Yixing dikenal sebagai pria yang tampan juga pintar saat masa kuliah. Lesung pipi manis akan nampak diwajah tampan nya saat dia tersenyum. Yixing banyak diincar gadis di kampus tempat dirinya menimba ilmu. Beberapa dari mereka terang-terangan meminta Yixing menjadi kekasihnya atau sekedar menikmati satu malam penuh cinta dengannya.
Yixing berjalan tergesa sembari menenteng buku tebal di lengan kekarnya. Hari ini adalah jadwal Yixing beserta kelompoknya untuk presentasi, namun dilihat dari gelagat nya pria itu nampak sedikit terlambat dari waktu yang ditentukan. Sial maki nya dalam hati. Langkah lebar membawa Yixing memasuki kelas.
"Zhang Yixing, harus ku apakan kau dan keterlambatan mu itu?" Suara berisik khas wanita terdengar.
Bae Irene namanya, gadis cantik nan cerewet yang menjadi rekan kelompok Yixing. Irene menghampiri Yixing yang baru menduduki kursi nya. Bibirnya mencebik melihat Yixing yang mengabaikan keberadaannya.
"Kau benar benar, aku takut kau terlambat lalu berakhir kami semua dihukum karena tak bisa presentasi." Irene melirik teman lain yang sama jengkel dengan dirinya. Yixing menatap gadis itu sejenak lalu kembali fokus laptop di depannya.
"Diamlah Irene, sudah ku kirim file presentasi. Tugas mu hanya lakukan yang harus kau lakukan." Irene yang mendengar itu merenggut kesal.
"Oh ayolah! Kau terlalu kaku dan serius, Yi." Si manis mencebik ke arah Yixing yang hanya melirik malas.
Yixing dan Irene sudah saling mengenal sejak keduanya duduk dibangku menengah atas. Irene lah satu satunya gadis yang berhasil dekat dengan Yixing, dalam artian teman. Bukan rahasia lagi jika Irene memiliki perasaan lebih pada Yixing. Orang-orang disekitar mereka beranggapan bahwa keduanya adalah sepasang kekasih. Padahal nyatanya, Yixing yang mau menatapnya saja Irene sudah lebih dari bersyukur.
Seperti saat ini, Irene berjalan disamping Yixing dengan lengan yang dikaitkan pada yang lebih besar. Yixing sudah berusaha melepas kaitan lengan Irene, namun gadis keras kepala itu terus menempel padanya.
"Yi, boleh ku minta waktumu sebentar sore ini?" Irene mendongak tatap Yixing yang terus melangkah.
"Untuk apa?" Yixing bukan pribadi yang suka berbasa basi, apalagi dengan gadis di samping nya.
"Aku mau membuat kue dan kau harus jadi yang pertama mencobanya." Irene tersenyum dengan rona merah dipipi.
Percuma Yixing menolak, karena pasti Irene akan merengek sampai telinganya merasa sakit. Yang Yixing lakukan hanya mengikuti kemauan temen perempuannya ini. Berakhir dirinya berada di dapur mewah milih keluarga Bae. Irene berkutat dengan adonan kue miliknya, Yixing hanya duduk sembari memperhatikan tiap gerak gadis itu.
"Yeay, tinggal tunggu kue nya matang lalu kita bisa menyantap nya. Aku yakin kali ini tidak akan gagal." Irene begitu antusias.
Yixing menyunggingkan senyum, Irene dan tingkah kekanakan memang tak bisa dipisahkan. Dirinya bukan tak sadar Irene memiliki perasaan lebih, hanya saja Yixing terlalu takut untuk memulai hubungan dengan Irene. Gadis itu bukan dari keluarga sembarangan, salah sedikit Yixing bisa kehilangan nyawa ditangan keluarga Bae.
Semua hal yang dilalui nya dengan Irene memberi setitik kehangatan dihati Yixing. Terasa manis namun sedikit menyakitkan. Tak ada yang lebih menyenangkan dari apa yang sedang ia jalani saat ini. Sampai suatu kejadian menimpa Irene si gadis cantik nan malang.
TBC
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Sedikit flashback masalalu Yixing, udah ketebak dong siapa mama nya Shia???
Jujur aku gatau apakah masih ada yang nunggu cerita ini atau nggak tapi tetep bakal aku lanjut sampai end:(
Thanks buat semua yang udah dukung aku sampai sekarang yaaa!
Yuk tebak gimana masalalu Yixing yang bikin dia jadi kaya sekarang?🤔🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy•Lay Zhang
Fanfiction"Jangan memanggilku Daddy! Panggil aku Tuan, karena mulai sekarang kau bukan putriku." Berupa ficlet 500 kata