14. Newbie

85 12 0
                                    

Content Warning!
harsh word, innaporate words, sensitive content, blood, domestic violence.


"Wiksa sama Yassar coba sekali lagi part yang terakhir dah, gua kurang sreg."

Yang disuruh hanya mengangguk patuh di tempatnya berpijak. Sudah 4 jam mereka berlatih tanpa henti untuk penampilan yang akan datang dan 3 personil baru, terutama Yassar sering kali berbuat salah. Membuat Jayan memijit pangkal hidungnya berkali-kali.

"Pilek lo, Jay?" tanya Malik yang sedari tadi memperhatikan.

"Kagak, stress gue sama ni duo cimit." ujar Jayan dengan lesu.

Wiksa menatap wajah Yassar dengan seksama. Memperhatikan bahwa teman lamanya itu menunjukkan gelagat aneh yang baru saja Ia sadari.

"Lo sakit, Yas?" tanya Wiksa.

"Hah?" Yassar langsung menatap pada Wiksa. Memperhatikan bahwa semua pasang mata menatapnya. "Kagak, gue emang biasanya gini." ucapnya menjawab pertanyaan yang tertunda.

Jayan menatap bingung keduanya. "Biasanya gimana anjir? Lemes gaada tenaga gini?"

"Maklum bang, starter pack anak arsi kan tali tambang sama ultraflu satu box." ujar Yassar dengan santai seakan-akan hal yang Ia katakan benar-benar sebuah lelucon.

"Ga lucu Yas, gausah ngaco, mending lo ulangin lagi yang disuruh Jayan tadi." celetuk Sam setelah lama diam.

Lalu di menit berikutnya, Jayan menepuk tangannya antusias. Akhirnya ekspektasinya terpenuhi juga setelah sekian lamanya. War is over.

"NAH GITU." ujar sang leader sambil menjetikkan jarinya di depan Yassar. "Keren, keren. Lo lebih keren dari Hazmi dah, asli."

"Makasih, tapi pengalaman gua ga sebanyak Hazmi. Sorry kalo lama nyerempet ke ekspektasi lo." ujar Yassar.

"No prob. At least ada pengganti, kaga tau gua gimana jadinya kalo gaada ganti." ucap Sam sambil menepuk pundak Yassar.

"Eh lik, gua kepo deh sama geng lo." celetuk Yudha yang masih sibuk meminum air mineral dari Tupperware biru kesayangannya.

Malik menoleh langsung, "Tiba-tiba banget??"

"Ya, karena.. Gua tiba-tiba kepikiran? Emang kenapa? Ga boleh ya?" tanya Yudha.

"Gapapa, apa yang mau lo tau?" Malik mengambil duduk yang sekiranya akan membuatnya nyaman bercerita. Pikirannya berkata bahwa sesi kepo ini akan berlanjut entah sampai kapan. Pemuda itu bersyukur karena Satria tidak ada sekarang. Jika ada? Ya pasti lah ga selesai-selesai.

"Lo bilang kemarin kalo lo nomor 2 Xiluet kan?" Malik mengangguk, "Yang nomor 1 siapa?"

Semua anggota di dalam studio langsung memasang pendengarannya dengan sebaik mungkin. Selain dari kesalahan, manusia juga tak luput dari rasa penasaran.

Malik tertawa sekejap, matanya berubah menjadi segaris karena hal itu, "Kirain apaan bejir. Kalo lo nanya tentang itu, sorry to say, anggota Xiluet juga gaada yang tau tentang si nomor 1 kecuali leader. Tapi katanya, si nomor 1 ini kuliah di sini juga."

"Oh iyakah? Astaga ngerinya." celetuk Jaka.

"Gua pernah deh benerin motor anak Xiluet."

Semua mata langsung terpasang rapi saat patah kata itu mengudara pada ruangan yang kecil. Mengisyaratkan agar sang empu menjelaskan lebih lanjut tentang fakta baru apa yang baru saja tertampang.

Jayan terkesiap sekejap dengan antusias teman-temannya yang seakan meminta paksa sebuah cerita.

"Di body-nya ada stiker logo Xiluet sama di sebelahnya ada tulisan 'The One' gitu." ucap Jayan mengambil penuh atensi Malik di seberang sana.

IRONI dari SEMESTA | ATEEZ ffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang