Permulaan.

2 0 0
                                    

:::::

"Woi Dem mau kemana?" Rehan berteriak sembari berjalan menghampirinya.

Dema tidak menjawabnya dia masih berjalan pelan ingin melihat ada apa di balik tembok itu, orang misterius itu mendorong Roza kesamping melepaskan bekapan dan cekikannya dan berlari mendorong Dema dengan kencang. "Kejar...!!" Rehan mengejar orang itu terlebih dahulu disusul dengan Dito dan Angga.

"Hukk... Uhukkk... Hukk..." Roza masih sibuk untuk mengisi udara ditubuhnya lagi, hampir saja ia mati konyol dibunuh orang.

"Lo gapapa?" Dema khawatir dengan keadaan Roza pasalnya wajahnya yang sudah sangat pucat lemas. "Kita ke uks sekarang, lo butuh oksigen"

"Ga..u..sah...hukk..." Roza mencoba untuk berdiri tapi ia jatuh dan mencoba untuk berdiri dengan berpegangan pada tembok berjalan dengan sempoyongan.

"Gua anter ke uks" dengan gerakan Dema yang hendak menggendong Roza. "GAUSAH!!!" Roza membentak Dema dan menepis tangannya dengan kasar.

"Gua.."

"Gamau... Dianter sama... Lo"

Dema hanya menatap Roza dengan khawatir jika gadis itu kenapa-kenapa dilihat dari lehernya sudah jelas sekali bekas cekikannya sangat kuat. Entah berapa lama gadis itu dibekap dan dicekik tapi masih kuat bertahan berjalan sendiri walaupun dengan keadaan sempoyongan.

Roza meninggalkan Dema sendiri ia berjalan pelan menuruni tangga dengan berpegangan gagang tangga dan masih memegangi lehernya yang masih sakit. Dema hanya mengikuti dari belakang dan mengetik sesuatu di ponselnya, tangannya mengotak-atik ponsel tapi sesekali matanya mengawasi gadis itu siapa tau ia akan jatuh.

Saat sudah sampai di koridor Roza masih berjalan dengan pelan sekarang koridor sepi karena semua kelas sudah masuk jam pelajaran, Dema sudah selesai dengan handphonenya langkahnya menyesuaikan langkah Roza yang pelan sampai masuk ruangan UKS.

Dema hanya diam memperhatikan Roza yang minta dipasang oksigen oleh penjaga UKS. "Dem" Dito memanggil Dema dengan pelan, Dema menghampirinya dan mereka pergi ke roftop lagi.

"Dem orangnya cepet banget kalo lari tadi hampir ketangkep sama tangannya Dito tapi kan tau sendiri tangan Dito pendek jadi ga kegapai" Angga menjelaskan tapi sedikit body shaming juga ke Dito.

"Dem dia bukan guru sini gapernah ada orang kek gitu disekolah ini, kalaupun dia guru baru pastinya pak Doyo cerita dan ngenalin ke semua siswa" Rehan menjelaskan dengan faktanya.

"Emang tadi kenapa sih?" Dito dengan pdnya bertanya sembari membersihkan kacamatanya.

"Lah pea, tadi lo ngejar orang dodol lo pikir lomba maraton" tangan Angga yang jail mengusap kepala Dito dengan kasar.

"Sakit anjing" Dito mengusap kepalanya. "Maksud gua ngapain ngejar orang itu emang ada apa, gitu loh mangga"

"O" jawaban singkat dari Angga bikin emosi Dito naik tapi ditahan. "Tadi gua liat orang cekik Roza"

"Cekek" Rehan sedikit menaikkan satu oktaf nadanya. "Gila yaa masih kuat tuh bocah"Angga merasa bangga dengan kekuatan Roza.

"Baru juga masuk belum satu hari dah dicekek orang besok-besoknya apalagi" Dito berniat bercanda tapi Dema memikirkan perkataan Dito dengan serius.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang