Begitu Ren Yaoqi berdiri membariskan diri berdasarkan urutan, dia mendengar suara para pelayan di luar secara bersamaan menyapa Nyonya Tua Ren dan Tuan Tua Ren.
Punggung tegak Ren Yaoqi menjadi kaku. Dia mulai menarik napas dalam-dalam secara perlahan, memaksa dirinya untuk rileks.
Para lelaki yang duduk di Ruang Timur segera berdiri, dan Nyonya Pertama yang telah menyiapkan meja makan juga dengan cepat meletakkan sepiring campuran Fulu tahu dingin di tangannya yang berada di sisi tenggara meja makan. Kemudian, dia dengan risau pergi menyambut para tetua di pintu berukir pola cahaya bulan.
***Fulu : Sejenis salad tofu yang membawa keberuntungan.
Sama seperti semua orang di ruangan ini, Ren Yaoqi telah berdiri tegak dengan tubuh sedikit condong ke depan, lengannya diletakkan ke satu sisi dan tatapannya yang terkendali.
Nyonya Pertama baru mengambil tiga atau empat langkah ke depan ketika Nyonya Tua Ren dan Tuan Tua Ren muncul.
Tuan Tua Ren berusia lima puluh enam tahun ini, tetapi dia tinggi dan mengesankan, pikirannya kuat dengan sepasang mata yang tajam. Nyonya Tua Ren, yang berdiri di sisinya, berusia beberapa tahun lebih muda darinya. Dia memiliki wajah bulat, alis tipis, dan meskipun usianya sudah tidak muda lagi, masing-masing pipinya memiliki lesung pipit yang membuatnya tampak tersenyum meskipun sebenarnya tidak. Ironisnya, mereka memberinya kedok kebajikan yang sebenarnya tidak ada.
Ren Yaoqi memperhatikan saat kedua tetua itu masuk dan duduk di ujung meja makan, dia kemudian menundukkan kepalanya dan mengikuti semua orang untuk bersujud kepada Nyonya Tua Ren dan Tuan Tua Ren.
Dia bersujud dengan postur yang sempurna, dan memberi hormat kepada Nyonya Tua. Dia mendengarkan suara di atasnya, dalam dan bergema seperti lonceng pagi, "Kalian semua boleh berdiri."
Entah bagaimana, mendengar suara itu membuat ingatan dari kehidupan sebelumnya muncul kembali. Pada saat dia bersiap untuk meninggalkan Keluarga Ren, suara dengan nada yang tak terbantahkan dan bermartabat itulah yang bergema di kepalanya, "Gadis kecil, jangan pernah lupa bahwa selama bertahun-tahun ini, Keluarga Ren-lah yang telah membesarkan dan melindungimu dengan penuh perhatian, memenuhi segala kebutuhanmu, baik pangan maupun sandang. Bahkan, jika kamu meninggalkan keluarga, ingatlah selalu bahwa kamu adalah putri dari Keluarga Ren, dan hanya ketika Keluarga Ren berkembang pesat barulah putri mereka dapat berdiri dengan kuat di luar!"
Dia tidak tahu apakah Nyonya Tua Ren mengajarkan prinsip-prinsip itu kepada setiap wanita di Keluarga Ren sebelum mereka meninggalkan rumah untuk menikah, tetapi memikirkan hal itu membuatnya mencibir. Lagipula, ini adalah pertama kalinya dia mendengar seseorang mengucapkan kata-kata tak tahu malu dengan cara yang sangat sok dan tentu saja dengan cara peringatan.
Nyonya Tua Ren sepertinya sudah lupa bahwa pada saat itu, putri Keluarga Ren yang hendak pergi ke luar ini, tidaklah berangkat untuk menikah.
Hidupnya telah hancur total, namun Nyonya Ren Tua masih bisa dengan tenang menuntut pengorbanan lebih lanjut darinya atas nama kewajiban berbakti.
Lengan kanan Ren Yaoqi tiba-tiba terantuk ringan, menyebabkan dia sadar dengan cepat dan dia menoleh untuk melihat ekspresi sedikit bingung dari saudari keempatnya, Ren Yaoyin.
Tampaknya, semua orang sudah berdiri, tapi dia masih berlutut di sana, tidak bergerak.
Ren Yaoqi berpura-pura berdiri dengan lemah dan Ren Yaoyin mengulurkan tangannya untuk membantunya, "Saudari Kelima, apakah kamu masih merasa tidak enak badan?"
Tatapan semua orang tertuju pada mereka dan Nyonya Pertama buru-buru berjalan mendekat dan mengangkat tangannya untuk menyentuh keningnya, "Ada apa? Bukankah kamu sudah pulih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Scheme of the Official Descendant
Fiction HistoriqueMeskipun Ren Yaoqi memisahkan diri dari belenggu keluarganya di kehidupan sebelumnya, karena dia keliru dalam mempercayai ucapan dan pendapat dari kerabat sedarahnya dengan mengorbankan segalanya demi kepentingan keluarga, hal itu pada akhirnya meny...