Bab 21: Lebih Dekat

235 17 0
                                    

"Enak, kan?" Aku bertanya pada Tin, berharap mendapat jawaban yang memuaskan. Tapi...

"Tidak."

"Katanya tidak enak tapi habis." Kataku sinis sambil mengambil mangkuk miliknya dan milikku. Dia lalu menarik sudut bibirnya.

Aku mencuci semua piring, lalu menaruhnya di rak sebelum duduk kembali.

“Apa serunya belajar?” Aku bertanya pada Tin yang sedang membaca. Dia melirik ke arahku yang sedang menatap buku silabus Mata Kuliah yang ada di atas meja.

"Diam."

Hiss.. Aku menggerutu padanya.

[LINE VOICE]

Aku mengambil ponselku dan memeriksanya.

Grup 'Lima'

Yo <Guuuuuyyysssss>

Hah, apa ini?

Pat <Apa?>

Win <Hmmm>

Po <Apa?>

Aku <Apaaaaaa?>

Yo <Nilai matematikanya sudah keluar!>

Win <Wow cepat sekali>

Po < Ya Tuhan>

Pat <No komen>

Aku <Huh>

Yo < [Link] periksa nilainya di sana>

Aku duduk dan melihat link yang Yo kirimkan dengan sangat gugup. Walaupun ujian kali ini bisa aku lalui lebih baik dari sebelumnya, tapi aku sangat takut hingga tidak berani membukanya.

"Hei."

Aku harus mendapatkan bantuan dengan membiarkan Tin melihat nilainya terlebih dahulu. Dia menyipitkan matanya ke arahku dengan ekspresi kesal di wajahnya karena aku mengalihkan perhatiannya dari membaca.

“Nilai matematika sudah keluar.” Kataku padanya, segera menyerahkan ponselku yang telah membuka halaman web. Cukup masukkan nomor ID pelajar dan kata sandi.

"Terus?"

Aku bertanya kepadanya. "Aku mau melihat."

"Nilaiku?" Tin mengangkat alisnya.

"Ya."

"Kenapa?"

"Aku ingin melihat nilai tinggimu." Kataku sambil mengedipkan mata. Tin menghela nafas dan mengambil ponselku lalu menyerahkannya padaku lagi. Aku buru-buru mengambilnya dan melihat nilainya.

60/60 Nilai sempurna.

Aku tercengang. Aku sangat gugup saat ini. Aku melihat Tin sedang membaca buku dan sepertinya tidak peduli berapa nilai yang didapatnya.

"Luar biasa." Kataku padanya berbalik untuk melihat layar ponsel.

Tin hanya menatapku dan mengangguk.

Um, kau seharusnya bahagia. Lompat sedikit mungkin. Kau luar biasa.

"Apa ada hadiah untukku?" Lalu Tin mendongak dan bertanya padaku yang masih tercengang, sementara dia memasang ekspresi tenang di wajahnya.

"Tidak ada." Ucapku.

Hadiah apa? Selama ini aku memasak untukmu setiap hari, itu sudah menjadi hadiah!!

[LINE VOICE]

Seseorang mengirimkan gambar hasil nilainya.

Yo <42/60 Tolong semangati aku TT>

My School President - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang