Danger alert

279 30 12
                                    

sudah semingguan lebih ini aku selalu pulang telat, selain karna jadwal klub ku juga karna hampir setiap hari aku ikut pulang ke rumah bada.

katanya dia butuh support buat belajar, tapi bukannya belajar dia cuma pakai alasan ini ke mommy nya padahal sesampainya dia di kamar,

nyentuh buku pun cuma bertahan 15 menit, abis itu dia pakai alasan kalau dia butuh ciuman biar semangat.

aku sekarang lagi ada di rumah bada, di dapur sama mommy nya yang lagi potong buah buahan untuk ku bawa ke kamar bada.

"tante, bada sudah mutusin universitas ya?"

"udah ko, tapi kayaknya dia masih ragu. Bada khawatir karna dia bakal jauh dari kamu katanya"

jadi bener dia udah mutusin uni, dan ga bilang ke aku karna jauh?

"memangnya bada daftar yang dimana tante?"

kenapa aku yang jadi deg degan nunggu jawabannya, aku juga sama kaya bada.

aku khawatir dengan kelanjutan hubungan kami kalau dia memilih uni di tempat yang sulit ku gapai, aku takut dia bakal menjadikan ini alasan buat berpisah.

jujur aku belum siap sama sekali, aku sayang bada.

"bada daftar di salah satu uni di seoul, kemarin dia bahkan udah mulai cari cari dorm yang paling dekat dengan uni yang ada di sana"

badan ku langsung lemas, Seoul jaraknya cukup jauh.

memang ga sulit untuk ke sana, tapi aku ragu dengan kesibukan bada nanti nya sebagai mahasiswi apa dia masih punya waktu untukku?

3 jam menggunakan kereta cepat, aku yakin kita masih bisa sering bertemu kan?

"pacar! ko lama banget naik nya. mommy jangan jadiin pacar ku tawanan gini dong"

"ya tuhan, anak durhaka itu bener bener ya! mommy masukin ke rahim lagi kamu mau"

bada cuma cengengesan sambil menarik tanganku yang memegang sepiring potongan apel,

"kamu abis diapain mommy ko murung gitu"

aku cuma menggeleng sambil menggigit potongan apel, bada mengunci pintu kamar.

"hei, ko diam gini? hmm?"

jari telunjuknya sudah mengangkat dagu ku agar menatapnya yang sudah menundukkan tubuhnya untuk menyamai tinggi ku yang lagi duduk di kasurnya.

aku menatap kedua matanya, apa aku siap ya ga bisa sesering ini ngeliat dia lagi nantinya?

"kamu daftar uni di Seoul ya"

suara ku benar benar pelan,  karna aku berusaha keras buat ga nangis di depan bada.

raut wajahnya berubah saat mendengar suaraku, untuk kali ini aku ga bisa membaca ekspresinya,

bada mengangguk pelan, dia menundukkan kepalanya dan mengambil kepalaku ke dalam  pelukannya.

"hey, aku pastiin buat sering pulang. setiap weekend aku pasti pulang buat kamu"

kini aku yang mengangguk di dalam pelukannya, aku percaya bada.

"jadi ini alasan kamu kenapa aku selalu harus ada setiap kamu belajar?"

"itu cuma bonus aja sih, alasan utama nya tentu buat modusin kamu tanpa gangguan mommy"

aku menginjak kaki nya, bada melepaskan pelukannya.

bisa bisanya masih jail di waktu kaya gini, mata ku udah merah nahan nangis.

"jangan bilang ga suka ya, bukti nya setiap aku cium kamu keenakan gitu"

Memori [GL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang