EMPAT

2.3K 73 11
                                    

Pagi harinya, aku terbangun kalau tubuhku terasa sakit. Pantas saja, aku tertidur dilantai. Ku lihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Ah, aku terlambat.

Mungkin hari ini aku akan mengabari Bora bahwa aku terlambat bangun.

Huft, apa yang harus kulakukan? Tubuhku terasa lemas. Dan lagi, kenapa Daddy tak memarahiku saat aku terlambat bangun? Biasanya Daddy akan berteriak memaki ku.

Kuputuskan untuk keluar dari kamar, dengan jalan yang sempoyongan. Mansion terlihat sepi, Namun aku mendengar kegaduhan dari arah dapur. Ku langkahkan kaki menuju dapur.

"Bibi Nam, ada apa ini? Kenapa memasak sebanyak ini?" Selidik ku penuh tanya.

"Ah, Nona. Akan ada kekasih Tuan Muda yang akan datang kemari."

"Kekasih Daddy? Siapa Bibi? Maaf aku tak tahu kalau Daddy memiliki kekasih." Aku berterus terang.

"Namanya Son Wendy Nona. Putri Tuan Son yang pernah berkunjung kemari." Jelas Bibi Nam.

"Ah, aku ingat. Son Wendy pasti sangat cantik sampai membuat Daddy menyukainya." Kataku antusias.

Bibi Nam tersenyum melihat respon ku.

"Benar Nona, beliau sangat cantik. Wajahnya bahkan bakal bidadari."

"Bibi, akankah Nona Wendy mau menerimaku?"

"Kenapa tidak Nona? Pasti Beliau menerima Nona. Tak perlu Khawatir, ada Bibi disini." Katanya disertai senyuman.

Akupun menanggapinya dengan senyuman pula. Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil, ah itu pasti Daddy. Akupun mengintip dari jendela dapur. Dan benar saja, itu Daddy dan perempuan disampingnya pasti Son Wendy. Tanpa sadar bibirku membentuk lekukan. Aku berharap Nona Wendy mau menerimaku.

Para Maid tergesa gesa berlari menuju pintu utama. Menyambut sang Tuan rumah. Dan aku masih bersembunyi dibalik pilar diruang tamu.

Dari ekspresi nya kulihat Daddy sedang bahagia. Tak jarang senyum terpatri diwajah tampannya. Ah, pasti karena kedatangan Nona Wendy. Aku merasa ter cubit atas kejadian ini, pada orang lain Daddy tersenyum dengan ramahnya, tapi padaku? Hanya ada caci maki kejam.

Aku ingin menampakan diriku tapi aku tak seberani itu. Jika pun aku berani, ntah apa yang akan Daddy berikan sebagai hukuman.

Huh, perutku terasa perih. Mungkin karena aku belum makan. Kapan Daddy mengizinkan Bibi memberiku makan?




























TBC


Daddy•Lay ZhangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang