13

674 99 44
                                    

Matahari bersinar terang, cahayanya menelusup masuk kecelah-celah jendela kamar giu.

Giu mengucek-ngucek matanya sambil menguap diatas kasur.

Disebelah yohan terus menarik tulang pipinya melihat giu.

Senyumnya merekah, dia benar-benar terpesona dengan bentuk wajah giu.

Giu membuka matanya dan mengambil ponselnya diatas nakas.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 7.30. Giu beranjak dari tempatnya dan berlalu masuk kedalam kamar mandi.

" Kenapa kamu tersenyum sendirian? " bingung Zhi saat keluar dari persembunyiannya.

" Pantas saja kamu sangat tergila-gila padanya " ujar yohan membuat Zhi xi mengerutkan keningnya.

" Aku benar-benar tidak paham dengan semua yang kamu katakan "

" Tidak perlu paham, dengarkan saja dan lupakan "

Kenapa kakakku sangat aneh, lama-lama aku yang gila menghadapi keanehannya.

" Kamu mau mengikutinya hari ini? " tanya Zhi xi.

" Kenapa tidak? "

" Tinggal jawab aja, kenapa kamu berbelit-belit " ketus Zhi xi.

" Sudah-sudah kenapa kalian bertengkar sepagi ini? " ucap giu saat keluar dari kamar mandi dengan handuk dipinggang nya.

Yohan terpaku dan mematung melihat dada mulus dan putih itu, sedangkan Zhi xi hanya biasa-biasa saja melihat giu.

Zhi xi melirik yohan dan menggeleng melihat mata yohan yang tak berkedip.

" Yohan hari ini jangan mengikutiku, temani Zhi xi disini dan jangan mengusiknya "

" Kamu bukan tuanku, aku hidup bebas " ujar yohan.

" Kalau kamu hidup bebas mulai sekarang jangan datang ke rumah ku, cukup lihat aku diluar saja "

" Kenapa aku harus menuruti mu? "

Giu yang sedang menyisir rambutnya langsung menoleh mendengar perkataan yohan. Sedangkan Zhi xi mulai cemas, takut Flynn dan yohan bertengkar dan membuat hubungan mereka renggang.

" Kenapa menatapku? "

" Kamu bertanya? " Ujar giu sambil berjalan menghampiri yohan.

" Kamu bertanya hah.. " giu menarik telinga Yohan.

" Akh..aaa... lepaskan! " mata yohan menyipit, telinganya merah dan dia terus berteriak karena giu tidak melepaskannya.

" Hahahaha ..... " Zhi xi tertawa terbahak-bahak.

" Ampunn..ampun tuan lepaskan " Pinta yohan membuat giu tersenyum lebar.

" Jangan nakal! Jaga Zhi xi dirumah "

" Baik tuanku " Ucap yohan sambil mengelus telinganya yang merah.

Zhi xi masih tertawa walau wajahnya sudah merah karena tertawa berlebihan.

" Aku pergi " ucap giu sambil mengusap kepala Zhi xi.

" Menyebalkan sekali, Kamu mendapatkan usapan lembut dikepala sedangkan aku diperlakukan sangat kejam " Gerutu yohan.

" Sini aku obati telinganya " Zhi xi duduk disebelah yohan dan meniup-niup daun telinga yang merah itu.

" Fuuuu.. fuu... "

" Zhi xi "

" Iya kak " Zhi xi kelepasan.

" Kak? "

" eh maaf .. "

Amorfati [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang