Bab 15

321 16 0
                                    


Karena penasaran, adi pun mencoba mendekat ke arah sosok yang terjatuh tersebut sebelum mencari bantuan, ia hanya ingin memastikan bahwa orang yang tergeletak tersebut bukanlah lesmana seperti yang dipikirkannya.

"Semoga memang bukan lesmana" ucap adi

Adi pun berjalan sangat pelan, ia harus tetap berhati-hati agar tidak sampai jatuh ke kawah sumbing. Dengan perasaan was-was, adi pun akhirnya sampai di titik orang jatuh tersebut. Betapa terkejutnya adi saat mencoba membalikan tubuh orang tersebut yang ternyata adalah lesmana kawan dekatnya sendiri.

"Lesmana??!!" teriak adi

Adi benar-benar syok saat itu, pikirannya tentang lesmana yang telah tega menjadikannya tumbal pesugihannya pun sirna, saat ini adi hanya memikirkan keselamatan lesmana, sebab tubuh lesmana yang ditemukannya sangatlah pucat bahkan bibirnyaa pun hampir membiru mengingat suhu di sumbing pasca badai sangatlah dingin.

Adi kemudian mengecek denyut nadi lesmana untuk memastikan apakah lesmana masih hidup atau tidak.

"Aku harus pastikan bahwa lesmana masih hidup" ucap adi

Setelah mengecek denyut nadi di pergelangan tangan lesmana, adi bisa memastikan kalau lesmana masih hidup namun denyut nadi yang dirasakan oleh adi sangatlah lemah, lesmana harus segera diselamatkan.

Adi kemudiian berusaha untuk menyadarkan lesmana dengan menepuk-nepuk pipi kanan dan kiri lesmana berharap lesmana bisa sadarkan diri karena hal tersebut. Namun lesmana tak kunjung sadarkan diri, meskipun pipinya sudah mulai memerah karena tepukan yang dilakukan oleh adi.

Kemudian Adi mencoba mengangkat lesmana, namun ia selalu gagal. Akhirnya ia mencoba mencari bantuan dengan berteriak meminta tolong berharap ada pendaki lain yang mendengar teriakannya dan mau menolongnya.

"Tolong-tolong" teriak adi

Tak ada satu pun orang yang mendengar teriakan adi, akhirnya adi memilih untuk berjalan turun untuk mencari bantuan. Adi berpikir bahwa di posko pendaftaran tentu ada ranger yang bisa menolongnya.

Tanpa berpikir panjang, adi pun mencoba memberikan kehangatan lebih dulu kepada lesmana, adi melepaskan jaket yang dikenakannya dan langsung memakaikannya ke tubuh lesmana, tak lupa adi juga meninggalkan ransel miliknya agar ia bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya, sehingga semua beban yang dipikulnya ia tinggalkan tepat di samping tubuh lesmana yang masih sangat lemah.

Adi kemudian bergegas untuk turun, posko demi posko ia lalui demi menyelamatkan lesmana, ia tidak memiliki banyak waktu lagi mengingat kondisi lesmana sudah sangat memprihatinkan, minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh adi mejadikannya tidak bisa memberikaan pertolongan pertama kepada lesmana, ia hanya bisa memberikan kehangatan dan tidak bisa melakuka hal lain selain mencarikannya bantuan.

Di sepanjang jalur pendakian, adi tidak melihat satu pun pendaki yang melintas, mungkin ini akibat dari badai kencag yang terjadi di sumbing, sehingga banyak pendaki yang gagal naik ke sumbing. Namun anehnya, adi pun tidak melihat pendaki-pendaki yang ia temui saat perjalanan naik ke atas, apakah mereka turun ke bawah atau yang lainnya. Jalur pendakian benar-benar sangat sepi.

Konsentrasi adi pun buyar seketika saat ia tidak berhati-hati saat berjalan hingga membuat dirinya terpeleset dan jatuh. Tubuh adi pun sakit ssemua, terdapat beberapa luka memar akibat insiden tersebut.

Adi pun memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakannya. Sementara itu hari sudah mulai cerah, tentu hal tersebut memberikan kemudahan untuk adi dalam perjalana turun menuju basecamp pendaftaran untuk mencari bantuan guna menyelamatkan lesmana.

Setelah kodisinya jauh lebih membaik, adi pun memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanannya, tidak ada hal janggal yang mendatanginya tidak seperti saat dia melakukan perjalaan naik ke kawah sumbing.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh untuk ke base camp akhirnya adi pun sampai, adi kemudian bergegas untuk mencari bantuan. Ia pun bertemu dengan salah satu ranger di base camp, pak Ami namanya. Adi pun menceritakan bahwa lesmana membutuhkan bantuan, sebab kondisinya sangat memprihatinkan.

"Pak tolong teman saya" ucap adi

"Kenapa teman kamu??" ucap pak amin

"Teman saya jatuh di dekat kawah sumbing pak, kondisinya sudah sangat pucat, bibirnya mulai membiru, saat saya cek denyut nadinya sangatlah lemah, saya mohon selamatkan teman saya" ucap adi

"Teman kamu ada yang jaga ngga di atas??" ucap pak amin

"Ngga ada pak, soalnya kami hanya naik berdua, saya sudah coba buat selimuti dia dengan jaket saya pak" ucap adi

"Yasudah, saya ada beberapa rekan yang lain akan ke sana sekalian bawa tandu buat menyelamatkan teman kamu itu" ucap pak amin

"Ayo pak sekarang" ucap adi meminta mereka untuk bergegas

"Yasudah ayo, kamu ikut dengan kami untuk menunjukan lokasi teman kamu itu" ucap pak amin

"Iya pak" ucap adi

Adi beserta ranger sumbing pun bergegas untuk naik menuju kawah sumbing untuk menyelamatkan lesmana. Hari sudah semakin siang saat itu, namun jalur pendakian masih sangat licin sehingga pak amin sebagai ketua ranger pun meminta adi yang lainnya untuk berhati-hati saat melakukan perjalanan.

"Kita harus selamatkan lesmana teman saya pak" ucap adi terus menerus

"Kami akan mengusahakan yang terbaik untuk teman kamu itu, kamu harus terus mendoakan keselamatan teman kamu itu" ucap pak amin

Pos demi pos pun mereka lalui, perasaan adi campur aduk, ia benar-benar khawatir dengan keselamatan lesmana, ia tidak ingin teman dekatnya tersebut kehilangan nyawanya di sumbing. Adi pun berpikir untuk meminta pertaggung jawaba dari ki ageng setelah ini, sebab dialah sosok yang meminta lesmana untuk melakukan ritual di sumbing.

"Dia harus bertanggung jawab dengan ini semua" ucap adi

Adi terus memikirkan kemungkinan terburuk dari insiden ini, adi khawatir lesmana tidak akan selamat, jika kekhawatirannnya tersebut benar apa yang harus ia ucapkan kepada ibu lesmana jika memang benar lesmana tidak selamat.

"Ya Allah tolong selamatka lesmana" ucap adi

Adi punn terus berdoa disepanjang perjalanan menuju tempat lesmana terjatuh. Tak ada satu detik pun adi lewatkan untuk tidak berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan lesmana.

Perjalanan panjang pun berhasil ditempuh oleh adi dan tim ranger, pak amin memerintahkan rekannya untuk mengevakuasi lesmana. Lesmana pun kemudian diangkat ke tempat yang lebih landai.

Setelah selesai, pak amin pun kemudian langsung memastikan kondisi lesmana, denyut nadinya masih ada meskipun sangat lemah. Lesmana kemudian ditandu oleh ranger sumbing dan dibawa turun ke base camp untuk dilakukan pemeriksaan nantinya.

Adi kemudian membawa semua barang miliknya dan juga milik lesmana, adi melihat kembali ke tempat di mana lesmana melakukan ritual, masih tergeletak beberapa sesajen dan foto dirinya di sana, adi masih bertanya-tanya mengapa foto dirinya berada di atas tumpuka sesajen yang digunakan lesmana untuk melakukan ritual?? Apa maksud dari semua ini??

"Aku harus menanyakannya langsung ke lesmana saat dia sadar nanti" ucap lesmaa

Adi dan para ranger pun sangat berhati-hati saat turun menuju basecamp, jalanan yang licin membuat mereka tidak bisa mempecepat langkah untuk bisa segera sampai ke base camp pendakian.

"Kita jalan pelan saja asal selamat" ucap pa kami

Setelah menempuh perjalana cukup lama, rombongan yang membawa lesmana pun akhirnya sampai di base camp, pak amin dan rekan lainya kemudian bergegas untuk membawa lesmana menuju klinik Kesehatan terdekat dari base camp sumbing. 

Perjanjian Semu Gunung SumbingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang