Backburner

260 34 12
                                    

aku terbangun merasakan getaran alarm dari ponsel ku,

08:02 am

kepalaku masih terasa pusing, mataku sembab dan bibirku rasanya kaya habis di sengat listrik 7 watt, kayanya bibir kylie jenner bakal kalah seksi kalau lihat bibirku sekarang.

ahh kenapa aku bisa sekacau ini cuma karna seseorang.

tunggu dulu...

kenapa aku bisa tidur di kasur? gimana caranya aku bisa sampai rumah dengan selamat semalam?

kepalaku masih sakit untuk di pakai mengingat kekacauan semalam.

"bagus deh kalau lo udah bangun"

kiso?

aku memejamkan mataku, apa semalam aku beneran ikut dia?

ku anggap aja iya karna buktinya sekarang cewe separo bule ini ada di hadapanku.

"sorry gw ga sadar kalau ketiduran semalam"

dia mengangguk sambil meletakan segelas susu hangat di nakas samping kasur.

"it's fine, break up never been easy right?"

sayangnya aku cuma bisa mengangguk setuju, walaupun aku ga tau sekarang status ku dengan bada ini apa.

"lo bisa bersih bersih sebelum balik, di lemari ada baju bersih ko"
"... and feel free to join me for breakfast"

kiso mulai melangkah keluar kamar,

"kiso, makasih ya"

dia ga jawab apa apa sebelum akhirnya menutup pintu kamar.

aku masih belum sanggup untuk membuka pesan dari bada, jadi aku lebih memilih buat mandi sekaligus menenangkan pikiranku di bawah guyuran shower.

di lemari kamar kiso ada beberapa mini dress, dan beberapa oversize t-shirt yang anehnya semua berwarna putih.

aku mulai berjalan ke arah meja makan dan melihat kiso di dapur,

dia bisa masak?

"gw pikir lo bakal pilih dress daripada kaos biasa"

apa yang biasa katanya?

kaos ini berlogo dior, aku hampir takut untuk memakai nya setelah lihat semua pakaian nya yang ada di lemari memiliki merk ternama. 

"gw ga gila buat pakai dress mini sementara di luar cuaca nya masih dingin"

dia cuma ketawa sambil menata sosis dan telur yang di masaknya ke dalam piring,

sarapan bule emang bentukannya gini ya?

dia mengarahkan satu piring di depanku, aku menatap kiso heran.

gimana caranya dia masih hidup dengan sarapan yang seukuran makanan kucing begini?

"american breakfast, bukan selera lo ya?"

aku menggeleng pelan, tapi perut ku yang ga tau diri ini malah bunyi seolah olah bilang 'gausah kebanyakan gaya, lo laper kan'

kiso cuma senyum senyum ga jelas gara gara ikutan mendengar suara isi lambungku.

"it's okay, nanti kita bisa pesan online kalau lo masih lapar. sekarang makan dulu"

tanganku sudah beraksi duluan buat mengambil sosis sapi yang ada di piring, aku mau menangisi nasibku..

yuna, lo beneran kaya anak ilang.

tiba tiba rasa marahku kembali tertuju ke bada, gara gara bada aku harus keliatan lemah di depan yang aku anggap musuhku karna udah buat nara menjauh dariku.

Memori [GL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang