Bab 9

341 20 0
                                    


            Konon katanya jika sosok tersebut muncul, maka hal buruk akan menghampiri pendaki yang melihatnya, sementara saat ini adi dan lesmana lah yang bertemu dengan sosok itu, sontak adi pun langsung berpikir bahwa mungkin saja akan terjadi hal buruk menimpa mereka, oleh karena itu mereka harus tetap berhati-hati.

Meskipun lesmana belum sempat melihat sosok yang dilihat oleh adi, namun ia percaya bahwa sosok tersebut ada dan sedang mengintai mereka berdua. Setelah berjalan cukup jauh, dan sosok yang dilihat adi sudah tidak tampak lagi, keduanya pun memilih berhenti karena kelelahan berjalan cepat.

"Kalau dari awal niatnya sudah buruk pasti ada aja hal aneh" ucap adi

"Maksud kamu??" tanya lesmana

"Bukan apa-apa aku hanya lelah" ucap adi

Adi pun langsung berhenti menggerutu, ia khawatir keluhannya akan memperumit hubungannya dengan lesmana, sebab lesmana sangatlah mudah marah, adi khawatir keduanya akan berdebat seperti saat lesmana bertindak buruk kepada para pendaki yang tidak sengaja menggunjingnya.

"Selepas kamu melakukan ritual di kawah sumbing kita langsung pulang yah, rasanya aku sangat ingin kembali pulang" ucap adi

"Iya di, aku janji selepas semuanya usai kita akan langsung pulang" ucap lesmana

Tanpa sadar hari pun mulai beranjak sore, sementara mereka berdua masih sangat jauh dari kawah, lesmana pun mulai kelimpungan sebab ia khawatir malam nanti ia belum bisa sampai di kawah sumbing.

"Di hari mulai beranjak sore, sedangkan kata ki ageng aku harus sudah sampai di kawah sumbing saat pergantian malam menjelang pagi hari, itu artinya dini hari nanti aaku harus sudah berada di atas sana dan bergegas melakukan ritual" ucap lesmana

"Kalau begitu kita harus percepat lagi langkah kita dan kurangi waktu istirahat agar bisa sampai tepat waktu" ucap adi

"Yasudah ayo percepat lagi langkah kita" ucap lesmana

Keduanya pun berjalan cepat dan tidak saling berbincang agar mereka bisa berkonsentrasi selama perjalanan. Meskipun pendakian keduanya terasa sangat sunyi, namun mereka tidak mempersoalkan hal tersebut.

Tiba-tiba saja secara mendadak ada seorang pendaki menghampiri mereka berdua dengan wajah takut yang jelas tergambar dari raut mukanya.

"Tolong saya tolong" ucap pendaki tersebut

"Ada apa mas?? Mas kenapa??" ucap adi

"Mereka terus mengejar saya, tolong saya takut banget" ucap pendaki tersebut terlihat gemetaran

"Mereka siapa??" ucap adi

Pendaki tersebut pun tidak langsung memberitahukan sosok yang dimaksud olehnya, namun dia terlihat sangat gugup. Akhirnya adi dan lesmana mencoba menenangkannya dengan memberinya mineral. Setelah pendaki itu jauh lebih tenang, lesmana pun langsung menanyakan banyak hal kepadanya.

"Apa yang terjadi hingga kamu lagi terbirit-birit seperti tadi??" tanya lesmana

"Kalian berdua harus hati-hati, jangan sampai kalian bernasib sama sepertiku" ucap pendaki itu

"Memangnya apa yang terjadi??" ucap lesmana

"Mereka ingin menjadikanku budak sang dewi, sedangkan aku enggan untuk melayaninya" ucap pendaki itu

"kenapa kamu sampai mau dijadikan budak??" ucap lesmana

"Aku melakukan kesalahan fatal saat pendakian, aku tersesat, dan mereka menyukai keberadaanku hingga ingin menjadikanku budak mereka" ucap pendaki tersebut

"Gimana cara kamu keluar dari ketersesatan itu??" ucap lesmana penasaran

"Aku sendiri tidak tahu, tiba-tiba saja aku melihat cahaya dan setelahnya muncul kalian berdua dari kejauhan hingga aku pun bergegas untuk menghampiri kalian" ucap pendaki tersebut

Mendengar cerita pendaki itu rasanya sangatlah janggal. Ia mengalami hal pelik seorang diri hingga malapetaka datang begitu saja.

Kejanggalan saat pendakian kerap kali datang menghampiri para pendaki yang bermaksud ingin menikmati suasana di puncak-puncak gunung, adanya hal buruk pun terjadi karena ulah dari pendaki itu sendiri yang kerap kali abai dengan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan saat melakukan pendakian.

Melihat kejadian yang dialami oleh pendaki yang baru saja menghampiri adi dan lesmana membuat adi seolah-olah memperoleh gambaran waktu mendatang yang bisa saja menghampiri dirinya dan juga lesmana, sebab lesmana pun melakukan pendakian ini karena alasan yang tidak sepantasnya.

"Apa aku akan bernasib sama dengan dia??" ucap adi di dalam hatinya

Adi pun terus memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja datang menghampirinya dan juga lesmana. Sementara itu lesmana tidak berpikir sama dengan adi. Lesmana malah lebih fokus dengan pendaki yang ada di hadapannya di bandingkan dengan memikirkan kemungkinan ia akan mengalami hal serupa.

"Apa yang sudah kamu lakukan hingga mereka murka??" tanya lesmana kepada pendaki yang ada dihadapannya

"Aku mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata jorok selama pendakian ini, bahkan aku sampai menantang keberadaan mereka. Aku naik ke sumbing karena terus mendengar hal-hal mistis yang ada di sini sehingga aku merasa terpanggil untuk membuktikan kebenaran hal mistis itu. Saya sarankan kalau tujuan awal kalian sudah salah sama sepertiku lebih baik kalian turun sebelum terjadi hal buruk" ucap pendaki itu

Lesmana pun merasa bahwa tujuannya naik ke sumbing sama kelirunya dengan pendaki yang ada di depannya saat ini, namun ia berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah keharusan sebab ada tujuan penting yang harus ia tuntaskan, sehingga meskipun ia sudah melihat akibat yang bisa saja menimpanya ia tidak goyah sama sekali.

"Lebih baik kamu lekas turun, tapi maaf kami belum bisa menemanimu turun, namun kalau kamu mau ikut bareng kami juga tidak apa-apa" ucap lesmana

"Aku ingin turun tapi khawatir akan kembali tersesat saat di perjalanan mas" ucap pendaki itu

"Atau mau ikut saja?? Kebetulan kami ngga akan sampai puncak, kami naik hanya sampai di kawah saja" ucap lesmana

Mendengar lesmana akan mengajak pendaki itu untuk bergabung, adi pun merasa keberatan, adi khawatir pendaki itu akan kembali mengalami hal buruk jika lanjut naik bersama dia dan juga lesmana, terlebih lagi adi sadar bahwa tujuan lesmana adalah tujuan yang salah.

"Jangan ajak dia na, kamu sadar bukan kalau tujuan kita pun salah sama seperti dia" bisik adi kepada lesmana

"Tapi aku kasian jika dia harus turun sendirian" ucap lesmana

"Lebih baik dia turun sendirian daripada dia mengalami nasibb buruk untuk kedua kalinya di sumbing" ucap adi

"Tapi di" ucap lesmana

"Dia cukup turun dari pos satu sampai ke basecamp, itu ngga jauh na aku yakin dia akan selamat, tolong jangan libatkan orang lain dalam pendakian kita" ucap adi

"Yauda iyaa" ucap lesmana

Lesmana pun mengikuti ucapan adi untuk tidak mengajak pendaki itu bergabung dengan mereka, Adi tidak ingin ada orang lain yang tahu kalau tujuan lesmana dan dia pergi ke sumbing adalah untuk melakukan ritual dengan tujuan pesugihan dan balas dendam.

"Kalau boleh, saya sarankan mas turun saja karena jarak dari tempat ini sampai ke basecamp tidak terlalu jauh, sehingga mas bisa segera pulang ke rumah dan bisa menenangkan diri di rumah" ucap lesmana

"Begitu ya mas??" tanya pendaki itu

"Iya mas, saya juga sependapat dengan kawan saya. lebih baik mas turun aja, saya yakin mereka tidak lagi mengejar mas" ucap adi 

Perjanjian Semu Gunung SumbingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang