Hellow miww selamat datang di cerita keduaku ini✨ tadinya sebenarnya aku ragu mo publish😞 tapi gapapalah
Happy reading cimiww🌷
Rumah sakit Alsenteryus Dancentra adalah sebuah rumah sakit Belanda yang sudah ada sejak zaman penjajahan dulu hingga saat ini. pada masa tahun penjajahan sewaktu dulu rumah sakit ini banyak menampung para warga Netherland yang datang dan tinggal di daerah Indonesia ini maupun kaum pribuminya sendiri.
membahas soal rumah sakit ini di ujung koridor sana terlihat seorang wanita muda dengan parasnya yang cantik, sedang berjalan sambil menggandeng tangan dua orang anak kecil perempuan kalau lihat lihat wajah kedua anak anak itu terlihat sangat mirip antar satu sama lain, begitu pun dengan pakaian yang mereka kenakan, sudah jelaskan pasti anak anak itu adalah sepasang anak kembar yang ikut bersama dengannya.
ketiganya lantas terus berjalan menuju ke arah lantai dua tempat di mana seorang anak kecil yang menjadi keponakan wanita itu di rawat.
Mimosa namanya sudah enam bulan bocah kecil itu terus terbaring di rumah sakit ini di karenakan komanya yang begitu parah. "Tante cantik kenapa rumah sakit itu, berbau obat?" Tanya salah seorang anak kecil yang saat ini sedang membawa boneka Barbie di tangan kirinya.
"Ya kalau baunya rendang, itu namanya rumah makan Padang Arutalla" sambung seorang anak kecil bernama Arunika yang menjadi kembarannya setelahnya tertawa kecil, selepas menjawab pertanyaan adiknya.
"Aku nanya serius, jangan di jawab asal asalan kayak gitu" ucapnya dengan raut wajah yang kesal.
"Berchadyaaa Berchadyaaa" sambung Arunika menyanyikan lagu itu lagi yang akhir akhir ini sering terngiang ngiang di kepalanya.
"Berhenti ngomong gitu, aku pusing denger lagu itu Mulu"
"Udah jangan ribut, kitakan ke sini mau nemuin Mimosa jadi yang akurya kalian berdua." ujar wanita muda bernama Ghea yang menjadi Tante mereka itu.
"Palingan juga pas kita Dateng dia bobo Mulu, iyakan Kakak?" balas Arutalla anak itu memang masih belum tahu apa apa umurnya saja masih empat tahun wajar kalau dia berkata seperti itu.
"Gak boleh gitu Talla, Mimosa itu dia seperti Princess Aurora. Dia bobo Mulu tapi suatu saat nanti dia bakal bangun" ujar Arunika dari dulu dia memang selalu mengatakan kalau Mimosa seperti Princess Aurora si Putri tidur.
Kebanyakan berbicara dan mengobrol di sepanjang jalan hingga tidak terasa ketiganya sudah sampai di sebuah ruangan yang mereka tujuh. Baru saja tiba di depan pintu masuk ruangan tersebut mereka bertiga sudah di sambut dengan senyuman hangat dari seorang wanita yang saat ini sedang duduk di samping ranjang tempat Mimosa terbaring, Itu Flower ibu dari kedua anak kembar tadi.
"Ke sini kura kura dan kupu-kupu mamiflo udah nunggu kalian dari tadi" panggilnya kepada kedua anak anak itu yang langsung di turuti oleh mereka. sementara Ghea wanita itu kini tengah meletakkan sebuah mainan yang dia bawa tadi di samping kursi sofa panjang yang ada di sana.
Mengetahui ada sesuatu yang Ghea beli lagi lantas Flower dengan segera mendekat ke arahnya dan berkata dengan nada pelan. "Kamu beli mainan lagi ya buat Mimosa?" Tanyanya benar kepada adiknya itu.
"Iya hadiah buat dia, barangkali aja dia bakal bangun hari ini kitakan gak pernah tahu" balas Ghea wanita itu memang sering membelikan mainan untuk keponakannya yang satu itu dan berharap Mimosa akan segera bangun dari komanya.
"Iya semoga kita tunggu aja tuhan pasti bakal ngejawab doa kita selama ini kok, percaya deh" ucap Flower yang kini mulai menyuapi Arutalla yang sedang duduk di sampingnya.
setiap hari wanita itulah yang akan selalu merawat Mimosa di rumah sakit ini, menyisir rambutnya dan menjaganya dengan aman, ayahnya-Arsen sengaja menitipkan anak itu pada Flower di karenakan sebuah pekerjaan yang dia punya, sementara ibunya, perempuan itu sudah pergi bersama laki laki lain sejak setahun yang lalu meninggalkan Mimosa sendirian bersama Arsen.
"Bunda semua mainan itu punya Mimosa kenapa banyak banget?" Tanya Arunika ketika melihat betapa banyaknya mainan Mimosa yang sedang terletak di samping kursi sofa panjang. semuanya memang masih baru dan belum pernah di buka oleh siapapun, mainan mainan itu adalah pemberian dari Arsen dan Ghea untuk Mimosa.
"Iya itu hadiah hadiah dari papi Arsen dan Tante Ghea" balasnya kepada Arunika.
"Talla gak di kasih hadiah juga?" Tanya Arutalla yang kini sudah selesai di suapi oleh bundanya, biasanya anak itu akan makan sendiri. dia akan di suapin oleh Flower seperti tadi jika pada saat dirinya sedang tidak mood untuk makan saja.
"Talla mau hadiah juga? Oke bunda beliin sekarang ya" balas Flower sambil menaruh piring bekas makanan tadi di atas sebuah meja.
"Bunda beneran mau beliin?"
"Iya beneran, Talla tunggu sini aja sama kakak yaa jangan nakal oke? ada Tante juga kan" balas wanita sambil menyama ratakan tinggi badannya dengan Arutalla. setelahnya melengos pergi meninggalkan kedua anak anak kembarnya bersama Ghea yang terlihat seperti sedang tidur saat ini. Flower berharap meninggalkan anak anaknya bersama Ghea, tapi Ghea sudah pergi ke alam mimpi saat ini ada ada saja.
"Ayok kita main di sini Talla, Kakak bosan" ajak Arunika kepada adik perempuannya itu untuk duduk di atas lantai rumah sakit yang sudah di hiasi dengan karpet bulu bulu.
"Dimana boneka Barbie kakak yang aku bawa bawa tadi kok gak ada sih?" Tanya Arutalla sambil celingak celinguk mencari mainan Arunika.
"Hey, kalian berdua ngapain duduk di situ? bole aku ikut main sama boneka Barbie ini?"
_____
Tbc miw
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimosa
HorrorKisah tentang seorang gadis kecil berusia enam tahun, dengan segala kemampuan spesial indigonya yang dia dapatkan selepas dirinya sadar dari koma selama berbulan bulan. ❀ 𝐌𝐢𝐦𝐨𝐬𝐚 ❀ ❀ 𝟖 𝐒𝐞𝐩𝐭𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟑 ❀