:::::
"Udahlah za gausah muna jual mahal gitu" siswa itu mencolek dagu Roza dengan cepat Roza memutar tangannya hingga siswa itu kesakitan, Dua temannya mundur beberapa langkah terkejut melihat aksi pembelaan Roza.Dari kejauhan tampak Dema, Angga, Dito dan Rehan kaget mereka tak menyangka Roza bisa sekasar itu, Angga bertepuk tangan dari kejauhan. Roza menoleh kearah mereka melihat Dema yang menatapnya ia buru-buru melepaskan siswa itu.
"Fuck you" sembari mendorong siswa itu kedepan sebelum pergi Roza mengacungkan jari tengahnya ke siswa itu.
"Wohh jari tengah men liat ga liat bro" Angga heboh sendiri ia, Dema melihat kelakuan Roza dari raut wajahnya tampak tidak percaya kalau itu Roza. Dema tersenyum miring melihat Roza.
Pelajaran pertama berjalan dengan lancar tapi sesekali Roza mendapat nasihat karena tidur saat jam pelajaran. Roza disuruh ke kamar mandi untuk cuci muka ia menurutinya diam tanpa mengucapkan apapun langsung keluar kelas.
Setelah selesai membasuh muka ia melihat dirinya di cermin terlintas dipikirannya bahwa Felly merencanakan ini semua.
"Ngapain lo telpon gua? Mau minta maaf ya sorry gua ga sudi maafin lo'
"Dih gua ga butuh maaf dari lo, rencana lo murahan gua gabisa mati di tangan orang suruhan lo"
'Roza Roza, lo emang musuh gua tapi soal orang suruhan gua gatau waktu gua lebih berharga dari pada ngurusin hidup lo'
"Oh yaa, kalau gitu stop ngurusin semua urusan anak-anak Pelita dan urusan gua sama lo belum selesai bitch dan ya One more thing, I don't believe what the devil says, I'll find out for myself."
Roza langsung mematikan telpon itu dan hendak membanting handphone lantaran kesal tapi ia tahan. Ia keluar dari toilet handphonenya kembali berdering menunjuk nomer yang tidak dikenal Roza langsung mengangkatnya tanpa pikir panjang.
"Haloo"
'bagaiman dengan hadiah kemarin itu adalah seni Roza'
"Jadi lo orangnya, siapa yang nyuruh lo?"
'soal itu lo ga perlu tau dan yang harus lo tau satu lo mati hari ini hahaha"
"Haha itu gabakal terjadi siapapun lo gua gabakal mati ditangan lo"
'oh ya apa kali ini lo bakal selamat? Liat dibelakang lo gabakal bisa lari"
Roza berbalik melihat apa yang ada dibelakangnya, terlihat diujung koridor ada sosok laki-laki bertubuh besar kekar tinggi memakai masker dan kacamata hitamnya sama seperti orang waktu di roftop kemarin.
Roza merasa dirinya kalau ini benar sendiri tidak ada siswa yang lewat di koridor itu sama sekali seakan semua siswa hilang begitu saja. Roza mundur beberapa langkah pikirannya terpusat dikelas ia harus cepat kembali ke kelas, Roza berbalik berlari ke kelasnya koridor ini cukup panjang dan jarak kelasnya dari kamar mandi juga cukup jauh.
Roza berharap ia bertemu seseorang yang bisa membantunya kali ini ia tidak ingin mati konyol ditangan orang. Orang itu juga berlari dengan dengan sangat cepat Roza menambah kecepatan larinya saat sudah mendekati kelasnya ia menambah lagi kecepatan larinya. Tangan orang misterius itu sudah sedikit lagi menarik bahunya dan terlambat orang itu tidak bisa menyentuh Roza sama sekali ia langsung pergi menjauhi kelas Roza.
Roza masuk mendorong pintu kelas yang tertutup tidak ada guru didalam kelas, ia langsung menutup pintu itu dengan nafas tersengal-sengal dan dengan terburu-buru ia kembali kemejanya. Semua siswa melihatnya termasuk Dema Dema hanya melihat Roza sekilas setelah itu melanjutkan tidurnya yang terganggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Novela Juvenil"Roza bathilda" Nama yang bagus tapi tidak sebagus sifatnya. Gadis tempramental dengan segala problematikanya yang tidak pernah ada hentinya, membuat ia mudah marah saat sesuatu mengganggunya membuatnya menjadi gadis berontak dan kadang menjadi gadi...