Bab 3

472 21 0
                                    


Keduanya pun sampai di gubuk ki ageng tepat sebelum maghrib tiba, ki ageng pun sudah menunggu lesmana di depan gubuknnya. Tanpa banyak bicara, ki ageng langsung meminta lesmana untuk masuk dan ritual pun dimulai. Sementara itu, adi memilih untuk menunggu di depan, ia tidak ingin tahu apa yang dilakukan lesmana di gubuk milik ki ageng.

Ritual diawali dengan melakukan mandi kembang tujuh rupa yang dipandu oleh ki ageng, lesmana pun diminta untuk menanggalkan pakaiannya. Lesmana pun mengikuti tiap arahan yang diberikan oleh ki ageng.

Ritusal yang dilakukan oleh lesmana berlangsung lama. Sejak matahari terbenam hingga tengah malam. Tepat di jam dua belas malam semua prosesi pun selesai.

"Rangkain ritual mala mini saya anggap telah tuntas, setelahnya kamu bisa datang ke sumbing, saya telah buat sebuah perjanjian antara kamu dengan seorang dewi yang ada di kawah sumbing. Dia akan datang lebih dulu melalui mimpi kamu, dan setelahnya kamu bisa menjumpainya secara langsung di tempat yang sudah saya beritahu. Ingat malam jumat kliwon yang akan datang kamu harus sudah berada di kawah tersebut, jika tidak maka hal yang tidak kamu inginkan bisa datang menghampirimu" ucap ki ageng

"Hal buruk apa yang ki ageng maksud?? Apa boleh saya tahu supaya saya bisa lebih hati-hati dan bisa menuntaskan semua yang diucapkan oleh ki ageng" ucap lesmana

"Saya harap hal buruk itu tidak akan pernah ada, sebab saya yakin kamu sanggup memenuhi semua hal yang saya ucapkan" ucap ki ageng

"Baiklah ki, saya sangat berterima kasih kepada ki ageng atas bantuannya" ucap lesmana sembari mencium tangan ki ageng

Ki ageng pun membalasnnya dengan anggukan. Setelahnya lesmana pun keluar dari gubuk ki ageng, sebelum itu ki ageng lebih dulu memberikan sebuah batu aneh kepada lesmana, ki ageng tidak menjelaskan lebih dulu manfaat dari batu tersebut, ia hanya meminta lesmana untuk menjaga pemberian itu baik-baik. Lesmana pun dengan senang hati menerimanya dan langsung menggenggam batu tersebut dengan begitu erat.

"Sudah na??" tanya adi

"Sudah" ucap lesmana

"Dapat apa kamu??" ucap adi

"Batu aneh di, aku ngga tahu apa manfaatnya namun ki ageng memintaku untuk menjaganya baik-baik" ucap lesmana

"Yaudah turuti saja, kalau tidak menurut khawatir terjadi ssesuatu" ucap adi

"Iya di kamu benar" ucap lesmana

"Sumbing gimana?? Jadi kah pergi ke kawah sumbing??" tanya adi

"Jadi, kita berangkat rabu ya, supaya malam jumat kliwon aku sudah berada di kawah sumbing" ucap lesmana

"Harus banget di malam itu?? Kamu ngga takut???" ucap adi

"Ki ageng memintaku untuk datang tepat di malam itu, bahkan dia sudah mengatur sebuah perjanjian antara aku dengan seorang dewi yang ada di kawah sumbing" ucap Lesmana

"Kamu yakin mau turut serta??" tanya adi

"Yakin, aku sudah melangkah sejauh ini di" ucap lesmana

"Yaudah, aku hanya bisa menasihatimu semampuku, selebihnya pilihan ada di tangan kamu" ucap adi

Lesmana pun benar-benar tidak goyah dengan pilihannya tersebut, bahkan Ia sama sekali tidak mengindahkan ucapan adi teman dekatnya sendiri yang sedari awal sangat mengkhawatirkan lesmana.

Seusai menjalankan ritual-ritual di gubuk ki ageng, keduanya pun memilih untuk kembali ke rumah mereka dan menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka tidak lagi singgah di kota terssebut sebab urusan lesmana di gubuk ki ageng telah usai.

Keduanya pun sampai di rumah saat hari sudah kembali pagi. Lesmana pun langsung menyusun rencana untuk melakukan pendakian ke sumbing pekan depan bertepatan dengan malam jumat kliwon. Ia berencana untuk berangkat ke sumbing di hari rabu, supaya ia bisa sampai di kawah sumbing tepat di malam jumat kliwon seperti yang diperintahkan oleh ki ageng.

Sebelum melakukan pendakian, lesmana lebih dulu mencari tahu tentang medan pendakian di sumbing sana, sebab lesmana belum pernah melakukan pendakian ke sumbing, meskipun ia beberapa kali pernah melakukan pendakian ke gunung-gunung lainnya.

Setelah mencari tahu perihal sumbing, Lesmana pun merasa bahwa ia mampu untuk menaklukan sumbing nantinya, terlebih lagi sebelumnya lesmana pernah melakukan pendakian ke gunung yang lebih tinggi dari sumbing salah satunya yaitu semeru. Lesmana pun yakin kalau rencananya akan lancar dan berhasil.

Sebelum hari pendakian tiba, lesmana lebih dulu berbelanja semua kebutuhannya untuk pendakian nanti terutama beberapa perlengkapan untuk ritual nantinya. Namun, saat lesmana akan mengemasi perlengkapan untuk ritualnya, ibu lesmana melihat perlengkapan itu dan muncul banyak pertanyaan.

"Loh kamu mau kemana??" ucap ibu lesmana

"Mau naik gunung bu" ucap lesmana

"Gunung apa?? Sendirian??" tanya ibu lesmana

"Sumbing bu, aku sama adi, biasalah bu anak muda" ucap lesmana

"Tapi kok bawa sesajen gitu??" tanya ibu lesmana keheranan

"Ehhh anu bu, ini bukan punyaku" ucap lesmana mencoba mungkir

"Lalu punya siapa?? Mana ada orang mendaki bawa sesajen" ucap ibu lesmana merasa aneh dengan anaknya tersebut

"Ini punya adi, aku pun kurang tau untuk apa bu, yang pasti ngga akan di bawa naik ke sumbing kok bu, ibu tenang aja" ucap lesmana

"Ibu bolehkan kamu naik tapi jangan aneh-aneh" ucap ibu lesmana

"Ibu jangan khawatir, aku ngga akan berbuat aneh-aneh kok saat di sumbing nanti" ucap lesmana

"Jangan bersikap ceroboh, jaga lisan, jaga sikap, jangan sampai melakukan pesugihan di sana. ibu dengan sumbing kerap kali dijadikan tempat untuk pesugihan, pokoknya jangan sampai salah arah, itu pesan ibu" ucap ibu lesmana

"Siap bu bos" ucap lesmana meledek ibunya

Ini bukanlah pendakian pertama bagi lesmana, sehingga sang ibu dengan mudah memberikan izin kepadanya meskipun dengan banyaknya petuah yang diberikan kepada lesmana, meski sudah diberikan banyak sekali wejangan dari sang ibu namun taka da satu pun wejangan yang diindahkan oleh lesmana, sebab sedari awal tujuannya naik ke sumbing bukanlah untuk mendaki dan bersenang-senang melainkan untuk melakukan ritual seperti yang sudah diberitahukan oleh ki ageng. 

Perjanjian Semu Gunung SumbingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang