Part:14

20.8K 2.2K 45
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Javier dan adek-adeknya sekarang sedang berjongkok di samping makam mommy mereka, mereka merapalkan doa setelah membersihkan makan tersebut.

Setelah itu, Javier sebagai yang anak pertama tersenyum pada adek-adeknya memberikan kekuatan, karena dia yakin adeknya itu pasti sedih.

Terlebih ini pertama kalinya si kembar pergi ke makam mommy mereka.

"Mom, mommy bisa lihat diatas sana kan, Javier kesini sama adek-adek"

"Ada Ferdy, Karel dan Darel juga di sini"

"Putra-putra mommy sudah tumbuh dengan sehat dan tampan"

"Jadi mommy tenang ya di sana, Javier pasti akan selalu menjaga mereka" ujar Javier tersenyum tipis menatap nisan tersebut.

Karel dan Darel diam, melihat Ferdy yang menangis membuat hati mereka juga ikut terasa sakit.

Mereka tau rasanya kehilangan, bahkan dulu mereka kehilangan kedua orang tua mereka sekaligus. Jadi mereka tau apa yang dirasakan oleh Javier dan Ferdy saat ini.

Walaupun Javier terlihat lebih kuat, tapi mereka yakin Javier sedang memendam perasaannya sendiri.

Tidak ada yang baik-baik saja, ketika kehilangan orang yang berharga dalam hidupnya kan.

"Mom, maafin Karel karena baru nemuin mommy hari ini"

"Udah terlalu lama ya mom" ujar Karel terkekeh pelan dan menghapus air matanya.

"Karel jadi nggak punya muka buat ketemu mommy hari ini, padahal mommy sudah kasih kehidupan buat Karel sama Adek"

"Tapi Karel bahkan nggak pernah sekalipun nemui Mommy, maaf" gumam Karel dan merangkul bahu Darel, kemudian menengadah menatap langit biru.

"Tante, tante sekarang udah bersama Karel dan Darel kan?"

"Mereka pasti bahagia bersama tante di sana ya"

"Karel senang kalau mereka senang"

"Karel cuma mau bilang makasih, karena udah membiarkan kita menempati raga anak tante"

"Kita jadi punya kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan kita"

"Karel janji, akan selalu menjaga raga ini, dan menjaga Raga Darel tentu saja"

"Percaya sama Karel ya, kapan-kapan datang ke mimpi Karel sama Darel ya tan, ajak si kembar juga"

"Ada banyak hal yang ingin Karel katakan pada tante dan si kembar" batin Karel dengan air mata yang mengalir.

"Bang" ujar Darel memeluk Karel.

"Gapapa, abang di sini" ucap Karel mengelus punggung Darel yang bergetar.

Kebiasaan Darel sedari dulu saat mereka berkunjung ke makam orang tua mereka di kehidupan sebelumnya, Darel memang hanya diam dan tiba-tiba memeluk Karel seperti itu.

Karel sendiri paham, tanpa dijelaskan pun Karel paham apa yang dipikirkan dan dirasakan kembarannya itu.

"Adek nggak akan sendirian, ada abang di sini"

"Abang selalu bersama adek" gumam Karel mengatakan kalimat penenang itu, kalimat yang biasanya Karel katakan pada Darel sedari dulu.

Darel mengangguk, kemudian mempererat pelukannya hingga akhirnya dia terisak. Membuat Javier dan Ferdy yang tadi sibuk membatin menatap ke arah si kembar.

Javier dan Ferdy sampai saling tatap, apalagi mendengar suara tangisan yang memilukan itu.

Darel yang selama ini jarang menampilkan ekpresi, sampai menangis memilukan seperti itu.

Story of the Twins Brother (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang