| FIVE

499 50 0
                                    

The more you have feelings for someone, the more you get distracted by the thought of whether you really have feelings for them. After ten years of friendship, the crush turns to silent love.

"Shut up my pretty brain." Teriak Tassha dalam hati. Karena meskipun ia baru saja dicium oleh sahabatnya yang satunya lagi dan jelas-jelas ia tidak punya rasa sama sekali, ia juga tidak bisa membawa dirinya untuk benci. Because she is also the same. Berharap ada satu momen yang bisa memberikannya keberanian untuk melakukan hal yang sama pada Egi.

Biasanya pertemanan sepuluh tahun bisa membuat seseorang sadar apakah teman kamu bisa ada harapan menjadi cinta. Tassha sadar dalam sepuluh tahun terakhir, meskipun dengan pacar yang berbeda-beda, ada satu bagian di hati kecilnya berharap Egi punya rasa yang sama dengannya. Saat menonton drama, ia sangat suka cerita friends to lovers. Di Operation Love, sebuah J-drama yang terkenal pada masanya, ada Ken Iwase yang tiba-tiba menyesal tidak mengakui perasaannya pada Rei Yoshida, tepat di pernikahan perempuan itu. Di In Time With You, Chen You Qing membuat taruhan konyol dengan sahabatnya, Li Da Ren tentang siapa yang akan menikah lebih dulu di usia tiga puluh lima.

Cerita-cerita yang konyol dan tidak seharusnya ada di dalam sebuah pertemanan sebenarnya ini nyatanya menjadi harapan di dalam hidupnya bertahun-tahun. Berharap ada satu hari, lelaki itu tiba-tiba ingat bahwa Tassha adalah orang yang ia cintai.

Dan jika ditanyai kenapa ia bisa jatuh cinta pada Egi, alasan-alasan yang ia punya dari dulu akan menghilang begitu saja. Karena ia sudah tidak punya lagi jawaban. Mungkin, karena Egi adalah Egi. Sama seperti bagaimana ia tahu Aria mencintai Max sepenuh hati dan Egi menyukai Aria saat masa kuliah. Yang membuat Tassha bisa menahan perasaannya dari Egi adalah karena ia tahu lelaki itu tidak akan pernah ada rasa untuknya, dan disaat yang bersamaan, ia tidak ingin kehilangan satu-satunya pijakan hidupnya di dunia ini. Pertemanan diantara mereka berempat.

Lucky are those who find friends and lovers in the same person, but she doesn't have the courage. Friendship is good when it turns to love, but love turns to friendship hurt. Seperti yang ia katakan, ia tidak memiliki keberanian untuk melewati patah hati sebesar ini.

Ketika ia kembali sadar diri, ia mendapati dirinya tidak bisa menjawab ucapan Max. Karena ia takut membuat keputusan yang salah.

"Lo lapar? Mau gue masakkin?" Tanya Tassha random. Max merasa Tassha bercanda dengan cara yang menyakitkan, karena ia baru saja meluapkan sepuluh tahun perasaannya tanpa reaksi dari Tassha.

"Apapun yang kamu masak." Ucap Max. Ia tidak perlu takut dengan masakan Tassha, karena ia sendiri telah merasakannnya selama bertahun-tahun.

"Walaupun gue masak ikan?" Tantang Tassha, menyebutkan makanan yang paling dibenci Max.

"Apapun yang kamu masak, Sha. Aku suka." Dan jawaban Max berhasil membuat Tassha bergidik. Dalam seketika, panggilan gue - lo yang sudah mereka gunakan selama bertahun-tahun seketika keluar menjadi aku - kamu dari bibir lelaki ini.

"Max, duh."

"Aku cuma mau coba, siapa tahu bisa buat hati kamu tergugah."

Tassha menggelengkan kepala. Melihat waktu sudah menunjukkan pukul delapan, ia berjalan menuju dapur dan membuat tumis daging dan telor steam. Masakan simple ala Chinese yang ia pelajari dari resep-resep majalah yang ia baca dulu. Tak lama, aroma yang membangkitkan selera muncul dari dapur. Maxwell mengambil piring yang ia hapal letaknya dimana, menyiapkan cutlery dan dengan sigap membantu Tassha mengangkat masakan yang baru ia siapkan.

"Telor yang biasa kamu bikin?" Maxwell mengenali salah satu menu yang Tassha buat, telor steam yang selalu dibuatkan oleh Tassha setiap kali ia sakit dan mencari Tassha. Lucu memang disaat ada banyak orang di rumahnya yang siap siaga memberikan semua yang ia butuhkan, ia selalu mencari Tassha.

UNFITTED, UNFATED [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang