17-Proved

2.5K 264 21
                                    

Author's note : Chapter ini mengandung unsur missgendering, jadi buat kalian yang kurang nyaman sama hal ini bisa lewatin aja scene-nya ya! Nggak ada di semua scene kok


Seiring berjalannya waktu, kandungan sang pangeran kian membesar, begitupun kondisi fisik pangeran Fourth yang tidak baik-baik saja. Setiap hari, tabib kerajaan terus memantau kondisi sang pangeran, memberikan obat yang ditujukan agar pangeran dan bayinya sehat.

Apalagi, hanya sang enigma yang selalu mendukung dan berada di sisinya selagi orang-orang meragukan kehamilannya. Bukan jalan yang mudah bagi Fourth, tetapi ia harus tetap bertahan demi bayinya.

"Bagaimana dengan ini? Apa kau menyukainya?" Tanya Gemini dengan mata yang berbinar, memperlihatkan beberapa potong pakaian yang baru selesai di jahit oleh penjahit khusus kerajaan.

Tangannya mengusap-usap perut, Fourth menatap sendu pakaian yang berjajar rapi untuk ditunjukkan kepadanya, ia tersenyum kecil, "Aku menyukai model yang ini, sepertinya cocok untuk anak kita, tuanku," Komentar Fourth seraya menunjuk salah satu pakaian dengan model yang belum pernah ia lihat, "Bayi laki-laki ataupun perempuan, ia akan terlihat menawan dengan pakaian ini,"

Sang enigma mengangguk antusias, ia memberikan pakaian tersebut pada pelayannya, "Beritahu penjahit, buatkan beberapa pakaian seperti ini lagi untuk anakku, alphaku menyukainya," titah Gemin.

Lantas Fourth terkekeh pelan, "Sebenarnya kau tidak perlu membuatkan yang lain lagi, aku menyukai yang itu, bukan berarti aku akan membuang yang lain," tuturnya lembut, kemudian ia berjalan perlahan menuju kursi untuk duduk, memijat punggungnya perlahan. Dengan sigap, sang enigma turut membantu, memijat punggung alphanya, "Sakit?"

Hanya anggukan yang di berikan, tanpa Fourth meminta, Gemini telah menjadi suami yang selalu siaga, memenuhi kebutuhan Fourth selama ini, berada disisi Fourth saat orang-orang meragukan alpha tersebut, memberikan dukungan emosional setiap saat.

"Tuanku, terima kasih," ujarnya yang diangguki sang enigma dengan tulus.

Senyuman kecil terukir manis, Gemini menampakkan senyum tersebut pada alphanya, "Apapun aku lakukan untuk kalian, jangan khawatir, ya?"

Fourth menggeleng, "Bukan, maksudku... tentang kelahiran anak ini,"

"Anak kita," Koreksi sang enigma.

"Baiklah, aku mengkhawatirkan sesuatu," Gumamnya pelan yang masih di dengar Gemini, "Enigma, jika aku tidak selamat..."

Cepat-cepat Gemini merengkuh tubuh alphanya, memberikan kenyamanan kecil dengan usapan ringan di lengannya, "Kau akan selamat, tanamkan hal itu dalam pikiranmu! Jika kau pergi, aku juga akan mati, bagaimana dengan anak kita? Apa kau tega?!"

Fourth mendongak, menatap manik kecoklatan sang alpha, "Aku tidak, tetapi tuanku, ketakutan itu terus hinggap di kepalaku. Apa lagi ketika semua orang meragukan ayah dari anak yang aku kandung, rasanya aku ingin mati saja,"

"Jaga bicaramu, alpha!" Enigma mendesis tidak senang,"Kita akan membesarkan anak kita berdua, ya! Melatihnya dengan ilmu-ilmu terbaik, kita akan hidup sampai kita melihat anak kita bahagia nanti, berjanji, ya!"

"Shh..."

Pangeran Fourth merintih, rasa sakit itu datang lagi, perutnya mengencang, alpha itu tak bisa menahannya lagi. Sedangkan Gemini tiba-tiba panik, ia meminta beberapa pelayan membantunya memapah alpha tersebut.

"Pangeran mahkota, ketubannya pecah!"

***

Ruang pertemuan istana di sulap menjadi ruang persalinan, dengan banyak pejabat istana dan beberapa perwakilan dari rakyat yang sudah diminta datang ke kerajaan untuk menjawab keresahan semua orang.

Hari yang di tunggu telah tiba, hari pembuktian bahwa bayi yang di kandung pangeran Fourth adalalah milik pangeran mahkota. Jika hal ini terbukti benar, maka pangeran Gemini dan alphanya akan naik tahta setelah pangeran Fourth pulih, sekaligus upacara pemberian nama kepada penerus mereka.

Langit jingga bersinar cukup terang, lamabat laun meredup di telan gelapnya malam. Banyak orang sudah berkumpul, menunggu waktu yang tiba ketika pangeran Fourth dinyatakan siap untuk mengeluarkan bayinya.

Untuk pertama kali dalam sejarah Moonjestic, seorang menantu melahirkan penerus mereka dengan disaksikan banyak orang di ruang pertemuan. Orang-orang melihat langsung bagaimana kaki sang pangeran mengangkang terbuka lebar di depan banyak orang, berusaha mengeluarkan bayi dengan nyawa taruhannya.

Melihat wajah sang pangeran yang begitu kesakitan, para omega dan wanita akhirnya mundur. Tidak ada yang tega membiarkan sesamanya begitu tersiksa, apalagi dilihat banyak orang. Tetapi mereka tidak punya kuasa apapun karena ini adalah keputusan bersama, termasuk sang luna, omega itu memilih keluar dari ruang pertemuan sambil menangis, telinganya serasa teriris ketika mendengar teriakan pilu menantunya yang sedang berjuang melahirkan.

Rasa malu sudah tidak terpikirkan lagi, Fourth sudah tidak peduli dimanapun ia berada. Yang penting ia harus mengeluarkan bayinya sekarang juga. Dan juga Gemini yang terus menemani alphanya, menjadi satu-satunya orang yang berada di sisi Fourth dalam kondisi apapun seperti sumpahnya dulu.

"Pangeran, kepalanya sudah terlihat! Jika sudah siap, beritahu kami, lalu kita bersiap untuk mendorong,"

Fourth menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Genggamannya pada sang enigma mengerat, tubuhnya terasa remuk, keringat mengucur deras. Setelah beberapa saat menenangkan diri, Fourth menatap tabib yang membantunya, "Ayo lakukan,"

Seruan nyaring menggema menekan semua ruang kosong di dalam ruang pertemuan, melahirkan bayi dari enigma tidaklah semudah yang di bayangkan. Sebelumnya energi Fourth selalu di serap oleh bayinya, kesehatannya kurang baik, tetapi pangeran tersebut harus melahirkan bayinya.

Di luar ruang pertemuan, luna dan pelayannya menangis, mereka merasa menyesali tindakan mereka yang meragukan kehamilan pangeran Fourth, mendiamkan alpha tersebut, dan kini membiarkannya berjuang sendiri melawan politik yang kejam di dalam sana. Padahal, selama ini pangeran Fourth dikenal dengan sosok yang baik dan ramah kepada semua orang, kepribadiannya sungguh di sukai oleh semua orang dan mereka merasa hanya pangeran Fourth-lah yang pantas bersanding dengan pangeran mahkota.

"Dewi... tolong lindungi menantuku," lirih sang luna dengan rasa penyesalan, matanya terpejam kuat ketika mendengar teriakan terakhir pangeran Fourth sebelum terdengar suara tangisan bayi yang melengking.

Di dalam sana, bayi laki-laki terlahir sehat, dengan paras yang tampan dengan garis mata dan hidung yang menyerupai sang ayah. Fourth telah berhasil melahirkan bayinya di tengah ketegangan yang mencekik.

Pintu ruang rapat terbuka, sang luna berlari masuk menghampiri menantunya, ia menangis tersedu memeluk sang menantu, "Anakku... maafkan aku, maafkan ibumu ini, nak..." Seru sang luna penuh penyesalan.

Fourth terengah, ia tersenyum dengan wajah lelahnya, membalas genggaman tangan sang ibu mertuanya, tak mampu mengeluarkan satu patah kata apapun lagi.

***

Sang bayi dibersihkan masih di dalam ruang rapat, demi memastikan bayi tidak ditukar atau kejadian lain yang tak diinginkan. Bersamaan dengan pangeran Fourth yang diberikan penanganan oleh para tabib, tidak ada yang boleh keluar ataupun masuk ke dalam ruangan dalam saat ini.

Pengujian darah akan dilakukan dengan cara melarutkan darah milik si bayi dengan pangeran Gemini di dalam air yang diambil langsung dari mata air suci agar terjamin keasliannya. Singkatnya, jika darah tercampur, maka Gemini adalah benar ayah kandung dari si bayi. Dan sebaliknya, jika darah tidak tercampur, maka pangeran Gemini bukanlah ayah dari bayi tersebut.

Darah diteteskan, milik sang pangeran mahkota dengan milik si bayi. Semua orang berharap cemas menunggu hasilnya, begitupun Fourth. Entah mengapa hatinya tidak tenang padahal ia yakin sepenuhnya jika ayah dari bayinya adalah pangeran Gemini.

"Darahnya bercampur,"








Bersambung, say hello dulu yuks sama ponakan baru!

ImplausibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang