—Sambil dengerin lagu "Selamat Jalan Kekasih - (Cover Shanna Shannon) biar sakitnya jleb wkwk—
~ENJOY~~
~Selamat Membaca~
Pukul 17.15 Wib, setelah Harsa selesai mengurus semuanya, Jayendra pun akhirnya bisa dibawa pulang.
Jenazah Jayendra dibawa oleh ambulans, sedangkan Sadewa dan Hanin ikut dengan mobil Harsa.
Sadewa hanya melamun dengan pandangan yang kosong, bahkan mimik wajahnya sangat datar, dia terlihat lebih hancur dibandingkan dengan kepergian ibunya kala itu.
"Ka Dewa, kakak kuat ya, ada aku, ka Harsa, ibu ayah aku yang udah anggap kakak seperti anaknya sendiri dan teman-teman kakak, kakak gak sendirian," Hanin menggenggam tangan Sadewa sangat erat.
Sadewa tidak menggubris omongan Hanin, ia hanya terdiam dan memandangi mobil ambulans yang ada di depannya.
Suara ambulans membuat Sadewa sangat trauma, setelah ini berapa kali lagi ia harus menerima kehilangan.
Pukul 17.45 Wib mereka pun sampai di rumah Sadewa, terlihat disana sudah ada ibu dan ayah Hanin serta teman-teman Sadewa dan juga tetangga yang berada disekitar rumah Sadewa.
Mereka ikut merasakan sakitnya menjadi Sadewa, setelah ibunya kini ia juga harus kehilangan adik kesayangannya untuk selama-lamanya.
Ibu Hanin pun memeluk Sadewa, ia sangat tidak tega melihat menantunya yang bahkan sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
"Nak, kamu kuat ya, ibu tau ini pasti sulit, tapi kamu punya kita semua, kamu gak sendirian," Ibu Hanin menangis sambil memeluk Sadewa.
Sadewa pun ikut menangis didalam pelukan ibunya Hanin, ia benar-benar hancur saat ini, ia sudah tidak punya tenaga untuk semuanya.
Mereka semua pun masuk ke dalam, Sadewa duduk dan terus memperhatikan Jenazah Jayendra yang ada tepat di depan matanya. Sadewa pun bergumam didalam hatinya.
"Jay, sesakit itu ya sampai kamu gak bisa bertahan lebih lama lagi? Abang ngerasa bersalah gak bisa ngabulin permintaan terakhir kamu, Jay maafin abang kalo abang udah jadi abang yang gagal buat kamu,"
Hanin yang selalu berada disamping Sadewa pun mengelus-ngelus punggung Sadewa dengan lembut.
"Aku tau pasti sulit, tapi kakak harus ikhlas ya ka, biar Jayendra tenang disana,"
Sadewa pun tersadar dari lamunannya dan langsung memeluk Hanin, ia tidak berbicara sepatah kata pun, ia hanya menangis didalam pelukan Hanin.
"Gua takut Dewa depresi," Ucap Harsa kepada teman-temannya.
"Lo jangan gitu anjir, Dewa itu kuat wajar kalo saat ini dia kaya gini, kalo kita diposisi dia pun kita pasti bakalan kaya gitu, bahkan kita gak akan sekuat dia," Jawab Jenardana.
"Gua juga tau sehancur apa Dewa saat ini, kalian bayangin aka kehilangan tiga orang terdekat dengan waktu yang cukup berdekatan," Timpal Ranendra.
"Ko kalian gak nangis? Gua gak kuat liat Sadewa kaya gini, gua baru pertama kali liat Sadewa sehancur ini, bahkan lebih hancur daripada pas ibunya meninggal," Ucap Chandan sambil menangis.
"Gak apa-apa lo nangis, tapi kita gak bisa kalo semuanya nangis, kita harus bisa menguatkan Sadewa," Ranendra mengusap-usap punggung Chandan.
Sebenarnya ingin sekali mereka menangis tetapi mereka harus menjadi orang yang kuat untuk menguatkan Sadewa.
Pukul 18.30 Wib, Jayendra pun akan segera dikebumikan dan jenazahnya pun dibawa menggunakan ambulans menuju pemakaman.
Setelah selesai dikebumikan, satu-persatu orang pun pergi, kini hanya ada Sadewa, Hanin, Harsa dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADEWA [Mark Lee NCT] || Lengkap☑️
Teen FictionDunia terkadang memang suka bermain-main, kadang kita dibuat senang dan kadang juga kita dibuat benar-benar hancur. Tapi dengan begitu tuhan bisa tahu kita kuat atau tidak melewati dan menjalani ini semua. Dunia memang jahat tapi kita tidak boleh ja...