MARKIBA!
MARI KITA BACA..."Nama gue Vino Juandar, kelas 11 B sekaligus ketua ekskul renang ini. Sekian, gue ucapin terima kasih dan selamat datang di ekskul renang ini."sambut cowok itu dengan tegas dan dibalas tepuk tangan oleh para anggota nya.
"Pemeran cowok ke 4." Gumam Alie menatap Vino yang ada di depannya tengah menatapnya dengan senyum tipis.
Alie menaikkan salah satu alisnya, merasa aneh, lalu menatap sekitanya dan belakangnya. Kali aja Alie ke ge'eran, kalau Vino menatapnya.
Namun, tatapan Vino memang ke arahnya. Alie membuang wajahnya kearah lain, menahan salting karena disenyumin cogan.
Pliss deh yaaa Alie tuh lemah sama senyuman cogan!
Lalu ke saltingan Alie terhenti saat para kakel dan satu guru lelaki memberikan perintah untuk pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai berenang.
Setelah pemanasan beberapa menit semua anggota berbaris dipinggir kolom renang dengan para kakak kelas dan pelatih yang menjelaskan dan mempraktekkan teknik dasar renang.
Setelah itu secara bergilir para anggota baru mempraktekkan apa yang telah di jelas kan.
Dan sekarang giliran Alie yang mempraktekkan.
Alie kemudian memasukan dirinya di air kolam dengan tangan yang masih berpegangan dengan pinggiran kolam.
"Ayo mulai."kata si kakak kelas yang Alie tahu bernama Sinta. Berdiri mengawasi Alie dari atas lantai.
Alie mengangguk lalu mulai berenang dengan gaya dasar tak lama dari itu hal aneh terjadi padanya, secara tiba-tiba ia merasakan kram pada kakinya.
Alie tidak bisa menahan rasa sakit di kakinya, badannya mulai menurun, ketinggian air yang 2 meter ini membuat Alie susah untuk naik kembali ke permukaan dengan badan pendek seperti ini.
"Sesak, tolong.."batin Alie melambaikan tangan ke atas.
Byurrr
Dengan cepat seseorang melompat kedalam air dan menarik tangan Alie kembali kepermukaan, ia membaringkan tubuh Alie diatas ubin. Menekan dada Alie agar air keluar tapi tak kunjung keluar dengan segera orang tersebut memberikan napas buatan dengan menempelkan bibirnya pada bibir Alie.
Ia sedikit membuka bibir Alie agar memudahkan napasnya masuk kedalam rongga.
"Uhuuk uhuukk..."batuk Alie memuntahkan air itu keluar.
Badannya lemas, kepalannya pusing, ia menatap penyelamatnya yang berada di sebelahnya, menyangga badannya.
"Ino?"gumam Alie lirih namun karena Vino yang sangat dekat dengan Alie. Ia mendengar gumaman tersebut.
Matanya melebar, menatap tak percaya pada pendengaran nya saat ini.
"Lielie ingat Ino?"tanya Vino ke Alie namun Alie tiba-tiba pingsan karena lemas.
Dengan segera Vino mengangkat tubuh Alie dan membawanya ke UKS.
Didalam UKS Vino menggenggam satu tangan Alie dengan erat, mengusapnya dengan hangat.
Kedua matanya terus menatap Alie yang tengah memejamkan mata, belum juga sadar dari pingsan tadi.
"Lielie sudah sadar?!"kaget Vino kembali menggenggam tangan Alie.
"Menurut, Lo?" Saut Alie saat mendengar kata basa-basi yang terlalu basi.
Namun, Alie terasa aneh dengan panggilan tersebut, kepalanya menoleh kesebelahnya, menatap orang yang memanggilnya Lielie.
Mata Alie sedikit kaget saat tahu ternyata itu adalah Vino.
"Lielie?" Beo Alie heran.
"Hum! Lielie panggilan Ino dulu, Lielie nggak inget sama Ino?"
Alie menggelengkan kepala, karena memang dirinya tidak tahu. Tidak ada ingatan tentang Vino yang pernah dekat dengannya. Lagian ia dan Vino sepertinya baru pertama kali bertemu lalu bagaimana bisa ia mengenal cowok ini.
"Tolong jelasin bisa? Gue lupa, karena penyakit yang gue punya buat gue amnesia."
"Kamu amnesia?"kaget Vino menatap Alie dengan kaget sekaligus khawatir.
Alie hanya mengguk,"jadi, bisa jelasin?"
Vino terdiam sebentar dengan tangan kecil Alie yang ada di genggamannya. Ia menatap sendu pada genggaman itu.
"Rumah sakit, tempat dimana pertama kali Ino ketemu lielie, saat itu lielie yang berumur 5 tahun dan Ino berumur 6 tahun bertemu karena kamar inap kita sebelahan. Hari demi hari kita lalui bersama sampai dimana ino harus kembali ke Jakarta karena sudah sehat."
Siapa sangka? Ternyata Alie pernah bertemu Vino saat kecil dan bersahabat.
"Ino nggak nyangka bakalan ketemu lagi sama Lielie, Ino kira kita nggak bakalan ketemu lagi."
"Ino mau terus bareng Lielie, Lielie jangan pernah tinggalin Ino ya." Ujar Vino memeluk tubuh Alie yang masih dalam posisi tiduran.
Alie mengangguk kerena refleks akibat pulukan dadakan.
"Makasih, Lielie!" seru vino mengecup dengan cepat bibir Alie yang masih terkatup rapat.
Alie? tentu saja kaget, matanya menatap senyuman lebar yang Vino berikan kepadanya.
"Sebagai tanda janji Lielie pada Ino." Ujar Vino. Kembali mencium bibir Alie dengan lembut.
Bye Bye...
Setengah bab lagi nihh menuju ending. Kira-kira, udah mulai bosen, apa malah tambah semangat dan penasaran dengan para harem Alie?
Votmen ya bby, biar Bear cepat up🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
The 7 Kiss
Teen Fiction[Diharapkan untuk follow akun author nya dulu ya sebelum membaca, terima gaji.] [Bukan novel terjemahan yorobun!] Misinya adalah ia harus mendapatkan 7 ciuman dari 7 tokoh dalam novel ini. ❗Note ; akan di HAPUS kalo udh selesai.❗