Phuwin, si bungsu Pirapat itu Kembali menghembuskan nafasnya kasar, entah sudah berapa kali remaja 17 tahun itu melakukannya, dia bahkan tidak bisa lagi menghitungnya.
Dia tidak bodoh tapi pada saat itu pikirannya hanya focus pada satu hal dan secara impulsive mengikuti semua perkataan seseorang yang seharusnya tidak dia ikuti, jika diingat lagi Phuwin rasanya benar-benar ingin mengetawakan dirinya, bagaimana bisa dia mengikutinya dengan mudah.
Beberapa bulan lalu, saat sekolahnya melakukan sebuah kunjungan ke salah satu universitas yang lumayan terkenal di kotanya untuk menghadiri open fakultas dimana semua fakultas di universitas tersebut akan membuka stand dan memaparkan keunggulan fakultas mereka guna untuk menarik perhatian anak-anak sekolah menengah atas yang sebentar lagi akan melangkah menuju jenjang universitas.
Phuwin yang saat itu tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang membuatnya terdiam seribu kata memutuskan untuk berpisah dengan teman-temannya dan mengikuti orang tersebut ke tenda medis tapi sebelum itu orang tersebut menyapa akrab sosok tampan yang tengah berdiri menjaga tenda fakultas kedokteran.
Phuwin menghampiri pria tampan yang disapa itu dan dengan spontan melingkari tangannya pada bahu sipria, berbicara dengan nada akrab dan bertanya mengenai orang yang tadi menyapa sipria.
Pria itu tampaknya membeku sambil menatap Phuwin dengan pandangan memuja, mengulum senyuman sebelum akhirnya menawarkan diri untuk memperkenalkan orang tersebut kepada Phuwin. Phuwin yang melihat kesempatan itu langsung mengagguk dengan senyuman pepsodentnya. Tapi sayangnya sipria menetapkan syarat yang seharusnya dapat Phuwin pikir tidak wajar saat itu, kesenangan sesaatnya membuatnya hanya menganggukkan diri.
Syaratnya adalah memperkenalkan dirinya sebagai pacar sipria, 'Kenalkan saya Phuwin pacarnya pangpond' sebuah kalimat dengan senyuman yang ia ucapkan kepada sosok yang membuatnya penasaran itu berhasil membuatnya menjadi objek ketertarikan orang-orang disekitar mereka, tapi sayangnya Phuwin tidak peka juga terhadap hal itu.
Dan plot twist nya lagi adalah sosok Pangpond itu merupakan ketua kaderisasi fakultas kedokteran yang akan menjadi pendisiplin mahasiswa baru. Phuwin tidak menyangka bahwa kalimat singkat darinya itu seolah menjadi boomerang baginya pada hari pertama ospek. Semua orang terkesan lebih menjaga jarak dengannya dan bersikap berhati-hati dengannya, bahkan sampai sekarang tidak ada yang ingin berteman dengannya karena rasa takut mereka akan label 'pacar ketua kader'.
Jika ayah Earth tau habislah sudah.
"Hei." Seorang pria tampan yang mengenakan pin ketua medis menyapa pelan Phuwin saat remaja itu termenung di meja kantin sendirian.
"Kak.."
"Kenapa Pangpond tidak makan bersamamu?" Tanya sipria dengan nada lembutnya.
"Aku..."
"Ahhh apakah dia tidak bisa terlihat bersama maba karena jabatannya? Aku mengerti tidak perlu kau jelaskan." Sela sipria tanpa menunggu jawaban Phuwin.
"Kak." Panggil Phuwin pelan tanpa terlalu memikirkan perkataan sipria.
"Ya?"
"Apakah kau mengenal Sahaphap Wongratch?" Tanya Phuwin penuh dengan kehati-hatian.
"Hmmm tidak.."Balas sipria setelah berpikir sebentar.
"Apakah di keluargamu tidak ada yang memiliki nama seperti itu?" Tanya Phuwin lagi dengan penuh harap.
"Itu sedikit mustahil, Daddy ku Adulkittiporn dan Papaku Atthaphan, dan aku tentu mengikuti daddyku jadi Mix Adulkittiporn. Setauku tidak ada yang memiliki nama itu di keluarga besar kami." Ucap si pria Bernama Mix itu.
"..."
"Apakah dia seseorang yang kau kenal?" Tanya Mix setelah melihat ketidakpuasan di wajah Phuwin.
"Dia...orang yang melahirkanku." Ucap Phuwin pelan.
"..."
"Dan dia sangat mirip dengamu, aku sempat mengira bahwa kau adalah dia." Lanjut Phuwin yang tampaknya berhasil membuat Mix sedikit tidak nyaman.
"..."
"Maafkan aku, tampaknya aku..."
"Tidak-tidak, jika dia terlihat seperti aku kenapa kau tidak bertanya padanya, siapa tau kami adalah saudara yang terpisah." Sela Mix tidak ingin menambah kekusutan di wajah imut Phuwin.
"Tampaknya Tuhan lebih menyayanginya, jadi aku tidak bisa menanyakan hal itu, kecuali Tuhan membawaku juga." Ucap Phuwin dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Part Of Soul
RomanceSosoknya begitu indah... Bagaimana bisa laki-laki didepannya ini begitu terlihat cantik dan mempesona.. "Jika pada saat itu aku masuk kedalam kehudapan seseorang yang mirip denganmu dulu, apakah aku akan jatuh seperti ini juga?" -Earth Pirapat