Taruhan

34 4 2
                                    

​"Grisfiaaaaaannnn....."
"Fian... Fian..."
"Fian, i love you!!"
"Fiiiiaaaaan..."

​Cewek-cewek pada heboh berteriak-teriak menyebut nama Fian. Grisfian Poernomo adalah anak tunggal pemilik perusahaan Poernomo, tbk. Cowok dengan tinggi 176cm, kulit sawo matang dan badan yang menunjang juga leader dari Base Line, tim dance dari SMA Negeri di Kota Malang. Dia dan keenam temannya sedang mengikuti lomba dance SMA. Base Line lumayan terkenal karena dari luar Sekolah pun memanggil nama-nama mereka.

​"Dan... pemenang Festival Dance SMA dimenangkan oleh..." MC berteriak mengalahkan keriuhan penonton. "Base Line!!". Base Line berteriak senang dan penonton ikutan bersorak. Akhirnya Fian cs maju menerima hadiah dan piagam. Yes! Bisa buat daftar kuliah ntar.

***

​"Ya ampun, Za... Fian menang lagi!!" Salsa dengan hebohnya memukul-mukul lengan Iza. Dia lagi update berita Base Line di grup fans.
"Aduh... apa sih! Sakit tau, Sal!" omel Iza menggosok bahunya.
"Fian menang lagi! Keren kan?" ujar Salsa masih heboh.
"Fian siapa sih?" tanya Iza.
"Base Line..."
"Oh, Revan..."
"Kok Revan sih?" protes Salsa manyun.
"Kenapa? Revan di Base Line juga kan?"
"Iya sih..."
"Yaudah,"
"Ih, elo tuh!" Salsa jadi sebel.

​"Sal, gue ke Perpus dulu, ya!" pamit Iza. Saat itu kelas mereka jam kosong, guru-guru pada rapat dadakan. Sudah ada tugas kimia, makanya Iza milih menyepi ke Perpus saja. Toh bentar lagi pulang Sekolah. Di jalan ke Perpus Iza bertemu Fian cs alias Base Line, sepertinya mereka dari Ruang Kepala Sekolah, menyerahkan piala hasil lomba mereka ke Sekolah (kan lombanya mewakili Sekolah).

​"Za!" panggil salah satu dari mereka. Iza noleh.
"Hei Van! Oiya, selamat ya lo menang kan?" ucap Iza mengulurkan tangan, yang langsung disambut oleh Revan.
"Thanks ya, Za. Btw lo mau kemana?" tanya Revan.
"Perpus. Yuk!" pamit Iza nyelonong pergi.
"Tar lagi gue nyusul!" teriak Revan, Iza melambai.

​Revan gabung sama yang lain, langsung aja mereka nyeletuk,
"Cewek lo,Van?" goda Yudha.
"Bukan, temen sekelas," jawab Revan.
"Siapa tuh, Van? Kenalin dong? Udah punya cowok belom?" berondong Marco.
"Ck, itu Iza temen sekelas gue. Awas kalo lo deketin dia!" ancam Revan melotot.
"Lo suka ama dia, Van? Gitu amat..." Fian angkat suara.
"Ya enggak... Dia itu temen gue dari kecil, gila aja mau gua kasih ke elo-elo!" kata Revan.
"Iya, mending buat gue sendiri..." lanjut Dian, yang lain ketawa.
"Pala lo pitak!" maki Revan. "Yaudah gua duluan!"
"Yoi!"
"OK!"
"Yoyoii!"

​Di Perpustakaan,
Iza udah dapat 3 nomor soal ketika Revan dan Salsa datang nimbrung.
"Za, lo tega banget ninggalin gue..." rengek Salsa. "Lo kan tau gue gak bisa ngerjain kalo lo gak ada..."
"Dih, najis lo, Sal!" maki Iza.
"Kok lo gitu banget sih, Za?" Salsa sok sakit hati.
"Geli gue dengernya!" timpal Iza.
"Udah deh, Sal, lo mau pindah ngobrol apa ngerjain tugas?" tanya Revan.
"Ngerjain..." jawab Salsa manyun.

***

Sepulang Sekolah,
Base Line kumpul di rumah Fian. Mereka mengadakan syukuran kecil atas kemenangan mereka. Mamanya Fian, Fahira, udah memesankan 3 box pizza dan cola buat mereka. Asik banget mereka makan sambil main PS.

​"Eh, kita taruhan yuk!" celetuk Yudha.
"Taruhan apa?" tanya Dian.
"Siapa yang kalah main PS, harus ngelakuin tantangan yang dibuat pemenang!" sambung Yudha.
"Apa tantangannya?" tanya Dafa tertarik.
"Terserah yang menang," jawab Yudha.
"Boleh aja. Gue jelas menangnya sih," ujar Fian sombong.
"Wooo, somsek lo, An!" cibir Marco.
"Emang kalo lo menang lo mau apa?" tanya Angga.
"Gue...bakal nyuruh lo nembak cewek yang gue pilih!" kata Fian sambil senyum setan.
"Wah, boleh juga tuh!"
"Boleh, boleh. Itu aja tantangannya,"
"Deal ya?"
"Deal!"

​Setelah hampir 3 jam main.
"Hahahahahaha......." tawa Marco meledak. "Lo kemakan omongan lo sendiri!"
"Makanya jadi orang jangan sombong!" Angga nyentil jidat Fian.
"Jadi lo kudu nembak cewek pilihan Yudha," kata Revan.
Fian meringis, "Sialan!"
"Hahaha, rasain!" ejek Dian.
"Yaudah, siapa?"
"Pastiin lo harus diterima trus jadian 2 bulan trus lo putusin!"
"Gampang. Pasti diterima gue mah,"
"Sombong amat!"
"Ditolak tau rasa lo!"

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang