Chapter 8

1.1K 146 4
                                    

Jangan lupa Vote & Komen 💚💜

.
.
.

Typo bertebaran 🙏🏻🙏🏻

.
.
.

Taehyung kembali ke rumahnya dan bergegas menuju kamarnya mengambil beberapa pakaian secukupnya sebelum akhirnya pergi. Dia menatap bangunan besar itu untuk terakhir kalinya karena dia berjanji tidak akan kembali jika sang ayah tidak merestuinya. Bangunan mewah itu punya begitu banyak kenangan dulu saat keluarga mereka masih bahagia sebelum perpisahan kedua orang tuanya terjadi.

"Tae kau mau kemana nak?" Tanya seorang yeoja saat melihat anak tirinya berdiri dengan tas ransel yg cukup besar. Taehyung menoleh menatap wanita yang begitu dia benci, wanita yang membuat semua kebahagiaannya hilang.

"Itu bukan urusanmu, bukankah ini yang kau mau? Agar kau dan putramu bisa menguasai harta pria tua bodoh itu" jawab Taehyung sinis lalu pergi begitu saja.

Dia benar-benar tidak membawa satupun fasilitas dari ayahnya dia hanya membawa baju secukupnya dan beberapa barang penting di ranselnya. Taehyung melangkah menaiki kendaraan umum untuk pertama kalinya. Tujuannya hanya satu apartemen sederhana milik kakanya.

Butuh waktu cukup lama untuknya sampai karena harus beberapa kali salah naik bus, waktu saat itu sudah menunjukan pukul 11 malem dimana namja tampan itu akhirnya sampai di depan apartemen kecil kakanya. Dia memencet bell beberapa kali sampai seseorang muncul di balik pintu itu.

"Tae" ucap jungkook kaget saat melihat adik kesayangannya tampak kusut dan masih memakai serangamnya. Tanpa banyak bertanya jungkook mengajak Taehyung masuk menyiapkan air hangat untuk namja tampan itu mandi dan memasak sesuatu.

Taehyung sudah keluar dari kamar mandi memakai baju santainya lalu duduk di kursi menunggu sang kaka yang tengah memasak.

"Makanlah dulu setelah itu ceritakan semuanya pada hyung" ucap jungkook lembut dan tentu langsung di angguki oleh yang lebih muda.

Kini dua namja berbeda umur itu tengah berpelukan di atas ranjang sempit satu-satunya di apartemen itu. Taehyung menceritakan semuanya yang terjadi tanpa mengurangi sedikitpun. Jungkook mendengarkan dengan baik, sebenarnya dia sudah tau dan menduga bahwa ini yang akan terjadi tapi dia tak menyangka adiknya akan memilihnya dan melepas semua haknya termasuk haknya sebagai pewaris keluarga kim.

"Apa kau yakin tae?" Tanya jungkook lembut tak ingin menyakiti

"Aku sekarang memang tak punya apapun, tapi aku masih punya cukup tabungan dari uang jajanku yang appa tak tau, setidaknya itu bisa mencukupi biaya sekolahku sampai lulus. Aku akan bekerja untuk membiayai makan dan lainnya, apa kau tak masalah hyung berkencan dengan pria miskin?" Jawab Taehyung santai

"Tentu aku bisa menangung hidupnya jika itu perlu, pria miskin yang membuat aku gila" balas jungkook

Mereka tertawa tersenyum bahagia menikmati malam yang dingin namun tidak bagi mereka karena kehangatan kembali menemani mereka.

.
.
.

Pagi datang begitu cepat membuat kedua makhluk yang tengah saling mendekap itu terpaksa harus bangun dan bersiap. Hari ini mereka berangkat ke sekolah bersama dengan bus. Sepanjang jalan begitu banyak yang menatap Taehyung kangum, terpesona dengan ketampanan namja tersebut. Taehyung yang sudah biasa menjadi pusat perhatian hanya cuek tak peduli matanya hanya fokus pada satu orang yang selalu membuatnya terpesona.

Mereka masuk ke lingkungan sekolah bersama mengabaikan banyak tatapan bertanya diantara banyak siswa karena untuk pertama kalinya mereka melihat seorang kim Taehyung datang tanpa kendaraan mewahnya dan malah bersama seseorang yang tak lain adalah guru baru yang akhir-akhir ini menjadi perhatian karena mampu bertahan lama.

CladdaghTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang