Rotterdam, musim dingin.
Salju turun di kota Rotterdam malam hari itu. Seseorang yang tengah berdiri di depan dinding kaca apartemennya menghela nafas.
Besok adalah keberangkatannya pulang ke kampung halaman, Korea Selatan. Setelah dia menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun tinggal di kota terbesar kedua setelah Amsterdam di Belanda, dia pulang ke negara asalnya.
Rotterdam adalah pilihannya saat dia lulus SMA dan memutuskan buat meneruskan kuliahnya di Universitas Erasmus Rotterdam.
Merasa enggan untuk beranjak dari tempat berdirinya walau waktu udah menunjukkan pukul 2 dini hari. Salju masih turun, cuaca semakin dingin.
"Tidur, Jihoon. Besok kamu flight pagi ke Seoul." Ucap seseorang yang berdiri di belakangnya.
Park Jihoon, sosok yang masih betah berdiri di depan dinding kaca apartemennya. Memilih untuk diam tanpa membalas perkataan orang yang baru aja nyuruh dia tidur.
"Malam ini malam terakhir aku di Rotterdam" kata Jihoon.
"Hmm, kayanya besok malam kamu masih di pesawat"
Jihoon berdecak, lalu duduk di samping laki laki yang lebih tua dari dia. Donghyuk namanya, dia anak dari sekretaris ayahnya Jihoon. Donghyuk ditugaskan buat jagain Jihoon selama dia tinggal di Rotterdam.
"Kenapa sih ayah nyuruh aku pulang cepet?? Aku masih pengen cari kerjaan disini" omelnya.
Jihoon ngerasa males buat pulang dan ketemu keluarganya yang penuh dengan otoriter. Cuma di Rotterdam dia ngerasa bebas, tapi dengan seenaknya ayahnya nyuruh dia pulang.
"Tujuan ayah kamu sekolahin kamu tinggi tinggi, di tempat bagus ya buat apa lagi kalo ga buat masa depan kamu? Justru itu dia nyuruh kamu buat pulang karna masa depan kamu disana, bukan disini" bales yang lebih tua.
"Ngomong sama abang berasa kaya ngomong sama sekretaris Kim" decaknya.
"Ya orang anaknya, gimana sih?!"
Ya bener juga sih, mereka emang mirip. Yang satu nurut banget sama perkataan ayahnya, yang satu juga nurut banget.
Jihoon jadi males.
"Dah lah, aku mau tidur aja"
Akhirnya, Jihoon beranjak dari tempatnya duduk. Memilih untuk tidur walaupun nyatanya matanya ga bisa terpejam sama sekali. Pikirannya menuju ke salah satu orang yang berhasil mencuri hatinya selama mereka berkuliah di Rotterdam.
"Bodo ah gimana kisah cinta gue kalo gue balik ke Seoul" gumamnya.
🍁🍁🍁
Udara malam di Seoul yang begitu dingin, Jihoon baru aja keluar dari bandara setelah beberapa jam flight dari Rotterdam ke Seoul.
Capek, pengen langsung tidur. Tapi, kayanya itu ga berhasil karna ayah yang tiba tiba ngajak dia ngobrolin hal penting.
"Jihoon, ayah mau ngobrol serius sama kamu" kata sang ayah.
Demi Tuhan, ini bahkan masih di mobil. Jihoon capek, pengen tidur, tapi ayah seolah ga kasih dia waktu dan harus dengerin apa yang akan beliau bicarakan.
"Ayah, nanti aja di rumah bisa? Aku capek" katanya pelan.
"Hhh, ayah cuma mau bilang, kamu besok mulai kerja di kantor ayah. Ayah mau kasih jabatan ayah ke kamu"
Jihoon baru pulang, ga ditanyain kabar atau sekedar dia udah makan atau belum--faktanya Jihoon ga makan apapun selama di pesawat--atau setidaknya kasih Jihoon beberapa saat buat istirahat. Ini malah langsung di kasih kerjaan, mana dikasih langsung jabatan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
né de vous aimer | hoonbby
Fanfictionjihoon was born to love doyoung, but jihoon let him down. So, what should Jihoon do? letting doyoung go but killing himself slowly, or holding doyoung but making him hate jihoon even more? hoonbby, ft. kyubby, hwanbby, jeongharu