Part 3

202 19 0
                                    

# FLASHBACK #

Nadia yang saat itu masih berumur empat tahun, sedang bermain bersama Elkan di halaman rumah keluarga Pramudya tiba-tiba saja merasakan pusing.

Elkan yang melihat Nadia yang tiba-tiba saja diam, menghampiri dan memegang pundak nadia.

"Nadia, kamu kenapa? Kok tiba-tiba diam?"

Nadia mendongak menatap Elkan
"Aku pusing Elkan"

Elkan terkejut melihat darah yang mengalir keluar dari hidung Nadia
"Nadia, ada darah keluar dari hidung kamu!"

Kemudia elakan membawa nadia duduk di bangku
"Tunggu di sini oke? Aku kedalam dulu panggil bunda kamu"

Setelah melihat Nadia menganggukan kepalanya, Elkan langsung berlari masuk kedalam rumah memanggil tante Ayuna dan ibunya.

"Tante, tante, nadia!" Panik Elkan

"Sayang, ada apa dengan Nadia?" Tanya ibu Elkan yang sedang duduk di pantry, sementara Ayuna sedang memanggang kue untuk Nadia dan Elkan.

"Tante yuna, ada darah keluar dari hidung Nadia"

Mendengar penjelasan Elkan, Ayuna yang terkejut segera meninggalkan kue yang sedang di panggang nya, lalu menghampiri Elkan.

Yuna berjongkok untuk bertanya pada Elkan.
"Lalu dimana Nadia sekarang?"

"Di taman tante, aku suruh Nadia tunggu di sana, lalu aku segera kesini buat panggil tante"

"Bagus sayang, anak pintar. sekarang ayo tunjukin tante di mana Nadia berada" Yuna mengusap kepala Elkan lalu berdiri melangkah kearah taman rumah keluarga Pramudya.

Elkan segera berlari menuntun Ayuna untuk menunjukan dimana keberadaan Nadia, begitu pun dengan Alana yang segera berdiri dari tempat duduknya mengikuti Elkan dan Ayuna.

"Bi, bibi! Tolong lihatin kue yang sedang di panggang ya"

"Baik bu"

Betapa terkejut dan paniknya Ayuna melihat keadaan putri kecilnya Nadia sudah tidak sadarkan diri.

Yuna segera menggendong Nadia ke pangkuannya
"Nadia sayang, bangun sayang, kamu kenapa nak?"

Alana yang baru sampai pun terkejut lalu segera memanggil sopir keluarganya untuk mnganta mereka kerumah sakit.

"Mba, sebaiknya kita bawa saja Nadia kerumah sakit'

"Ayo mbak, pak wawan sudah menunggu di depan"

Yuna segera berdiri, membawa Nadia masuk kedalam mobil.

"Elkan sayang tunggu saja dirumah ya,  mama antar tante yuna dan Nadia kerumah sakit dulu" Elkan hanya mengangguk

"Sus, titip Elkan ya. Aku kerumah sakit dulu"

"Baik bu"

Saat sampai dirumah sakit, dokter segera memberikan pertolongan kepada Nadia dan kini sudah di pindahkan ke kamar inap VVIP.

Ponsel Alana berdering memecah keheningan yang terjadi di dalam kamar inap Nadia.

"Halo mas"

"Bagaimana keadaan Nadia"

"Nadia Sudah sadar, Sekarang lagi tidur"

"Yuna bagaimana"

"Mba yuna sedari tadi belum makan, dia kacau. Mas masih belum bisa menghubungi mas Bimo?"

Baskara menghela napas kasar
"Hah.. Belum lun. Aku heran sama Bimo kenapa setiap tugas di luar kota dia sama sekali gak bisa di hubungi, aku aja gak segitunya kok. Kamu bagaimana? Nggak kecapean kan? Aku jemput sekarang ya, kamu gak bisa terlalu capek kamu juga lagi hamil besar sayang"

"Iya mas, sebentar lagi juga sus nya Nadia tiba. Jadi ada yang nemanin mba yuna jaga Nadia, yaudah telponnya aku tutup, hati-hati mas"

"Iya sayang"

"Mba makan dulu ya, nanti aku yang nemanin Nadia di sini"

"Aku gak bisa makan lun"

"Mba harus makan, supaya mba kuat. Kalau mba nanti sakit juga, terus siapa nanti yang jadi penguat Nadia"

"Iya kamu benar lun aku harus kuat untuk Nadia, mas Bas masih belum bisa hubungi mas Bimo?"

"Masih belum Mbak"

"Mas Bimo kemana sih, anaknya lagi sakit begini. Dia itu tiap keluar kota gak pernah bisa di hubungi'" omel yuna kesal

"Sabar ya mba, mungkin mas Bimo sedang di tempat yang nggak ada sinyal"

Yuna menghela napas berusaha menenangkan dirinya
"Lun aku titip Nadia ya"

"Iya mba"

Setelah mendengar jawaban Aluna, Yuna kemudian keluar menuju kantin untuk mengisi perutnya.

Saat Yuna kembali dari kantin dan akan masuk kedalam kamar inap Nadia, dia melihat disana sudah ada Baskara, Elkan dan juga pengasuh Nadia.

Yuna melihat Nadia dan Elkan serta Aluna yang sedang tertawa karena mendengar lelucon dari Baskara, Ayuna tersenyum melihat Nadia sudah bisa tertawa. Dia membayangkan jika saja yang ada di sana dia dan Bimo.

Jujur saja dia sedikit iri dengan rumah tangga Baskara dan Aluna yang sangat hangat dan bahagia, apalagi mereka tengah bersiap menyambut kedatangan anak kedua mereka yang berjenis kelamin perempuan, lengkap sudah kebahagiaan keluarga kecil mereka.

Tidak seperti rumah tangganya dan Bimo yang saat ini terasa sangat dingin, apalagi Bimo yang sudah beberapa bulan ini sangat jarang berada di rumah dan lebih sering berada diluar kota.

Kalaupun Bimo berada di rumah dia lebih sering menghabiskan waktunya di ruang kerjanya atau bermain bersama Nadia, Ayuna merasa senang Bimo menghabiskan waktunya bermain dengan Nadian buah hati mereka namun bagaimana dengan dirinya.

Yuna masih mudah dia juga ingin perhatian dari suaminya, dia ingin di manja dan mendapatkan belaian dari sang suami.

Namun Bimo seperti sedang menghindari Ayuna belakangan ini. Sejujurnya Ayuna sudah merasakan perubahan pada Bimo dari beberapa bulan belakangan.
namun dia tidak ingin berburuk sangka kepada suaminya, mungkin saja suaminya memang betul sedang kecapean.

Bimo sudah tidak pernah lagi menyentuh Yuna di ranjang, pernah Yuna berinisiatif mengajak Bimo untuk melakukan Bulan madu kedua mereka, namun Bimo menolak dengan alasan banyak pekerjaan yang harus dia lakukan di luar kota.

Tidak habis akal, Yuna meminta untuk ikut menemani Bimo keluar kota, namun lagi-lagi Bimo menolak dengan alasan Yuna tidak boleh meninggalkan Nadia. Dia berjanji nanti ketika Nadia sudah bisa di tinggal mereka berdua akan pergi berbulan madu.

Yuna hanya bisa mengalah dan tidak ingin memaksakan kehendaknya yang akan berujung pertengkaran, dulu Bimo selalu menuruti apapun permintaan Yuna.
Namun belakangan ini Bimo berubah seratus delapan puluh derajat, Bimo tidak pernah marah kepada Ayuna kini berubah menjadi orang yang sangat cepat tersulut emosinya.

Padahal saat ini Ayunan sangat ingin hamil lagi, begitupun dengan Nadia yang ingin sekali memiliki seorang adik.

KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang