Happy Reading!
•
•
•Setelah pertemuan itu, Michael selalu mencari-cari cara agar ia bisa bertemu Tavi lebih sering. Dexter sempat melarangnya untuk pergi keluar, tapi Emira membela pemuda itu.
"Kau harus percaya sedikit padanya, Dexter," ujar Emira waktu itu. "Aku yakin dia tidak akan ke mana-mana."
"Tapi bagaimana jika--"
"Dexter," potong Emira. "Percayalah. Aku tahu alasan kenapa Michael meminta untuk diijinkan keluar."
"Bibi Mira," rengek Michael. "Jangan beritahu Papa! Ini memalukan, tahu!"
Karena reaksi pemuda itu, Dexter mungkin kini bisa menebak alasan kenapa Michael meminta untuk diijinkan pergi keluar rumah.
Dirinya selalu mengunjungi supermarket tempat gadis itu bekerja--yang, setelah ia telusuri lebih jauh, ternyata milik ayah Tavi sendiri.
Michael mengetahui sedikit banyak fakta mengenai gadis itu dari kakak ipar Dexter. Bibinya dengan senang hati bercerita pada Michael ketika pemuda itu bertanya.
Tavi adalah gadis blasteran Turki dan Amerika. Meski begitu, kemampuan bahasa Inggris gadis itu menyamai penduduk asli Amerika. Bahkan sebelumnya, Michael tak pernah mencurigai bahwa gadis itu memiliki darah keturunan Timur Tengah.
Namun satu hal yang pasti, gadis itu tidak memiliki pacar dan sepertinya tidak sedang mendekati seseorang. Michael hampir merasakan wajahnya memanas ketika Emira menaik-turunkan alis dengan senyum jahil terulas di wajah, menggoda sang keponakan.
Reaksi itu membuat Michael bertanya-tanya, apakah ia terlalu jelas dengan perasaannya?
Dirinya tidak ingin membuat Tavi kabur karena gadis itu menyadari bahwa Michael menyimpan perasaan padanya. Bahkan pemuda itu sempat meringis pada diri sendiri akan fakta bahwa ia dapat menyukai seorang gadis dalam jumpa pertama.
Akan tetapi, Michael tak dapat menahan detak jantungnya yang berpacu kencang setiap kali ia melihat Tavi. Seperti saat ini.
"Hai, Michael," sapa Tavi ramah. Senyum gadis itu berubah jahil. "Kau sering ke sini sejak beberapa hari terakhir. Apa ada alasan khusus?"
Michael mengedikkan bahu. "Ini pertama kalinya aku kemari. Bisa dibilang, aku tidak punya tujuan lain selain ke sini."
"Oh!" gadis itu terkesiap riang. "Kau bertemu orang yang tepat, Michael. Aku bisa menjadi pemandumu," tawar Tavi.
Michael mengulum senyum. Rencananya berhasil. "Sungguh? Kau tidak keberatan?"
Senyum Tavi mengembang. "Jika kau ingin menunggu selama lima menit. Aku akan meminta ijin dan kita bisa pergi bersama setelah itu."
"Kau boleh pergi keluar di jam kerja?" goda Michael. "Bagaimana jika bosmu mengomel dan malah memecatmu nanti?"
Gadis itu menyeringai. "Jangan khawatirkan aku. Jika aku dipecat, aku akan mengadukannya ke ibuku agar dia diomeli," gurau Tavi. Gadis itu melepas rompi kerjanya dan menyampirkannya ke lengan. "Wait for me. Aku akan meminta ijin lebih dulu agar mereka tak kebingungan akan kepergianku."
"Sounds like a plan," balas Michael. "Aku akan menunggumu di luar, kalau begitu."
"Tentu!"
Michael pun membayar minuman bersoda yang ia beli kemudian pergi keluar supermarket dan menunggu Tavi di sana.
ㅤㅤ
"Satu tempat yang harus kau coba saat berkunjung di kota ini, adalah pergi ke Pike Vile Dairy. Mereka punya es krim dan milkshake yang nikmat!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Of The Past [END]
Fiksi Remaja⚠️ BUDAYAKAN FOLLOW DAN TINGGALKAN VOTE SEBELUM MEMBACA ⚠️ ㅤㅤ [ BOOK TWO OF TWISTED FATE ] ㅤㅤ Semua orang menyukai Michael Davis. Ia pemuda yang ramah pada setiap orang yang ditemuinya, merupakan salah satu murid cerdas di sekolahnya, dan memiliki s...