Delapan

1.8K 74 22
                                    

"I-ini tak seperti yang kau lihat." Jennie berkata gugup dengan keringat yang bercucuran. Ya, Zhang Yixing suaminya melihat Jennie berciuman dengan sekertaris kepercayaan Yixing.

Terkejut, merasa dikhianati, itu lah yang dirasakan Yixing. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Di benaknya hanya satu, sudah berapa lama hubungan keduanya terjalin? Yixing diam tak mampu berkata kata, dunianya terasa berhenti. Yixing pria hangat dengan sikap penyayang nya menatap Jennie dengan tatapan dingin dan tajam.

Si pria simpanan hanya menunduk, tak punya muka untuk menatap atasannya. Jennie memegang lengan Yixing sembari memohon padanya.

"Yixing-a aku bisa menjelaskan semuanya... Ini tidaklah seperti yang kau lihat." Ucapnya sembari berderai air mata. Yixing tak lantas menjawab, dengan kasar Yixing menepis pegangan Jennie pada lengannya.

"Jalang." Kata itu yang pertama diucapkan Yixing. Tak menggunakan nada tinggi, namun mampu meremukkan hati Jennie.

"Kenapa kau begitu tak tahu diri Jennie-a?Kenapa Jalang seperti mu tak tahu berterima kasih?!" Luntur sudah pertahanan Yixing. Amarah menguasai pikirannya. Dengan langkah menggebu Yixing menarik lengan Jennie memasuki kamar utama.

PLAK

Suara tamparan terdengar nyaring. Yixing tak bisa menahan amarahnya, Untung pertama kalinya Yixing berbuat kasar pada perempuan yang dicintainya. Jennie terpaku dengan air mata yang mengalir, sembari memegangi pipinya Jennie menangis sesegukan.

"M-maaf... Hiks Yixing Maafkan aku... " Ucapnya.

Yixing berdecak melihat tangisan Jennie.

"Sudah berapa lama hubungan mu dengan si brengsek itu?! Jawab jalang!" Teriak Yixing.

"Apa yang selama ini kau dapatkan kurang?! Aku sudah memberimu segalanya! Aku mencintaimu tanpa pernah memandang perempuan lainnya Jennie! Sejauh mana kalian berbuat? Jaw... -"

"Cukup! Kau! Yang kau berikan hanyalah materi! A-aku hiks... Aku juga butuh perhatian mu! Aku kesepian... Aku butuh seseorang untuk berada disamping ku. Tapi kau? Kau sibuk dengan dunia mu sendiri Yixing-a hiks..." Jennie menumpahkan semua yang dirasakannya.

Ya, Yixing memang memberikan semua yang dirinya mau. Namun, bukankah perempuan butuh diperhatikan? Itu lah yang Jennie pikirkan selama ini. Jennie memendam semuanya sendiri, berharap suaminya bisa mengerti yang dia inginkan. Nyatanya, lelaki lain bisa mengerti dirinya ketimbang Yixing.

Kim Taehyung, sekertaris yang mampu memikat hati Jennie. Yixing terdiam dengan nafas yang memburu. Keduanya membisu kenangan indah terbayang dibenak Yixing. Jennie yang dia kenal dulu telah hilang, didepannya hanya berdiri seorang wanita yang tak dikenali nya. Semua terasa berhenti berdetak.



































🍃🍃🍃




Pagi menyapa, Yixing terbangun dengan kepala yang berdenyut sakit.
Brengsek! Makinya dalam hati. Segera Yixing bergegas ke kamar mandi. Terdiam, itu yang Yixing lakukan saat melihat dirinya di cermin.

"Apa yang semalam ku lakukan?" Katanya pelan. Yixing segera bersiap menuju kamar mandi. Tak perlu menunggu lama Yixing sudah siap dengan jas kebesaran nya.

Di meja makan sudah ada Shia yang menunduk saat tak sengaja bertatapan dengan mata tajam Yixing. Keheningan menyelimuti, kian membuat Shia semakin gemetar.

"Hei gadis keci, siapkan sarapan ku!" Ujar Yixing dengan nada dingin nya.

Shia terburu buru menyiapkan sarapan sang ayah, Mengambilkan nasi serta lauk yang sudah tersedia di meja makan. Sudut hati kecilnya berteriak girang, setelah sekian lama sang ayah mau sarapan bersamanya.

Dengan senyum cerah, Shia memperhatikan Yixing yang melahap makanannya. Shia tentu saja lapar, namun melihat sang ayah tak mengusirnya sudah sangat membuat nya senang.

"Sial! Kenapa kau masih disini?!"
Bentakan Yixing membuat Shia terperanjat.

"Pergilah, aku muak melihat wajahmu." Ucapnya sembari melemparkan sendoknya.

Baru saja Shia merasakan ke hangat dihati nya, Yixing sudah membawa nya ke realita. Melangkah pelan, Shia menuju kamarnya. Kenapa ayah nya tak seperti yang teman temannya miliki? Kenapa ayahnya selalu memarahinya? Shia hanya ingin satu, yaitu kasih sayang.

Bukankah anak seusianya bahagia dengan kasih sayang orang tua? Lantas kenapa ia tak merasakan itu? Pernah suatu hari Shia memeluk Yixing saat sedang tidur, Shia rindu pelukan hangat seorang ayah. Gadis kecil itu merasa iri melihat Yixing bisa tersenyum kepada yang lainnya, terkecuali untuknya.

Shia terlalu dewasa untuk anak seusianya. Shia terlalu kecil untuk merasakan penderitanya. Shia... Gadis kecil itu membutuhkan Yixing sebagai ayahnya.




























TBC
-
-
-
-
-
-
-
Holla!  Kangen gak nih? Tandai typo nya yaa! Pengen dong tau pendapat kalian tentang story ini. Apa yang membuat kalian masih menunggu cerita ini update?

Daddy•Lay ZhangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang