BAB VI

406 25 4
                                    


Sekarang semua sudah berkumpul di kamar Ping. Mereka duduk di sofa yang ada diruangan itu sambil mengobrol untuk menunggu Ping siuman. Tak berselang lama akhirnya Ping membuka matanya dan melenguh pelan.

"Engh...."

Semua yang mendengar langsung berdiri menghampiri ranjang Ping. Ma Ping duduk di ranjang dengan tangan menggenggam tangan Ping. Ping yang merasa ada yang menyentuhnya langsung menarik tangannya dan terduduk dikasur sambil ketakutan. Dirinya menangis dan meraung takut.

"Aaaaa.....hiks...hiks... Tolong.... Jangan sentuh aku, kumohon menjauh dariku..... Tolong bebaskan aku, aku ingin pulang...hiks... Ma Pa tolong Ping...hiks... Badan ping sakit, Meraka memukulku...hiks... Mereka jahat padaku Ma Pa.....hiks...hiks..." Ping meraung dan menangis pilu.
"Ping sayang ini mama nak. Lihat mama di sini. Mama akan menolongmu sayang" Ma Ping mencoba berbicara dengan anaknya sambil menangis dan mencoba menyentuhnya. Tp Ping malah semakin berteriak dan hampir memukul mama nya karena ketakutan. Semua yang melihatnya merasa cemas dan sedih. Alhasil Meen lah yang maju menggantikan mama Ping yang ditarik mundur. Meen langsung memeluk Ping dengan erat sambil menangis. Dia tidak perduli kalau dirinya jadi sasaran amukan Ping, asalkan Ping bisa kembali sadar. Ping terus berteriak dan memukuli punggung Meen. Meen masih berusaha menenangkan Ping dengan elusan di punggung, bisikan-bisikan menenangkan, dan kecupan-kecupan di kepala Ping. Sebetulnya punggung Meen terasa sakit akibat pukulan Ping. Mau bagaimanapun Ping bukan anak kecil dan pukulannya lumayan kuat, tapi Meen berusaha menahannya. Karena dia tau yang dialami Ping tidaklah mudah. Setelah sekitar 30menit akhirnya Ping sedikit tenang walaupun masih menangis dirinya sudah mulai sadar. Semua orang sedikit lega melihat Ping, termasuk mama nya walaupun masih menangis juga. Ping melihat keatas dan menemukan wajah Meen begitu dekat dengan wajahnya. Bahkan hidung mereka bersentuhan.

"Phi Meenh..." Ucapnya pelan
"Ya sayang... Kau butuh sesuatu, apa sekarang kau baik-baik saja?" Tanya Meen penuh kelembutan
"Emm.... Aku...aku... Hiks...hiks... Phi Meen tolong aku, mereka jahat, tolong aku Phi Meen, aku takut" Ping kembali menangis tapi tak sekeras tadi
"Tenang sayang, aku disini akan tetap disini, disampingmu. Tak akan pernah meninggalkanmu dan akan selalu menjaga dan melindungimu. Sudah jangan menangis lagi na?"
"Phi Meen berjanji na? Tak akan meninggalkanku?" Ucapnya sendu
"Aku berjanji na Ping" janji Meen pasti dengan tersenyum dan diakhiri dengan kecupan dikening Ping. Ping pun memejamkan matanya, merasakan kasih sayang yang Meen berikan. Mama Ping dan kedua sahabat mereka akhirnya bisa tersenyum lega.

***

Malam hari diruang makan rumah Ping semua sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam. Ping juga sudah mau turun dan makan bersama yang lain. Papa Ping pun sudah kembali ke rumah setelah dikabari sang istri kalau anaknya kambuh. Tuan Decha langsung kembali dari perjalanan bisnisnya di kota lain. Dirinya merasa sangat khawatir pada putranya. Untung saja saat sampai rumah Ping sudah tenang dan berada dalam pelukan Meen. Nyonya Lily menjelaskan semuanya termasuk tentang Meen pada suaminya. Tuan Decha akhirnya bisa bernafas lega dan sangat berterima kasih pada Meen.  Sekarang mereka sedang makan malam sambil bercengkrama. Thomas dan Gungun juga ikut makan malam Karena tidak diperbolehkan pulang oleh nyonya rumah sebelum perut mereka kenyang.

Setelah makan malam, mereka berkumpul diruang keluarga. Tak lama setelahnya, Thomas, Gungun, dan Meen pamit pulang karena sudah malam. Orang tua Ping sangat berterima kasih pada mereka semua karena sudah mau menjaga Ping. Tapi saat Meen akan pergi Ping berlari kearahnya dan menarik tangannya. Meen pun dan yang lainnya terkejut atas tindakan Ping yang tiba-tiba.

"Ping ada apa sayang, kenapa kau menarik tangan Meen nak?" Tanya nyonya Lily
Sambil menundukkan kepalanya Ping berkata dengan lirih.
"Phi Meen tolong jangan pergi na? Temani Ping tidur, Ping takut na phi Meen?" Dengan mata berkaca-kaca Ping melihat Meen. Meen yang ditatap seperti itu langsung menarik Ping kedalam pelukannya. Mata Meen beralih ke orang tua Ping seakan meminta ijin. Orang tua Ping menganggukkan kepalanya dan tersenyum menyetujui. Karena mereka tidak ingin anaknya kambuh lagi.
"Ok khab, phi tidak akan pergi. Phi akan disini menemanimu. Apa kau senang sekarang?"
"Em... Khop Khun khab na phi Meen" jawab Ping sambil tersenyum dan menghapus air matanya.
"Sudah sekarang kalian istirahat, ini sudah malam. Kalian pasti lelah, terutama Meen yang seharian menjaga bayi besar" canda papa PING
"Paaaaa....." Ping merengek malu

***
Dikamar Ping, Meenping sudah berbaring di ranjang sambil berhadapan. Keduanya bersiap tidur setelah membersihkan badan mereka dan mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman. Mereka berbaring berhadapan dan saling melempar senyuman.

"Ping...."
"Khab phi Meen"
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Ping hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban
"Ping, bolehkah aku menjaga dan melindungimu mulai dari sekarang?"
"Khab, tapi apa itu tidak merepotkan phi na?
"Tidak sama sekali. Justru aku ingin selalu disampingmu, menjagamu, dan melindungimu. Kau mungkin tidak akan percaya dengan apa yang akan aku katakan. Karena semua orang tau bahwa aku seorang playboy yang suka gonta-ganti pasangan. Tapi jujur Ping, sejak pertama aku melihatmu tersenyum aku tertarik padamu. Awalnya aku pikir hanya tertarik biasa, tapi lama-lama perasaan itu berubah menjadi perasaan suka dan sekarang berganti menjadi cinta. Entah sejak kapan aku jatuh cinta padamu, aku pun tak tau. Yang jelas perasaan itu mengalir begitu saja, dan semakin lama semakin kuat. Walaupun aku selalu bergonta-ganti pasangan, tapi satu yang pasti aku tidak pernah menyatakan cintaku pada mereka. Dan semuanya kujalani tanpa status dan untuk kesenangan saja. Lain halnya padamu Ping. Aku benar-benar ingin membuatmu menjadi milikku, hanya milikku. Biarkan jika kau menganggap aku egois, tapi kenyataannya memang begitu. Aku ingin senyummu, pandanganmu, cintamu hanya tertuju padaku. Aku ingin kau menjadi milikku satu-satunya selamanya" Ping hanya menatap Meen sambil mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir Meen. Sambil sesekali mencari kebohongan dalam setiap kata yang Meen ucapkan. Tapi Ping hanya menemukan ketulusan Dimata Meen. Setelah menarik nafas dalam, Meen melanjutkan lagi ucapannya sambil menggenggam tangan Ping.
"Ping aku tau mungkin ini terlalu cepat untukmu, tapi aku tidak ingin menundanya lagi. Aku tidak ingin lagi keduluan orang lain. Jadi Ping, maukah kau menjadi kekasihku? Menemani hari-hari ku yang buruk dan merubahnya menjadi indah bersamamu?" Ping masih diam atas pertanyaan Meen barusan, membuat Meen semakin dibuat gugup. Setelah beberapa menit Ping menghela nafasnya dan bertanya
"Apa phi yakin dengan apa yang phi tanyakan?"
"Phi yakin Ping"
"Lalu, ini tidak akan mudah jika aku menjadi kekasihmu. Pasti semua gadis dikampus yang sudah jadi mantanmu ataupun yang hanya menyukaimu akan marah padaku. Mereka pasti akan melakukan segala cara untuk memisahkanmu dariku. Mereka pasti akan melakukan apapun padaku agar kau meninggalkanku. Ini benar-benar tidak mudah untukku phi. Apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi padaku?"
"Aku sudah berjanji akan menjaga dan melindungimu, maka itulah yang akan terjadi. Asalkan setiap apa yang kau alami, kau beritahu aku. Maka aku akan membalasnya" ucap Meen dengan yakin
"Tapi phi harus berjanji tidak ada rahasia apapun diantara kita. Walaupun kejujuran itu kadang menyakitkan, tapi kita harus tetap jujur satu sama lain"
"Khab phi berjanji na Ping. Kalau phi mengingkari janji, kau boleh menghukum phi dengan cara apapun"
"Baik, kalau begitu sekarang aku yakin dengan keputusan yang akan kubuat"
"Apa jawabanmu Ping?"
"Khab phi Meen, aku mau jadi kekasihmu" ucap Ping sambil tersenyum lebar. Dan jawaban Ping membuat Meen ikut tersenyum. Dengan segera Meen menarik Ping kedalam pelukannya dan mengucapkan terimakasih terus menerus. Meen merenggangkan pelukannya dan mencium kening, kedua mata Ping, pipi kanan dan kiri, mencium hidung Bangir Ping. Menjauhkan sedikit wajahnya, Meen kembali menatap Ping penuh cinta. Membuat yang ditatap tersenyum malu dan salah tingkah. Lama memandang, akhirnya Meen semakin mendekatkan wajahnya sambil memandang bibir plum Ping ingin segera mengecupnya. Ping yang menyadari apa yang akan dilakukan Meen hanya memejamkan matanya pasrah. Bibir mereka akhirnya menempel untuk yang pertama kalinya. Awalnya hanya menempelkan saja, tapi Meen dengan berani mulai menggerakkan mulutnya. Menyesap bibir atas bawah Ping. Merasa Ping belum membalas ciumannya, Meen menjulurkan lidahnya menggoda bibir manis Ping.
"Eungh....." Lenguhan kecil terdengar dari Ping yang mulai terbawa suasana karena godaan dari lidah panas Meen. Ping mulai membalas ciuman Meen dengan tangan yang meremas Surai hitam Meen, sedangkan tangan Meen berada di pinggang Ping dan menariknya lebih dekat lagi sampai tak ada jarak diantara mereka. Meen yang mulai bergairah menggigit bibir Ping, membuat Ping membuka mulutnya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Meen. Dia langsung melesatkan Lidahnya kedalam mulut Ping. Mengajak lidah Ping untuk berperang didalam mulut keduanya sambil bertukar air liur. Setelah hampir 15menit mereka berciuman, Ping yang mulai kehabisan nafas menepuk-nepuk pelan dada Meen untuk mengakhiri ciuman panas mereka. Dengan tidak rela Meen melepaskan ciumannya diakhiri dengan kecupan panjang. Ping terengah-engah, dan berusaha mengambil udara sebanyak-banyaknya. Wajahnya memerah sampai ketelinga, mengingat apa yang baru saja ia lakukan dengan Meen. Ping tidak berani menatap wajah Meen karena saking malunya. Dia dengan cepat memeluk Meen dan menenggelamkan wajahnya di dada Meen. Meen yang tau kekasihnya sedang malu hanya tersenyum dan mengeratkan pelukannya sambil sesekali memberi kecupan pada kepala dan kening kesayangannya. Tak ada lagi pembicaraan antara mereka. Yang ada hanyalah senyuman manis dibibir keduanya sampai mereka terlelap dan beralih ke alam mimpi.

TBC

Sorry lama baru up, alnya author lagi agak sibuk dan kemaren hp rusak 🙏🙏🙏

Get us together for a long time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang