Part:22

18.6K 1.9K 60
                                    

Vote and comment juseyo..
....

Waktu berkemah mereka sudah selesai, sekarang Daniel dan ke 4 putranya sudah kembali ke mansion karena ada  meeting dadakan yang harus didatangi oleh Daniel hari ini.

Begitu juga Javier yang harus kembali kuliah karena sudah bolos beberapa hari. Pasti banyak tugas yang sudah menumpuk sekarang pikirnya, dan siap-siap saja nanti dia harus begadang menyelesaikan semua itu.

"Ayolah dad, Ferdy bisa main lebih lama di sana sama Karel dan Darel"

"Daddy sama abang bisa pergi aja" ucap Ferdy terus membujuk Daddynya itu.

"Tetap nggak Ferdy, bilang aja kalau kamu mau kabur dari masa hukuman kamu kan?" Ucap Daniel sudah tau niatan putra keduanya itu.

"Nggak kok, Ferdy mau berenang di danau, Karel dan Darel pasti juga mau kan?"

Ferdy menatap si kembar dengan tatapan seperti memberikan isyarat.

"Nggak kok dad, kami mau istirahat aja di kamar" ucap Karel kemudian menatap mengejek ke arah Ferdy, membuat Ferdy menatapnya kesal.

Karena adeknya itu ternyata tidak mau membantunya.

"Dengar sendirikan, sekarang kembali ke ruang hukuman kamu" ucap Daniel

"Biar Karel aja yang kurung Ferdy dad, daddy bersih-bersih dulu aja sekarang, nanti telat meetingnya"

"Ehh nggak ya, nanti kalian malah rantai gue lagi, gue pergi sama om Teo aja"

"Ayo om" ucap Ferdy langsung naik ke lantai atas, diikuti oleh Teo di belakangnya.

Melihat itu membuat Karel tertawa pelan, sepertinya Ferdy sedikit trauma dengan apa yang mereka lakukan beberapa hari lalu.

Dan tidak dipungkiri Karel sedikit terhibur dengan ekspresi panik Ferdy tadi.

"Daddy bersih-bersih dulu ya, kalian istirahat"

"Atau kalau kalian mau pergi main nanti, kabari daddy dan Satria dulu" ucap Daniel dan mengelus rambut Darel.

"Iya dad" ucap Karel tersenyum dan mereka akhirnya naik ke lantai 3 dimana kamar mereka berada, secara beriringan.

Setelah itu, mereka berpisah menuju kamar masing-masing, setelah Daniel mencuri kecupan di pipi kedua putranya itu tadi.

.

.

.

.

.

Darel berada di kamarnya dengan menatap langit-langit kamar mereka, memikirkan perasaan aneh ketika menerima perlakuan lembut Daniel pada mereka.

"Mikirin apa El?" Tanya Karel yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan rambut yang masih basah.

Ngomong-ngomong Darel juga sudah mandi, sebelum Karel tadi. Makanya dia bisa langsung rebahan, sambil menunggu abangnya itu bersih-bersih.

"Hmm nggak tau bang, rasanya aneh" ucap Darel masih menatap langit-langit kamarnya.

"Apanya yang aneh?"

"Rasanya aneh aja waktu Dani... daddy perhatian sama kita, rasanya gue nggak bisa nolak setiap usapan lembut itu mengusap rambut gue" ujar Darel mengutarakan isi hatinya, Karel mengangguk mengerti dan duduk di samping adeknya itu.

Dia selalu senang adeknya itu selalu berterus terang mengatakan isi hatinya padanya.

"Gue juga ngerasa gitu, rasanya kayak usapan hangat dan nenangin yang gue rindukan sejak dulu"

Story of the Twins Brother (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang