PDKT

19 3 1
                                    

Sejak Fian resmi ngajak Iza kenalan, Fian jadi sering main ke kelas Iza. Revan diem aja, Salsa bahagia, yang lain pada heboh. Iza? Cuek angsa aja. Fian merencanakan dia PDKT butuh 2 mingguan lalu tembak, pacaran 2 bulan trus putus. Selesai. Tapi yang namanya niat jelek sering gak di ridhoi.

​Siang itu panas terik. Iza ada rapat OSIS sampe sore.
"Nih, Za!" Zuhri, kakak kelas Iza, mengulurkan sebotol teh dingin.
"Makasih, Kak," ucap Iza menerima botol dari Zuhri.
"Panas banget, ya..." kata Zuhri.
"Iya, Kak," jawab Iza mengipasi mukanya. Mereka duduk di depan Ruang OSIS di samping Lapangan Basket.
"Habis ini mau pulang?" tanya Zuhri melirik Iza.
"Iya, Kak. Capek, gerah, pengen langsung mandi. Kenapa?"
"Ah, gak papa. Mau aku..."

​"Za!" Revan melambai dari seberang lapangan. Iza membalas melambai. Ternyata Revan gak sendirian, dia sama cs-nya. Fian mengerutkan alis melihat Iza duduk sama cowok. Ngapain tuh calon pacar duduk sama cowok lain? Dafa yang melihat kerutan di dahi Fian jadi heran, kenapa Fian jadi jutek gitu wajahnya?
"Hei, Van! Baru selesai latihannya?" Iza ber-tos dengan Revan.
"Iya nih, pulang yok! Lo udah selesai kan rapatnya?" ajak Revan.
Iza mengangguk, "Iya udah,"
"Yaudah bareng gue aja!" ajak Revan.
"Bentar gue ambil tas dulu!"

Zuhri hanya memandang Iza pergi dengan sedih. Fian berbisik ke Marco.
"Makan dulu yuk, laper gue?!" ajak Marco.
"Boleh. Kemana?" Dian iyo aja.
"Tempat biasanya aja," kata Fian.
"Gak papa ya, Za?" tanya Revan. Iza manut aja. Ketika Iza mau naik motor Revan tiba-tiba Marco nemplok. Iza kaget dong.
"Gue ama lo ya, Van? Za, lo bonceng Fian aja," Marco menunjuk Fian yang lagi make helm. Mau gak mau Iza beringsut ke Fian.
"Gue bonceng lo, ya?". Fian yang belagak cuek ngomong, "Naik aja!"

​Mereka berhenti di depan warung makan langganan Base Line. Iza turun dari boncengan Fian dan mengucapkan terimakasih. Fian heran, sepanjang jalan Iza gak pegangan ke dia sama sekali. Biasanya kan kalo cewek dibonceng itu langsung pegangan ke yang bonceng. Ini anteng aja. Saking penasarannya Fian tadi sempet jail ke Iza, sehingga Iza memegang seragam Fian, tapi dengan cepat dilepasnya lagi. Fian jadi bete.

​"Lo mau pesan apa, Za?' tanya Revan. Iza melihat-lihat menu.
"Siomay disini enak," bisik Fian ditelinga Iza.
"Oh ya? Boleh deh siomay satu," pesan Iza.
"Gue juga siomay satu," pesan Fian. "Milkshake coklatnya juga enak,"
"Yaudah, gue sama milkshake coklat satu," tambah Iza.
"Gue sama!" sahut Fian. Yang lain ngeliatin tapi Fian meringis.
"Udah mulai nih," bisik Yudha ke Dafa.

Iza ngeloyor nyari tempat duduk, Fian ikutan. Fian duduk di depan Iza lalu menyorongkan hp-nya,
"Apa nih?" tanya Iza, mandangin hp Fian. Mau dikasiin gue?
"Gue belom punya nomer w.a lo," kata Fian.
"Oh, trus?" tanya Iza pura-pura gak ngerti.
"Ya gue minta nomer lo, Za!" Fian gemes.
"Oh..." Iza cuman meng-o dan mengetikkan nomernya di hp Fian.
"Tengkyu..." ucap Fian. Lalu hp Iza berbunyi, nada deringnya Baepsae-BTS. "Itu nomer gue. Lo suka BTS?" tanya Fian tak percaya.
"Iya, kenapa?"
"Gue juga. Kita lagi ngover dance-nya BTS," cerita Fian.
"Oh ya?"
"Kok reaksi lo gitu?"
"Gitu gimana?" Iza ngedip-ngedip gak paham. Fian yang gemes udah ma nyubit pipi Iza, tapi digagalkan oleh Revan.

​"Nih, Za, pesenan lo!" kata Revan menyodorkan siomay dan milkshake coklat Iza.
"Makasih, Van," ucap Iza tersenyum lebar.
"Sama-sama..." kata Revan mengusap puncak kepala Iza. Fian merengut, pasti Revan sengaja nih.
"Punya gue mana?" sungut Fian.
"Dibawain Yudha tuh!" jawab Revan cuek.
"Oh..."

​Selama beberapa menit mereka makan. Iza makan dengan lahapnya, maklum lapar banget. Iza ini termasuk cewek yang doyan makan tapi tubuh tetep langsing dan gak jaim-jaiman kalo makan. Fian yang di depannya agak kaget juga ngeliat Iza makan dengan lahap. Kayak enak banget gitu siomay-nya. Fian tersenyum, "Pelan-pelan Za, makannya..." ujar Fian, me-lap tepi mulut Iza.
"Oh, gue cemong ya? Hehe...makasih," ucap Iza meringis.

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang