju yang tidak dimasukkan serta rambutnya yang acak-acakan dan jangan salah walaupun penampilan yang seperti orang bangun tidur tapi bau khasnya yang wangi siapapun akan tau Dema dari bau parfumnya.

"Ma udahlah yang penting Dema sekolah"

"Kam..." Ucapan Yura terpotong kala ada telepon dari sekretarisnya, ia tampak buru-buru mengambil tasnya dan langsung keluar pergi ke butiknya tapi ia kembali masuk rumah menghampiri Roza dan Dema. Dema tidak peduli tetap makan dan memainkan ponselnya sedangkan Roza bingung menatap Yura dan Dema dengan gantian. "Ada yang ketinggalan tan?" Dema mengangkat kepala melihat Roza dan mamanya.

Yura menggelengkan kepalanya sebagai jawaban untuk Roza, ia langsung mencium kepala Roza baru setelah itu dengan dema.roza kaget mendapat ciuman dari Yura sedangkan Dema kaget dengan tatapan kesal kenapa tidak dia duluan yang dicium mamanya.

Setelah itu Yura pergi disusul Dema yang langsung pergi keluar tanpa mengucapkan apapun ataupun mengajak Roza, melihat itu Roza dengan buru-buru meletakkan rotinya dan meminum air putih dan berlari menyusul Dema.

Mereka berdua sudah berjalan menuju sekolah tidak ada komunikasi sama sekali diantara mereka. Didepan halte Dema berhenti Roza melihat sekitar nampak tidak ada sekolah disekitar sana.

"Mana sekolahnya?" Roza menoleh ke arah Dema dengan bingung, Dema tidak bicara apapun tapi menunjukkannya dengan tatapannya kedepan.

Terlihat didepan ada anak SMA yang memakai seragam yang sama sedang masuk sekolah yang jaraknya kurang lebih seratus meter. "Yaudah ngapain berhenti disini?"

"Turun cepet mumpung sepi, jangan ada yang tau kalau lo bareng gua apalagi serumah"

Roza mengambil nafas dengan panjang berniat menenangkan hatinya yang kesal. "Kalau lo gamau bareng sama gua bilang" seng tatapan tetap didepan, Roza keluar dan membanting pintu mobil itu dengan keras.

"WOYYY!!!" Roza berjalan tidak peduli dengan teriakan amarah Dema yang kesal.

Dema menjalankan mobilnya tapi saat disamping Roza ia memainkan gas mobil untuk membalaskan perbuatan Roza tadi terhadap mobilnya setelah itu ia langsung tancap gas menuju sekolah, Roza berhenti menghembuskan nafas menenangkan perasaannya. ia melihat anak sekolah didepannya dengan memakai seragam yang sama dan mengikutinya.

Mulai memasuki gerbang sekolah Roza melihat sekitarnya gedung sekolah yang besar dan luas halaman parkir yang cukup luas juga untuk menampung kendaraan siswa.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang