Haloo! ini adalah karya pertama saiaa, maafkaeun jika masih banyak yang salah dalam pengucapan ataupun ketikannya:^
Nikmati aja alurnya ya hehehw!
Vote kalau kalian suka cerita ini, lopyuu(●♡∀♡)
---
Rere, merupakan anak yang tumbuh tanpa kasih...
Hari yang ditunggu tunggu telah tiba. Hari ini adalah hari dimana pesta teh yang di gelar oleh Putri Mahkota akan diadakan. Pada Istana Kekaisaran di sediakan taman khusus untuk Putri Mahkota. Taman itu yang nantinya akan dijadikan tempat pesta teh berlangsung.
Seperti yang dikatakan Anne, beberapa hari lalu penjahit terbaik telah datang menuju ke diaman Agrice, mereka membuat beberapa gaun indah untuk dipakai Helena.
"Semuanya bagus. Aku jadi bingung mau pakai yang mana," ucap Helena sambil memilih milih gaun mana yang akan ia pakai nanti.
Posisi Helena sekarang ada di kamar tentunya. Kini, ranjangnya penuh dengan gaun-gaun indah dengan berbagai warna. Semua gaunnya baru.
"Nona, bukankah gaun ini terlihat indah?" tanya Lili. Dia menyarankan Gaun berwarna biru laut, motifnya indah tidak terlalu polos dan tidak terlalu ramai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Helena tampak mengamati gaun itu sejenak. Senyum lebar kini terulas di bibirnya. "Pilihanmu memang tepat, Lili." Mendengar hal itu, Lili ikut tersenyum puas. Tetapi Helena berkata lagi, "Tapi, apakah itu akan cocok denganku?"
Lili tampak mengerutkan dahinya. "Anda, kan, memang sudah sempurna. Mau anda memakai apapun akan tetap terlihat indah jika Nona yang memakainya," ucap Lili dengan bangganya.
Helena terkekeh melihat Lili yang sangat membanggakan dirinya itu. "Baik, aku akan pakai ini."
❁❁❁
"Bisakah aku bertemu dengan orang itu?"
Callista mengerutkan dahinya. Dia mengabaikan pertanyaan itu, dan melanjutkan merias dirinya lagi.
"Hei, kau tuli?" tanya Pria tersebut. Dia nampak marah karena di kacangi oleh adiknya sendiri.
Lagi-lagi Callista tak mau menjawab ucapan kakaknya.
Karena kesal, pria itu pun sengaja mengambil sarung tangan yang tergeletak di meja yang akan di pakai oleh adiknya nanti. "Kalau kau tidak mau menjawab, akan ku buang ini."
Karena sudah kesal Callista pun akhirnya menjawab pertanyaan kakaknya yang cukup.. aneh? "Kau aneh. Dia siapa, kak? jangan seperti anak kecil, kau seorang calon Kaisar, loh. Kembalikan sarung tanganku."
Tak mendengarkan ucapan adiknya, Carriston malah memasukkan sarung tangan adiknya ke dalam saku bajunya. "Tidak akan aku berikan sebelum kau menjawab pertanyaan ku."
Lagi-lagi Carriston bertindak kekanakan jika di depan adiknya. Memang selalu begitu, sih. Padahal jika diluar dia terlihat sangat menakutkan, apalagi jika berada di medan pertempuran, dia akan terlihat sangat-sangat menakutkan.
Callista memutar bola matanya malas. Daripada berdebat dengan kakaknya yang kekanakan, dia lebih memilih mengambil sarung tangan baru dari dalam lacinya. Toh, dia masih punya banyak. "Ambil saja yang itu, anggap saja aku bersedekah padamu, kak."