BAB I

573 35 2
                                    


Kring.....kring.....kring.....

Suara dari jam weker terus bergema di kamar seorang pemuda. Suaranya masih mencoba membangunkan sang pemilik kamar. Tapi tidak ada tanda-tanda dia akan bangun, sampai terdengar suara ketukan bahkan gebrakan di pintu kamar tersebut. Alhasil sang pemilik kamar bangun karena terkejut mendengar suara bising dari pintu yang dipukul dengan keras. Dirinya terbangun dengan linglung menengok kekiri dan kekanan.

Seorang pemuda yang manis serta imut bernama Ping Krittanun Aunchananun panggil saja Ping, selalu seperti ini jika pagi hari. Walaupun sudah menyalakan alarm tetap saja akan sulit untuk bangun. Ping melihat jam di meja nakas nya, dan betapa terkejutnya dia jam sudah menunjukkan pukul 7.15. Padahal hari ini dia ada mata kuliah pagi.

"Sial!!!" Umpatnya sambil buru-buru berlari masuk kamar mandi. Setelah 15menit mandi dia cepat-cepat keluar dan memakai baju seragamnya. Berdandan seadanya tidak berlebihan. Walaupun Ping selalu tampil sederhana, tapi itu semua tidak menghilangkan kelucuan dan keimutannya yang selalu membuat orang jatuh cinta. Entah itu laki-laki ataupun perempuan.

Ping memang selalu tampil sederhana, tapi jangan salah sebenarnya dia anak seorang pengusaha kaya dari Thailand. Dia memang tidak suka memamerkan kekayaan orang tuanya. Karena dia benci kepada orang-orang yang mendekatinya hanya untuk hartanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.45, Ping bergegas lari menuruni anak tangga rumahnya menuju ruang makan. Sesampainya di sana, sudah ada kedua orang tuanya yang sedang sarapan. Lalu Ping langsung berlari kearah mereka dan mencium pipi orang tuanya.

"Morning pa... ma..." ucapnya dibarengi dengan mencium pipi ayah dan ibunya

"Morning too baby" balas sang ayah tuan Dechapaya Aunchananun dan istrinya nyonya Lili Aunchananun

"Pa... Ma... Ping berangkat ya?"

"Au... Ping... Sarapan dulu sayang" pinta sang ibu

"Maaf ma, Ping sudah terlambat. Jadi nanti aku sarapan di kampus saja. Ok na... Bye...bye..." Ucapnya sambil berlari keluar rumah dan melambaikan tangan kepada orang tuanya

Ayah dan ibunya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putra semata wayangnya.

"Selalu saja begitu, tidak berubah. Padahal dia sekarang sudah menjadi mahasiswa, tapi kalau pagi susah sekali bangun dan yang paling parahnya lagi sifat cerobohnya tidak hilang" ibunya menggerutu sambil menyiapkan sarapan sang suami

"Biarkan sajalah. Asalkan dia tetap menjadi anak baik, berprestasi, dan tetap menjadi bayi kecil kita. Aku tidak masalah dengan itu" ayah Ping menimpali

"Ah kau ini selalu saja membelanya. Jangan terlalu memanjakannya"

"Hei... Aku pikir bukan cuma aku yang memanjakannya, kau pun sama"

"Yak!!! Kau... Ah sudahlah, berbicara denganmu sama seperti berbicara dengan Ping. Menyebalkan..."

Sang suami hanya tersenyum menanggapi gerutuan istrinya

***

Di kampus

Sesampainya di kampus Ping berlari menuju kelasnya. Sampai depan kelas Ping melihat ke dalam, disana sang dosen sudah datang dan sedang mengabsen mahasiswanya. Ping berjalan mengendap agar tidak ketahuan dia terlambat untuk kesekian kalinya. Tapi dosen tersebut melihat Ping dan memanggilnya.

"Tuan Krittanun, kau terlambat lagi..." Panggil miss Tania dengan suara lembutnya

"Hehehe..... Sawadihkhab miss, maaf Miss" jawab Ping sambil cengengesan

"Hhh... Kau ini selalu saja terlambat, aku sampai bosan melihatnya. Sudah sana duduk di bangkumu" perintah Miss Tania

"Iya Miss, terimakasih Miss" Ping langsung duduk di bangkunya.

Get us together for a long time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang