Bab 11

321 16 0
                                    


Lesmana pun terdiam setelah adi berbicara cukup keras kepadanya, namun bukannya lesmana menyadari kesalahan yang telah di perbuatnya, ia malah tidak bergeming sedikit pun, baru setengah perjalanan semuaanya terlihat kacau.

"Kalau kamu memang tidak ingin menemaniku hingga ke kawah yasudah, aku bisa melakukannya sendiri" ucap lesmana

Adi sangat kaget melihat respons lesmana yang tidak kunjung sadarkan diri, ia malah semakin menantang adi. Adi pun memilih untuk berhenti di posko dua, sementara lesmana terus melanjutkan pendakiannya. Keduanya terpisah tepat di posko kedua.

"Apa aku terlalu keras dengan lesmana??" ucap adi di dalam hatinya

Sebagai seorang teman dekat, adi merasa kesal karena lesmana tak kunjung mengindahkan ucapannya, namun di sisi lainnya ia pun tidak tega karena harus membiarkan lesmana pergi seorang diri, adi pun teringat pendaki yang tersesat yang mereka temui di jalur pendakian menuju posko kedua.

'Kalau nasib lesmana seperti pendaki itu gimana??" ucap adi

Adi benar-benar bimbang, sementara lesmana sudah berjalan jauh meninggalkan adi tepat di posko kedua.

Keduanya pun berpisah tepat di posko kedua lesmana tetap melanjutkan perjalanannya menuju kawah sementara adi masih berdiam diri di tempat yang sama. Keduanya tak lagi aku hanya karena persoalan perbedaan pendapat.

"Andai saja lesmana mau mengikuti ucapanku untuk bergegas turun, tentu ini tidak akan terjadi, hubungan kami pasti akan baik-baik saja" ucap adi

Di sisi lain, lesmana terus menggerutu karena ia menganggap Adi ingkar, sebab ia tidak lagi mau melanjutkan pendakian bersamanya sedangkan tujuan lesmana belum tuntas di kawah gunung sumbing. Lesmana pun tetap nekat pergi seorang diri, ia menepiskan segala ketakutannya tentang hal-hal buruk yang mungkin saja bisa menimpanya.

"Kalau nanti aku sudah jadi kaya dan sudah berhasil membalaskan dendamku, aku tidak ingin lagi berteman dengan adi" ucap lesmana kesal

Lesmana pun terus melanjutkan pendakian hingga petang pun perlahan-lahan mulai datang. Ia pun mengambil senter di dalam ranselnya sebagai penerangan. Tekadnya sudah benar-benar bulat, ada atau tidak adanya adi ia akan tetap teguh pada tujuan utamanya, rasa sakit hati yang tumbuh di dalam jiwanya membutakan segala hal termasuk keselamatan dirinya sendiri, selain itu juga lesmana sangat ingin menjadi pemuda yang kaya raya, ia tidak ingin orang lain meremehkannya, ia ingin menjadi orang yang berpengaruh dengan kekayaannya tersebut.

Tiba-tiba saja, dari kejauhan lesmana melihat cahaya yang sangat terang. Cahaya di tenga kegelapan yang berhasil menyilaukan matanya.

"Cahaya apa itu??" ucap lesmana

Lesmana pun mencoba mendekat ke arah cahaya tersebut, sebab tidak mungkin ada cahaya yang bersinar dengan sendirinya, tentu ada sebab di baliknya. Betapa terkejutnya lesmana saat ia sampai di sumber cahaya tersebut. Cahaya itu mengambang di antara langit dan tanah yang dipijaknnya, ada sosok yang berada tepat di cahaya tersebut, sosok yang terlihat seperti seorang perempuan misterius dengan kecantikan yang mampu membuat lesmana terbuai.

Saat lesmana akan mendekat ke sosok itu, tiba-tiba saja ada suara yang berbisik tepat di telinganya.

"Menetaplah, niscaya kamu tidak aakan menyesal" bisik suara itu

Bisikan itu membuat lesmana terkaget, fokusnya pun terpecah seketika, sebab ada dua kemustahilan di depan matanya, cahaya dengan sosok cantik yang meneduhkan dan bisikan aneh yang meminta lesmana untuk menetap.

"Apa yang harus aku lakukan??" ucap lesmana

Lesmana pun bingung dengan apa yang akan ia lakukan. Ia tertegun sejenak sebelum akhirnya ia memilih untuk tidak mengindahkan ssegala kemustahilan yang ada di hadapannya saat ini.

Lesmana mempercepat langkahnya dan menghiraukan semua sapaan dari pendaki-pendaki lain hingga dia pun sampai di tempat yang menjadi tujuan akhirnya yaitu kawah gunung sumbing. Saat itu hari sudah sangat gelap, lesmana melakukan perjalanan dari pos kedua hingga akhirnya sampai di kawah sumbing dengan waktu yang cukup lama.

Rasa lelah pun menyelimuti lesmana, hingga ia memilih untuk beristirahat sejenak sebelum melakukan ritual di kawah sumbing.

"Aku harus tidur sebentar, aku tidak ingin melakukan ritual dalam keadaan tidak prima" ucap lesmana

Lesmana pun tertidur, di dalam lelapnya tersebut lesmana bermimpi mengalami kejadian yang sangat aneh, bahkan di luar pemikirannya tersebut. Ia melihat orang-orang yang mengenal baik lesmana mendatanginya dan membisikan banyak hal kepadanya. Raut wajah orang-orang tersebut penuh denga harapan kepada lesmana, hingga membuat lesmana tertegun sejenak karenanya.

"Pulang nak, ibu masih membutuhkanmu" bisik ibu lesmana dalam mimpinya

"Pulang na, aku masih menunggumu" bisik adi di dalam mimpi lesmana

Semua orang di dalam mimpi lesmana memintanya untuk pulang, bahkan ki ageng yang sedari awal meminta lesmana untuk melakukan ritual di kawah sumbing pun membisikkan hal yang sama. Sontak hal tersebut membuat lesmana bimbang di dalam mimpinya tersebut, sebab semua orang mengatakan hal yang sama . 

Perjanjian Semu Gunung SumbingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang