Part:38

16.8K 1.6K 102
                                    

Vote and comment juseyo..
...

Lenguhan serak berhasil membuat Darel membuka matanya yang sedang rebahan di samping Daniel, dia langsung duduk ketika melihat Daddynya itu sudah terbangun.

"D-darel" ujar Daniel berusaha duduk, tapi langsung ditahan oleh Darel dengan menggelengkan kepalanya.

"Tiduran aja" ujar Darel, Daniel diam dan akhirnya menurut karena kepalanya yang tiba-tiba merasa pusing.

Mungkin karena dia tiba-tiba bangkit dan duduk tadi pikirnya.

"Minum dulu dad"

Darel membantu Daniel minum, menggunakan sedotan. Setelah itu kembali meletakkan gelas di nakas, dan memeriksa suhu tubuh Daniel.

"Masih panas, daddy makan dulu ya, habis itu minum obat"

"El ambil makanan dulu"

Daniel menggeleng dan menahan tangan Darel yang hendak turun dari kasur.

"Di sini aja" ujar Daniel menarik Darel kembali tiduran, kemudian memeluk putra bungsunya itu.

Darel bisa merasakan hawa panas yang keluar dari tubuh daddynya itu, bahkan deru nafas Daniel saja juga terasa sangat panas.

Darel akhirnya pasrah dan mengambil ponselnya.

"El, telpon abang dulu" ujar Darel mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Karel.

Berbicara tentang abang-abangnya, mereka sekarang sedang sarapan bersama, Darel tadi juga dipaksa ikut sama Javier untuk sarapan terlebih dulu, tapi Darel yang keras kepala berhasil menang karena ingin menjaga Daniel.

Setelah mengatakan pada Karel kalau daddy mereka itu sudah bangun, Darel kembali meletakkan ponselnya di kasur dan menatap Daniel, yang juga menatapnya.

"Maafkan daddy" ujar Daniel dengan tatapan yang penuh penyesalan. Darel tersenyum tipis dan membersihkan keringat di dahi Daniel dengan tisu.

"El udah maafin daddy"

"Benaran, kamu udah maafin daddy?" Tanya Daniel memastikan dengan raut wajah bahagia.

"Iya, tapi El nggak akan maafin daddy lagi kalau daddy nyakitin kami lagi" ujar Darel dan diangguki oleh Daniel dan kembali memeluk putra bungsunya itu erat.

"Iya daddy tau, makasih, makasih karena udah maafin daddy"

"Daddy janji nggak akan nyakitin kalian lagi, ehh bukan..."

"Daddy nggak akan janji, daddy akan buktiin kalau daddy akan menjaga dan tidak akan menyakiti kalian"

"Daddy akan berusaha bikin kalian bahagia tanpa terluka, apalagi karena daddy"

"Makasih El, daddy senang karena kamu udah mau maafin daddy" ujar Daniel mengecup puncak kepala Darel berkali-kali.

"Wah apanih, pelukan nggak ngajak-ngajak"

"Dan daddy, lepasin adek, nanti demam daddy nular lagi sama El" ujar Ferdy menatap kesal daddynya itu, karena mencuri kesempatan memeluk dan bahkan mengecup kepala Darel.

Daniel mendengar itu menatap ke tiga putranya yang menatapnya dengan ekspresi yang berbeda.

"Dek sarapan dulu" ujar Vier memberikan makanan pada Darel, Darel duduk dan menerimanya.

"Makasih bang" ujar Darel dan diangguki Vier. Kemudian Karel mendekati Daniel dengan semangkok bubur di tangannya.

"Makan dulu dad"

"Suapi ya, tangan daddy lemes banget" ujar Daniel membuat Javier dan Ferdy memutar matanya malas.

Karel membantu Daniel duduk dan menyandarkan tubuh Daniel dia sandaran kasur tersebut, setelah itu dirinya dengan telaten menyuapkan bubur tersebut pada Daniel.

Story of the Twins Brother (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang