02

14 3 0
                                    

-
-
-

Sekarang, namanya bukan Rere lagi. Dia adalah Helena, seorang tokoh novel antagonis. Helena merupakan anak tunggal dari Duke dan Duchess Agrice. Sebelum mendiang Duchess meninggal, Helena adalah anak yang paling bahagia dalam novel. Tetapi, setelah Duchess meninggal, Duke menjadi sangat stres, segalanya menjadi berubah. Dia menjadi tokoh yang sangat kejam, sekalipun dengan putrinya. Helena pun menjadi tokoh antagonis yang terpengaruh oleh Ayahnya.

novel suddenly I became the daughter of a cruel Duke, adalah novel yang Rere baca, sebelum mati di kehidupan sebelumnya. Jujur saja, Rere baru membaca setengahnya, bahkan dia tak tahu bagaimana ending dari cerita ini. Bagaimana ia bisa menyelesaikannya? sedangkan saat ia baru membaca setengah, malah sudah mati di tangan Ayahnya sendiri. Bagian terakhir yang ia baca adalah... Helena mati di tangan Ayah kandungnya sendiri, sama seperti Rere.

Oke, karna ini sudah masuk novel, kita sebut saja Rere menjadi Helena.

Kini Helena tengah menatap dirinya di pantulan cermin. Cantik, batinnya. Bagaimana bisa wajah secantik ini di tolak oleh male lead? hahaha, tentu saja yang berhasil mendapatkan male lead adalah seorang female lead.

Rambut yang berwarna pink muda dengan mata silver yang terang, perpaduan yang sangat cantik. Bagaimana bisa ada tokoh secantik ini?

"Oke, jadi berhenti mengagumi tokoh Helena, eumm maksudku sekarang adalah diriku. Ya! mengagumi diri sendiri," gumam Helena.

Tok tok

"Nona, ini saya, Lili," ujar salah pelayan dari depan pintu, ia adalah orang yang mengetuk pintu.

Umm, Lili? apakah dia pelayan pribadi Helena, ya.. batin Helena. Dia tak segera menjawab Lili, dia pikir setelah mengatakannya, pelayan itu akan langsung masuk. Ternyata tidak. Tentu saja, Helena baru paham akan hal ini. "Masuk." Perintah Helena.

Kriettt

Pintu dibuka. Lili segera berjalan mendekati Helena. Setelah berjarak kurang lebih empat langkah, dia membungkukan badannya. "Salam Nona Helena, anda dipanggil untuk makan siang bersama Duke dan Duchess," ujar Lili, yang merupakan pelayan pribadi Helena dalam novel. Dijelaskan dalam novel, saat Helena tumbuh menjadi tokoh jahat yang terpengaruh Ayahnya, semua orang jadi membenci Helena. Dan, hanya Lili satu-satunya orang yang berada di pihaknya, dia sangat setia kepada majikannya.

Helena bingung harus memberi jawaban apa. Dia takut salah menjawab, dan akan di curigai bahwa dia orang lain dan bukanlah Helena, walau itulah faktanya. "Baik," akhirnya hanya jawaban itu yang dapat ia berikan.

"Baik, Nona. Mari, saya antarkan."

Helena yang tengah duduk di depan cermin, pun mulai berdiri. Dia berjalan mendahului Lili. Karna ia tahu, Lili tidak akan mungkin berani berjalan mendahului Helena. Karna sejatinya, pelayan yang setia akan selalu berada di belakang majikannya.

Helena keluar dari kamar dan berjalan dengan anggun. Walau wajahnya datar, sebenarnya pikirannya sedang kacau. Dia sangat panik, dari sekian banyak novel, kenapa dia harus masuk ke dalam novel yang ini.

Kalau Lili bilang aku akan makan dengan Duke Rion dan Duchess Anne. berarti Duches masih hidup? artinya, Duke itu masih waras kan...

Setelah sampai di ruang makan, Helena melihat Duke dan Duchess yang sekarang berstatus Ayah dan Ibunya itu sudah berada di meja makan. Jujur saja, Helena tidak tahu tata krama duduk di meja makan. Dia takut salah, dan akan di marahi nantinya. Akhirnya, dia hanya berdiri saja di depan meja makan.

"Sayang, kenapa kau tidak duduk? Apa kau tidak selera dengan makanannya?" ucap Duchess Anne, atau bisa dibilang Ibu Helena.

"Ah, bukan begitu. Emm, sebenarnya aku.." Helena mencoba mencari-cari alasan. Tidak mungkin dia akan berkata jujur, yang dapat membuat curiga kedua orang tuanya tersebut.

Duchess dan Duke hanya bisa tersenyum dengan tingkah laku anaknya, yang mereka anggap itu, lucu.
Di mata mereka, Helena masih anak berusia enam tahunan. "Sayang, ayo duduk. Kau menghawatirkan apa sebenarnya?" ujar Duke Rion.

Seketika bulu kuduk Helena berdiri. Dia sangat ngeri. Bagaimana bisa orang lembut seperti ini, bisa menjadi orang paling kejam nantinya? "Tidak! Tidak ada, " jawab Helena. Seusai menjawab, ia segera duduk dengan biasa, seperti di kehidupan lalu, tanpa tata krama.

"Makanlah..." ucap Ibu Helena.

Helena mulai membalikkan piring yang ada di depannya. Melihat piring, ingatannya jadi terlintas. Di kehidupan lalu, ia mati karna pecahan piring yang di lempar-lempar ke kepalanya. Melihat piring, Helena jadi... semacam trauma? wajah ketakutannya akan piring tidak bisa ia sembunyikan.

Melihat anaknya seperti ketakutan begitu, Duchess dan Duke saling bertukar pandang. Seperti, berbicara kenapa dengannya? lewat mata. Seperti di kode oleh Duchess, Lili segera berlari menuju keluar istana, mungkin Lili akan memanggil tabib khusus istana.

Apa? Kenapa? Kenapa aku jadi ketakutan begini.. Tidak boleh! mereka, kan, bisa curiga... batin Helena. Dia mulai mengalihkan pandangannya dari piring. "Apa kau sakit? Seharusnya kau bilang dari awal, sayang. Ibu tidak akan menyuruhmu turun jika begitu," ujar Ibunya.

Helena sontak segera berdiri dari duduknya. "Ibu... aku tidak lapar, aku ingin keluar mencari angin."

"Tungg-"

"Tidak. Tidak apa-apa, pergilah." Belum sempat Rion berbicara, ucapannya sudah dipotong oleh Anne.

Helena pun keluar dari ruang makan, wajahnya sangat pucat.

"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Rion.

Anne terdiam. Terlihat sedang berpikir sejenak.

"Apa kejadian kemarin terlalu mempengaruhi mentalnya? Ini salahku, harusnya aku lebih berhati hati.." jawab Anne. Dia merasa sangat bersalah dengan kejadian kemarin. Perlahan air mata jatuh dari matanya. Kini, pipinya basah, penuh air mata.

❃❃❃

Sekarang, Helena tengah berada di Taman Istana. Angin sepoi menerbangkan beberapa helai rambutnya yang tengah terurai.

"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan... Dari banyaknya novel aku malah masuk ke dalam novel mengerikan ini." Helena memejamkan matanya. Ia menghentikan langkahnya sebentar.

Dia menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Berpikir, apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia tidak boleh terus terusan santai seperti ini. Cerita pada novel dimulai, saat Duchess Anne meninggal. Pada saat itu, Duke Rion yang sangat stres berubah menjadi Duke kejam, bahkan dengan putrinya sekaligus.

"Seingatku, setelah Duchess meninggal Duke menjadi kejam dan.. ya! dia menuntut Helena untuk menjadi Putri Mahkota! jadi, itu yang membuat Helena jahat di dalam novel, ya. Agar mendapat kasih sayang Ayah-nya kembali, dia rela melakukan apapun. Bahkan, menjadi jahat agar mendapat Tahta Putri Mahkota," gumam Helena, pada dirinya sendiri.

Helena tampak memutar mutar bola matanya, dia tampak berpikir dan terus berpikir. Dia tidak boleh lengah, dia harus menyusun rencana, agar dapat merubah alur ceritanya.

"Jadi, langkah awal yang harus ku ambil. Aku harus menghentikan kematian Duchess Anne. Itulah salah satu cara untuk merubah seluruh alur cerita dalam novel ini, dan-" Helena menggantungkan ucapannya sendiri.

"Aku akan menjadi tokoh utamanya."

I want to be the main characterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang