Part 2

206 21 0
                                    

Bimo dan yuna menatap kepergian mereka dengan senyum hangat.
"Seandainya saja Nadia sehat ya mas, pasti dia juga bisa bersekolah normal seperti mereka dan bisa berangkat  bersama mereka"

Bimo memijit pundak istrinya lembut memberikan kekuatan kepada istrinya
"Iya bun, sudah gak usah dipikirkan lagi. Meskipun Nadia tidak pernah merasakan sekolah seperti mereka, dia tetap merasa bahagia. Kan ada karina yang selalu bercerita pada kakaknya tentang kehidupan sekolah"

"Iya mas, aku sangat bersyukur Tuhan memberikan kita dua anak gadis yang sangat cantik"

"Maafkan aku Ayuna" Bimo memeluk istrinya

"Mas jangan minta maaf lagi, yang sudah terjadi biarlah berlalu, memang benar kata pepatah setelah badai akan muncul pelangi.
Disaat aku sedang terpuruk karena mengetahui penyakit Nadia Tuhan mengirimkan karina sebagai obat.
Dengan hadirnya karina membuat Nadia sangat bahagia dan mempunyai semangat untuk melawan penyakitnya, meskipun proses hadirnya membuat aku merasakan sakitnya penghiatan suami dan sahabatku sendiri.
Namun kalian juga memberikan penawarannya yaitu anak gadis yang cantik dan lucu seperti Karina Cantika Hirawan, aku percaya kematian Hilda adalah karma dari perbuatan kalian berdua padakau"

Bimo mengusap air mata di pipi Ayuna.
"Terimakasih karena telah memaafkan kami sayang, dan juga tulus menyayangi karina seperti anak mu sendiri"

"Mas! Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu, gimana kalau ada yang dengar?  kita sekarang masih di ruang tengah loh" Hardik Ayuna kepada Bimo sambil melihat sekeliling takut ada yang mendengar perkataan Bimo

"Karina adalah anak ku, anak pasangan dari Bimo Hirawan dan Ayuna Hirawan adik Nadia.
Sudahlah mulai sekarang kita gak usah bahas masalah ini lagi, aku gak mau nanti anak-anak tau masalah ini apalagi jika karina tau, perasaannya pasti hancur.
aku gak mau karina membenci aku mas, aku takut kalau dia tahu yang sebenarnya dia akan menjauh dari kita.
Aku nggak sanggup jika karina menjauhi ku"

"Nggak akan sayang, karina nggak mungkin bisa benci sama kamu, kamu tau sendiri bagaimana karina sangat menyayangimu dan nggak bisah jauh dari kamu"

Yuna menghapus air matanya, lalu menarik napas dalam-dalam menenangkan dirinya.
"Kamu hari ini jadikan main golf bareng baskara?"

"Jadi, sebentar lagi aku berangkat, kamu mau ikut?"

"Nggak mas, ayo ke kamar aku siapin peralatan golf mu"

Tanpa mereka berdua sadari, karina ternyata sedang mendengarkan pembicaraan mereka di balik tembok, setelah kedua orang tuanya naik ke kamar mereka.

Karina berlari keluar dari rumah, dan masuk kedalam mobil Elkan

"Lama amat rin, gue kira lo uda tidur kembali, bukannya ngambil buku" Sarkas Ala

Melihat raut wajah karina yang seperti ingin menangis Elkan berinisiatif untuk bertanya
"Ada apa sayang? Kok muka kamu seperti mau nangis"

Karina hanya menunduk tidak menjawab pertanyaan Elkan, sedangkan Ala yang mendengar perkataan Elkan, meraih pundak karina lalu membalikan karina ke belakang tempat ia tengah duduk.

Ala terkejut melihat wajah karina yang sudah penuh dengan lelehan air mata, sedangkan bibirnya karina gigit agar isakannya tidak keluar.

"Rin ada apa? Kok lo nangis?" Tanya Ala bingung melihat karina menangis, pasalnya tadi karina baik-baik saja.

Mendengar perkataan Ala, Elkan menoleh melihat karina, lalu segera menepikan mobil yang sedang di kemudikannya.

Elkan meraih karina lalu membuka gigitan karina pada bibirnya dan mengusap-usap bibir karina sejenak kemudian memeluknya

"Hei, ada apa sayang? Kok nangis? Mau cerita sama aku? Hmm" Tanya Elkan lembut

Karina tidak menjawab pertanyaan Elkan dia hanya menggelengkan kepala dan semakin sesegukan

"Its oke sayang, nggak apa-apa kamu bisa nangis sepuasnya, aku akan nunggu kamu siap bercerita" Elkan mengusap-usap punggung karina sambil sesekali menciumi pucuk kepala kekasihnya itu.

Elkan dan karina adalah sepasang kekasih, mereka sudah bertahun-tahun menjalin hubungan asmara tanpa ada yang mengetahuinya terkecuali Ala.

Setelah puas menagis karina akhirnya bisa berbicara meskipun masi dengan sesegukan.
"Aku gak mau ke kampus hari ini"

"Terus kamu mau kemana sayang?"

"Aku mau ke apart kakak aja"

"Oke, everything for you honey" Elkan melepaskan pelukannya pada karina tidak lupah mencium kening kekasihnya yang sedang rapuh itu, lalu mengatur posisi karina dengan baik di sisi kemudi dan memasangkan seatbelt untuk karina.

Elkan menarik napas sejenak, lalu menoleh kebelakang pada Ala
"Lo gimana la, mau tetap ke kampus?"

"Ya enggak la, buat apa lagi ke kampus udah telat begini, lagi pula melihat keadaan karina saat ini emang gue bisa fokus di kampus"

"Jadi sekarang lo mau ke mana?"

"Ikut lah ke apart lo"

"Sorry ya la, gara-gara gue kalian jadi gak ngampus hari ini"

"Santai rin, sebenarnya gue juga lagi malas ngampus, tapi si Elkan maksa gue harus ngampus. lo emang penyelamat gue rin"

"Mulut lo Ala, sekali lagi lo panggil gue Elkan gue robek mulut lo"

Mendengar ancaman Elkan Ala reflek menutup mulutnya"
"Sorry bang, Ala lupa"

Setelah mendengar permintaan maaf Ala, Elkan langsung melajukan mobilnya menuju ke apartemennya.

                          

          Hilda Khairunnisa Wirawan

                (Ibu kandung karina)

                (Ibu kandung karina)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang