Menghindar

379 35 3
                                    

yuna terus menghindari ku semenjak kejadian kemarin.

"kecil kecil gini ternyata badan lo berat juga ya"

"sialan"

yuna menepuk kecil pundak ku lalu kembali mengeratkan kedua tangannya di leherku agar tidak jatuh, yuna berada di punggungku.

"kan gw bilang, gw bisa jalan sendiri ga perlu di gendong gini"

"kalau gamau gw culik mending pegangan deh yang kuat, apa mau gw gendong depan?"

"senior gila"

aku tersenyum mendengar yuna kesal, aku memaksa untuk menggendongnya dengan alasan dia masih mengantuk dan aku ga yakin dia akan sampai halte bus dengan selamat.

apa aku melakukan kesalahan kemarin? aku ingin menemuinya tapi dia terus terusan menghindar.

aku hampir frustasi dengan tingkah lakunya yang mendadak seperti ini.

jam istirahat sudah tiba, para siswi mulai memenuhi kafetaria, aku masih mencari yuna di antara para siswi, dia tidak terlihat di mana pun.

"tatter dapat info Tournament Group Dance tahun ini di majuin jadwal nya jadi akhir bulan" Lusher mulai duduk di meja kosong di ikuti semua member.

"berarti di satuin sama acara festival musik? ada idol dong?"

"itu yang ada di otak lo ya che, berarti waktu persiapan kita cuma 2 minggu!"

"gw mau 2 minggu ke depan kalian kosongin acara pribadi, fokus buat Tournament ini"

"yakin lo? bukannya lo lagi ngejar tuh junior"

Tatter menunjuk ke arah sebrang meja kami, ku lihat yuna membawa nampan nya duduk di samping jiwoo juga salah satu temannya.

aku mulai berjalan menuju arah meja yuna, teman yang ada di samping nya mulai memberi kode pada yuna untuk menoleh ke arahku,

aku menarik tangannya menuju ruang ganti lapangan indoor di lantai dasar.

"apa apaan sih lo narik narik gini! aw"

aku melepaskan tangan yuna, dia mengelus pergelangan tangannya.

"kenapa lo tiba tiba menjauh gini? gw ada salah?"

yuna tidak menatapku, dia menundukkan kepalanya terlihat sangat gugup.

"berhenti buat gw bingung kaya gini, stop ganggu gw senior"

ku lihat dia berjalan meninggalkanku yang masih menyimpan seribu pertanyaan, aku menatap langkahnya kosong.

tentu rasanya kecewa, aku mengharapkan yuna menjelaskan maksud dari perkataannya juga sikap nya yang sangat tiba tiba.

aku tau , aku bahkan belum punya hak untuk meminta penjelasan dari nya tapi rasanya tetap kecewa melihat dia pergi tanpa memberiku alasan yang dapat ku terima.

YUNA

"di ruang ganti tadi..." aku berpura pura batuk karna cukup malu mengingat kejadian di mana dia hampir mencium ku.

"sorry, harus nya gw izin dulu. Atau lo mau gw lanjutin yang tadi di sini?"

"lo gila! udah berapa junior yang lo cium di sekolah!?"

Bada tertawa cukup keras mendengar ucapanku, dia menolehkan kepalanya untuk melihat ke arahku yang masih ada di punggungnya.

"kalau lo mau, lo bisa jadi yang pertama ko"

Memori [GL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang