the kiss

695 63 56
                                    

Doyoung berhenti menangis sejak 10 menit yang lalu. Junkyu memeluknya dari belakang, mereka berbaring di atas ranjang milik si sulung. Waktu pulang tadi, Doyoung terus nangis. Bikin Junkyu makin emosi dan berakhir dia yang biarin adik manisnya itu nangis di kamar mandi.

Iya, Junkyu yang langsung menyeret si bungsu ke kamar mandi. Doyoung panik begitu Junkyu bawa dia ke kamar mandi yang ada di dalam kamar si abang.

Dengan keadaan gelap. Doyoung takut gelap, dia ga suka keadaan yang bener bener gelap. Minimal cahaya remang remang gapapa, yang penting ga gelap semua.

"Abang, bukain pintu!!! Hiks hiks.. hiks, a-abang!! ABAAAAANGG!!!!!"

Doyoung berteriak, menggedor gedor pintu, tapi Junkyu bahkan hanya diam sambil mengganti pakaiannya.

"Abang maafin aku, aku ga suka gelap kaya gini... bukain pintunya, abang"

Junkyu masih diem, dia duduk di ranjang miliknya sambil meneguk air putih di gelas yang ada di nakas samping tempat tidurnya.

Ketika si manis sudah mulai tenang, Junkyu baru beranjak dari ranjangnya. Berjalan ke arah kamar mandi, berdiri di depan pintu tanpa berniat membukanya.

"Udah nangisnya?"

"Hiks.."

"Oh belum, selesaiin dulu aja"

"U-udah... hiks.. udah selesai, aku mau keluar abang..." ujar si bungsu.

Lalu si sulung pun membuka pintu kamar mandi. Setelah dibuka, Doyoung langsung memeluk sang abang. Memeluk lehernya erat, mencengkeram kaos hitam yang dikenakan si sulung.

Junkyu membalas pelukannya, mengusap punggung serta kepalanya.

"Nurut sama abang. Kalo kamu ga nurut sama abang, abang bawa kamu ke kamar mandi belakang dan biarin kamu disana. Paham?"

Doyoung mengangguk dengan cepat. Dan satu kecupan di pundak dan leher pun dia dapatkan dari Junkyu. Kamar mandi belakang, kamar mandi yang berada di bagian belakang rumahnya. Doyoung ga pernah menginjakkan kakinya kesana. Gelap, kotor, dan Doyoung ga suka. Bagian belakang rumah emang jarang ada yang kesana. Cuma beberapa hari sekali aja dibersihin karna emang jarang banget ada yang kesana.

Si bungsu Kim itu punya trauma sendiri sama tempat gelap. Apalagi kamar mandi belakang. Dia pernah dikurung disana selama beberapa jam sama papanya. Doyoung masih kecil waktu itu, umurnya masih empat tahun.

Gara gara si manis yang pernah kabur ke rumah temannya. Teman yang bagi sang papa tak layak untuk dijadikan teman bagi orang kaya sepertinya.

Doyoung pernah kabur ke rumah temannya, Dohwan namanya. Rumah Dohwan cuma sebuah apartemen kecil, kotor, dan jauh dari lingkungan yang bersih. Masuk gang kecil, sangat tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Papa marah, dia bawa Doyoung dan mengurungnya ke kamar mandi belakang. Dari jam 8 malam, sampai jam 12 malam.

Mama ga bisa menolong, karna mama Doyoung lagi pergi untuk menghadiri sebuah acara. Si sulung yang masih berumur 8 tahun itu cuma bisa menemani si adik di depan pintu kamar mandi.

Menahan kantuknya dan menemani sang adik, Junkyu gatau dimana papa nyembunyiin kunci kamar mandinya. Sampai ada bibi yang dateng bawa kunci yang diem diem dia curi dari papa.

Doyoung berhasil keluar, dan setelahnya dia demam selama hampir 2 minggu. Mama terus berada di sampingnya, begitu pula Junkyu. Dia terus memeluk adiknya sepanjang hari.

Dan Junkyu merasa devaju, dia masih inget gimana nangisnya Doyoung waktu itu. Gimana wajah pucat adiknya yang sembab karna terlalu lama menangis, gimana suara adiknya yang sampai serak karna terus berteriak.

né de vous aimer | hoonbbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang