19. D-Day

106 13 5
                                    

Jayan menjadi yang pertama datang diantara anggotanya hari ini. Ya, sebagai leader memang harus berangkat lebih dahulu untuk mengecek semua kebutuhan terpenuhi sebelum penampilan, seharusnya dia bersama Sam sekarang.

Tak mengambil pusing, Jayan berfikir bahwa Sam mungkin saja sedang berkoordinasi dengan panitia. Tapi bukankan ini terlalu cepat? Jam menunjukkan pukul 3 sore, pembukaan acara seharusnya sudah dimulai setelah dhuhur tadi. Sedangkan BATIK berada di urutan terakhir, bukankan mereka akan tampil malam? Terlalu cepat dia berangkat. Lagi pula untuk apa berdiam di rumah? Bosan. Jadi, Jayan memilih berangkat lebih dulu dikala anggotanya mungkin berangkat dengan mobil Hazmi atau mungkin mobil Yasmin yang feminim itu.

Selagi menunggu Sam datang, pemuda itu memilih untuk tidur lebih dulu.

Oh ga jadi, pikir Jayan saat pintu studio terbuka dan menampilkan Sam dengan setelan pendek yang sewarna dengan miliknya. Ya, BATIK memang sudah memutuskan menggunakan dresscode hari ini. Monokrom. Tidak seperti penampilan biasanya yang menggunakan baju sesuka hati. Biarkan mereka serius untuk satu hari.

Rachel biasanya akan datang lebih dulu menemaninya, tetapi karena penampilan kali ini Rachel tidak ikut, jadi dia menunggu Sam sendiri.

"Berangkat jam berapa lo?" tanya Sam setelah dengan nyaman mendudukkan diri di sofa.

"Baru aja." jawab Jayan. "Lo sendiri? Udah koordinasi?" tanyanya.

"Udah. Tetep terakhir. Gue telat berangkatnya. Sengaja sih, kata lo biar tetep terakhir." jawab Sam.

Jayan menjawab dengan acungan jempol, "Jadi penutupan itu enak." ujarnya.

Lalu satu jam setelahnya anggota BATIK datang bergerombol, berlomba-lomba untuk masuk ke dalam studio yang tidak seberapa itu.

"Oh halo, abang-abang. Rajin amat udh disini duluan." sarkas Wiksa.

"Mending sini lo anjing jadi manager." ujar Sam yang rasa damainya terganggu oleh keributan yang Wiksa dan Yudha buat.

"Sumimasen senpai." cicit Wiksa.

"Btw Jay, ini intro gue sama Satria tetep maju kan ye?" tanya Sam.

"Iye, ntar kalo udah masuk verse lo boleh keluar, fungsi intro kan buat freestyle. Tapi tetep basic nya instrumen kita." ujar Jayan. "Lakuin kaya latihan aja." lanjutnya.

Malik menatap jam dinding, "Anjir tiba-tiba setengah lima. Lo pada ga ngikut pembukaan?"

"Kaga, ngantuk. Cuma sambutan-sambutan." jawab Jayan.

Sam bangun dari duduknya dan berjalan keluar studio. "Keluarlah, udah jam segini, lihat sikon dulu di lapangan." ujarnya di buntuti oleh anggotanya.

Kepala Satria seakan terbakar oleh emosi saat Ia diberi tahu oleh panitia bahwa kondisi penataan panggung tiba-tiba berubah, berbeda dari gladi bersih kemarin. Bagaimana tidak? Gitarnya yang seharusnya sudah di setting dengan benar kemarin, sekarang di rusak entah oleh siapa. String putus, amplifier juga tidak jelas.

"Woi, sini lo." ujarnya pada salah satu panitia di back stage. "Gimana bisa lo ngubah settingan yang udah kita buat bener-bener kemarin? Kan perjanjiannya gaada ikut campur tangan sama display tiap talent kan?" tanyanya dengan nada yang mengintimidasi.

IRONI dari SEMESTA | ATEEZ ffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang