Chapter 4

8 3 0
                                    

Keheningan yang seperti kematian terjadi di bawah atap. Hanyalah suara gemerisik salju yang turun yang terdengar.

Para gadis pelayan dan pelayan wanita tua yang berdiri di samping semuanya menahan napas dan tidak berani mengeluarkan suara apapun. Hanya saja tatapan mereka yang dengan hati-hati melihat ke arah Ren Yaoqi dan Ren Yaohua semuanya tampak memuat sedikit kegugupan.

Kedua mata Ren Yaohua yang dingin dan tegas menatap tajam ke arah Ren Yaoqi. Melihat bahwa Ren Yaoqi hanya menutupi pipi dan mengerucutkan bibirnya selagi dia menatapnya tanpa mengucapkan apa pun setelah menerima tamparan darinya, juga tidak menerkam untuk membalas tamparannya, dalam hati Ren Yaohua merasa itu sedikit aneh. Namun, kepiluan yang dideritanya akhir-akhir ini menyebabkan rasa dendam di hatinya semakin memuncak. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia mengangkat tangannya dan ingin menampar Ren Yaoqi lagi.

Pada saat itu, tirai pintu utama bergerak. Seorang momo berusia sekitar empat puluh tahun, dengan perawakan tinggi dan rambut sedikit beruban di pelipisnya berjalan ke luar.

Begitu dia melihat dua orang yang saling berhadapan di koridor, ekspresinya langsung berubah. Melihat Ren Yaohua masih ingin memukulnya, dia segera bergerak dan memeluk Ren Yaoqi untuk melindunginya. 

Dengan wajah serius, dia memberi tahu Ren Yaohua, "Nona Ketiga, kita baru saja kembali ke kediaman hari ini. Apa yang sedang Anda lakukan? Jangan lupa bahwa Nyonya masih sakit." 

Pada saat yang sama, dia diam-diam menatap Ren Yaohua dengan penuh arti.

Ren Yaohua melihat kegelisahan dan kekhawatiran di mata momo itu. Mengingat ibunya masih sakit, dia menggertakkan gigi dan menurunkan tangannya tetapi tatapan dia berikan pada Ren Yaoqi seperti biasa masih tetap sangat dingin.

Ren Yaoqi mengamati interaksi mereka. Momo itu tampaknya melindunginya agar tidak dipukuli oleh Ren Yaohua di muka, tetapi lengannya yang memeluknya erat-erat juga telah menahan lengannya sehingga membuatnya tidak bisa bergerak. Ini untuk mencegahnya bergegas menyerang Ren Yaohua untuk membalas dendam.

"Nona Kelima. Bisakah Anda tidak membuat keributan juga? Nyonya, dia masih sakit. Masuklah untuk melihatnya." Zhou Momo memasang wajah datar dan menundukkan kepalanya sambil membujuk Ren Yaoqi.

Ren Yaoqi mengganggukkan kepalanya, memberi isyarat agar Zhou Momo melepaskannya.

Zhou Momo awalnya berpikir bahwa dia masih harus melakukan debat yang sia-sia untuk menasihati Ren Yaoqi tetapi dia tidak menyangka bahwa Ren Yaoqi dengan mudah menerima kekalahannya kali ini. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertegun sejenak, setelah itu dia dengan hati-hati menyesuaikan ekspresinya di mata Ren Yaoqi.

Ren Yaoqi menutupi wajahnya dan kedua matanya sedikit menatap ke bawah.

Zhou Momo mencoba melepaskan tangannya secara perlahan. Ren Yaoqi memang tidak memiliki pergerakan lain. Dia hanya mengelilingi Ren Yaohua dan mengangkat tirai untuk memasuki ruang utama.

Tata letak umum dari halaman Zi Wei adalah sedikit lebar dan agak panjang. Oleh karena itu, meskipun dapat dianggap sebagai halaman besar dengan tiga bagian, hanyalah terdapat tiga ruangan utama. Untungnya, semua ruangannya sangat luas.

Ruang luar tepat berada di tengah aula utama. Ruang tambahan di sebelah timur dapat digunakan untuk menemui para tamu. Meja kecil dengan kaki pendek yang diletakkan di atas pemanas ranjang adalah tempat yang biasanya digunakan untuk makan. Ruang tambahan di sebelah barat adalah ruang tidur dan setelahnya ada bilik kecil lainnya. Bilik kecil itu memiliki pintu kecil yang terbuka ke arah utara sehingga memudahkan aliran air panas dari bagian belakang halaman.

Ren Yaoqi langsung berjalan menuju ruang tambahan di sebelah barat. Sebuah ranjang luas dengan banyak ukiran ditempatkan dekat dengan dinding utara di ruang tambahan sebelah barat. Kanopi bersutra merah yang baru diganti digantung pada kait tembaga di pilar ranjang. Ada seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahun terbaring di tempat tidur.

Wanita itu memiliki wajah berbentuk oval dan rambut tebal. Wajahnya sangat cantik dan anggun tetapi kulitnya pucat karena kondisinya yang sakit. Bibirnya juga tidak terlalu kemerahan. Mungkin karena dia memiliki kebiasaan suka mengernyitkan alisnya, ada sedikit tanda '川' di antara alisnya, sehingga penampilan aslinya yang sebenarnya masih muda bercampur dengan tampilan yang lebih tua.

"Ibu...." 

Scheme of the Official DescendantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang