XV Ujung Pelangi

956 23 7
                                    

Di dalam ruangan yang pernah dipenuhi oleh suara tawa hangat, atmosfer berubah drastis seiring dengan kehadiran seorang pemuda yang tampak terluka secara emosional. Celine dan Mitra seketika merasakan perubahan yang mendalam dalam udara. Ekspresi mereka berubah dari raut kehangatan menjadi wajah yang dipenuhi kecemasan akan keadaan yang belum mereka mengerti sepenuhnya.

Mitra, wanita dengan aura keibuan yang mendalam, memandang pemuda itu dengan mata yang penuh pertanyaan dan keprihatinan. Kedua matanya menelusuri setiap detail dari pemuda tersebut; dari rambutnya yang acak-acakan hingga mata yang memerah dan nampak kehilangan. Keibuan yang menjadikan Mitra seorang wanita yang hangat kini mengalir kuat, mencoba untuk mencari cara bagaimana ia bisa membantu.

Di sisi lain, Celine memahami apa yang terjadi melalui kontak mata yang ia usahakan tercipta dengan pemuda itu. Dengan suara yang berusaha keras untuk menenangkan, namun getaran tak terhindarkan menembus, ia berbicara dengan nada yang lembut namun terdengar jelas, "Hey, kamu baik-baik saja?"

Namun, respons yang didapatkan hanyalah gumaman berulang dari pemuda itu, matanya berkeliaran liar menolak kontak mata dengan Celine "...maaf...maaf...," yang terdengar seperti suara gesekan kertas pasir yang kering dan rapuh. Suaranya membawa nada putus asa, seolah-olah ia tenggelam dalam mantra yang tak berhenti diputar di dalam benaknya, mantra yang membawanya ke dalam jurang keputusasaan. Matanya berkilau dengan air mata yang mengisi dan meluap.

Celine, dengan hati yang dikuasai oleh keinginan untuk membantu, bergerak dengan hati-hati mendekati pemuda tersebut, dia mencoba untuk menawarkan sentuhan yang menenangkan, bertanya dengan suara yang hampir berbisik, "Seseorang melukaimu?" Dia bergerak perlahan berinat menawarkan penghiburan dengan sentuhan.

Namun, ketika sentuhan tersebut mencapai bahu pemuda tersebut, sebuah respons yang keras dan mendadak terjadi. Pemuda itu terlonjak dengan cepat, mengeluarkan suara yang keras dan memekakkan telinga, "Jangan sentuh!" Nada suaranya tinggi, menggetarkan udara di sekitar mereka dengan rasa takut yang berlebihan.

Sekelompok orang yang berada di dekat Celine dan Mitra terhenti, rentetan obrolan yang tadinya riang beralih menjadi hening mendalam yang terasa membeku di udara. Mata mereka tertuju pada sosok pemuda yang tak diundang itu, sosok yang membawa gelombang kegelapan dan ketakutan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Orang-orang di sekitar terhenti, ada yang tengah tertawa namun tawanya segera menguap digantikan dengan ekspresi bingung yang mendalam.

Tiba-tiba, indra penciuman mereka dihantui oleh aroma yang mengganggu. Bau yang mencengkeram menggantikan aroma kue dan krim yang sebelumnya mengisi ruangan, mengiris hingga ke lubuk hati yang paling dalam. Sebuah bau yang sangat menyengat.

Bau Kencing.

Dalam keadaan seperti ini, Celine, berdiri dengan wajah yang memucat, matanya yang biasanya berbinar kini memandang genangan kecil yang membentuk di lantai, air ompol dari pemuda itu.

Ruang itu bergetar dengan jeritan Celine yang menusuk sukma. 

"...A..Apa yang terjadi?! Ka..kamu kenapa?!" nada suaranya meningkat, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Respon yang diterima adalah tangisan histeris dari pemuda itu. Wajahnya terdistorsi dengan air mata yang mengalir deras, bibirnya terbuka lebar, berteriak, "Maaf! Maaf!!" Dia berulang kali mengulang kata-kata itu, suaranya terdengar putus asa, mencoba untuk mengartikulasikan sesuatu lebih dari itu, namun kata-kata lain tidak mampu keluar, terjebak di tenggorokannya yang tercekat oleh isakan.

Momen hening tergantung berat di udara sebelum pecah oleh tangisan pemuda yang gemetar itu. Wajahnya terbentuk dari ketakutan, mata merah yang berair menatap sekitar dengan teror tak terucapkan yang menggema dalam ruangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRAVOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang