Suara Omar yang sekarang memenuhi telinganya, menjadi jembatan ke sebagian dari dirinya yang paling dalam, bagian yang mencari penghiburan dan pengertian dalam perjalanan ini yang penuh dengan rintangan, akhirnya ia menemukan menemukan Omar.
Di ambang pintu Sakti berdiri diam, Sakti berdiri di ambang pintu, memandang pria yang telah menjadi mercusuar dalam badai hidupnya dalam ruang kecil itu, menyerap kehangatan lembut dari lampu dinding yang memberikan sentuhan terang dalam kegelapan ruangan yang melankolis.
Di sudut, potret laki-laki muda berpose dengan kepercayaan diri dan semangat, seolah mengajak orang-orang untuk melihat ke dalam masa lalu yang lebih baik, lebih cerah.
Sosok yang dahulu perkasa kini tergeletak dengan tubuhnya yang kurus kering di atas tempat tidur yang dingin. Sekarang, kulitnya hanya selubung longgar yang menampakan kerangka yang hampir tak berdaya. Tulang-tulangnya menjorok tajam di bawah kulit pucat, menciptakan siluet yang mengingatkan pada bayangan kematian.
Hanya ada satu tanda kehidupan yang masih tersisa dalam tubuhnya yang rapuh: gerakan tangan yang lemah dan tidak menentu. Tangan itu mencoba bergerak, tetapi kekuatannya telah merosot sejauh ini. Jari-jarinya yang dulu kuat kini hanya bisa bergerak dengan gemetar, menciptakan gerakan yang hampir tak terlihat.
Di samping tempat tidur yang penuh dengan penderitaan ini, Omar duduk dengan penuh perhatian. Wajahnya tercermin dalam sorot mata lemah yang mencari-cari makna di mata pasien yang hampir terpejam. Tangan besar dan kuatnya memegang tangan yang rapuh dengan lembut, menciptakan kontras yang sangat mengharukan antara kekuatan dan kelemahan. Suara napas yang tertahan dalam detik-detik itu terasa seperti denyut nadi yang meredup.
Terdengar bisikan dua perawat yang berbicara dengan lembut. Kedua wanita itu berbagi tatapan, "Keluarga Pak Rizal sepertinya tidak pernah datang, ya?" kata perawat yang lebih muda, kepalanya sedikit miring.
Perawat yang lebih tua mengangguk, wajahnya menunjukkan campuran kelelahan dan kepedulian. Dia berbicara dengan nada yang serius, "Mmm, iya, sulit melihat seseorang di tahap akhir seperti ini, sendirian... tapi setidaknya dia memiliki teman di sampingnya saat ini," katanya, mengarahkan pandangannya ke arah Omar dan pasien.
Seketika, Sakti merasakan denyut di dadanya meningkat, detik berlalu seperti jam. Sebuah pengertian diam bahwa meskipun di tempat ini, di mana kematian adalah tetangga yang terlalu akrab, ada tempat untuk kehangatan, untuk kasih sayang, untuk kehidupan
Tangan Omar, yang juga besar dan berotot, memegang tangan pasien dengan perasaan yang mendalam, menciptakan sebuah kontras yang mengharukan antara kekuatan dan kelemahan, antara hidup dan kematian, memperlihatkan sisi kemanusiaan yang paling murni di tengah kekacauan yang mengerikan ini, dengan ketulusan yang memungkinkan secercah harapan untuk bersinar, bahkan di tempat yang paling gelap sekalipun.
Tiba-tiba, seperti terdorong oleh suatu daya magnetik tak terlihat, Omar membalik tubuhnya. Mata teduhnya yang terlubung air mata bertemu dengan mata Sakti.
Sakti merasa seolah-olah ia bisa menyentuh rasa sakit, kelelahan, dan ketegangan yang membebani Omar.
"Sakti... apa yang kamu lakukan di sini?" suara Omar bergetar, hampir tenggelam dalam kegaduhan sekitar namun tetap penuh dengan kekhawatiran dan cinta mendalam. Wajahnya memancarkan perasaan campur aduk antara terkejut dan lega melihat Sakti di sana, di tengah kekacauan itu.
Sakti mencoba merangkai kata, namun seolah-olah setiap kata terjebak di tenggorokannya, terhalang oleh gumpalan emosi yang mendalam. Akhirnya, dengan suara yang hancur dan patah, ia berbicara. "Om... Om, aku... aku mencarimu ke kantor, kata Tante Andara Om lagi di sini..." Sakti berhenti, mengingat tujuan awalnya yang kini terasa jauh dan remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAVO
RomanceBravo, seorang polisi gay terpaksa memakai topeng heteroseksual setiap hari demi melindungi dirinya di lingkungan yang homofobik. Kehidupannya berubah drastis saat Omar, seorang aktivis LGBT handal, memintanya untuk menjaga Sakti, seorang remaja yan...