11. Summer closing

2.9K 371 93
                                    

⚠️⚠️

Omega itu tau kalau apa yang ia lakukan sekarang bukanlah yang seharusnya ia perbuat, menutup pintu kamarnya lebih cepat sebelum Jeno datang. Padahal ada kemungkinan alpha itu membutuhkannya.

Semenjak ucapan Jeno malam itu— tentang jadwal rutnya yang akan datang. Renjun merasa hal yang ia pun belum tau pantas disebut apa jika bukan, takut. Ia bahkan jadi sering melewatkan makan malamnya demi pergi ke kamar lebih dulu, untuk menghindari Jeno.

Renjun yakin kalau kak Younghoon tau dirinya melewatkan waktu makan pasti akan marah, tapi ia benar enggan bertemu alpha itu. Jaemin pernah menegurnya juga karena ia yang selalu terlihat buru-buru pergi, mata tajam Jeno pun menatapnya ingin tau tentang sikap Renjun itu.

Ingatan Renjun tentang heatnya terakhir kali begitu membekas. Meskipun hari itu slicknya membasahinya dengan penuh, ia tetap merasakan sakit saat Jeno memasukinya pertama kali. Karena persetubuhan hari itu terjadi hanya karena gelapnya mereka oleh nafsu, maka tak ada kelembutan disana.

Dan jika dipikir kembali, memang untuk apa pula alpha itu melakukan stimulus lain untuk membuatnya rileks, atau memasukinya dengan perlahan. Mereka bahkan saling asing hari itu. Jeno menganggapnya hari itu hanya makanan—yang tak ia inginkan namun perlu ia makan.

Alpha itu hanya menyalurkan nafsunya tanpa berpikir apapun yang dirasakan si orang yang dipakai sebagai penyalur nafsu. Ditambah Renjun juga mengingat Jaemin yang kala itu memakai tubuhnya sepuasnya, Renjun benar-benar masih mengingat seluruh rasa tak nyaman dan sakit yang tertinggal di tubuhnya setelah kejadian itu.

Jadi begitu mengetahui jadwal rut Jeno sebentar lagi, ia langsung mengingat semua itu. Juga berpikir tentang kapan datangnya rut Jaemin yang tak kalah membuatnya cemas.

Hari dimana ia yang tengah heat saja—dimana slicknya keluar lebih banyak, masih bisa meninggalkan rasa sakit untuknya. Itu juga, dengan alpha yang tak dalam masa rut mereka saja cukup membuat Renjun kehilangan kesadaran. Lalu jika ia melewati rut alpha—yang pasti begitu merepotkan, tanpa dirinya yang tengah heat, akan bagaimana?

Renjun mengkhawatirkan dirinya sendiri.

Renjun memikirkan itu sampai ia jatuh tertidur dengan tangan yang mencengkram selimut erat-erat, menandakan ketakutannya menghadapi hari dimana rut alpha itu akan datang.

Tepat ditengah malam, Renjun terbangun karena merasakan basah dan gerakan pada bagian bawahnya. Dan begitu ia membuka mata, ia menemukan Jaemin disana, tengah berusaha menggapai celahnya dengan melebarkan kakinya. Tangannya meremas paha Renjun, sementara omega itu langsung merasakan seluruh kesadarannya tanpa perlu banyak waktu.

Karena Renjun menyadari bahwa Jaemin tengah rut, dilihat dari kilat gairah pada matanya saat tadi mendongak menatapnya sekilas.

Gerakan lidah Jaemin di bawah sana membuat Renjun pun mulai merasa terangsang, hidungnya yang harus menghirup pekatnya feromon rut Jaemin kini mulai mengerang dengan tubuh yang memanas.

Matanya membulat tak percaya jika benar dirinya mengalami heat, ada kepanikan dalam dirinya. Pikirannya tadi sebelum tidur memang mengatakan takut jika menghadapi rut alpha sementara ia tak dalam keadaan heat, dan sekarang heat nya datang seolah tubuhnya memang memintanya melayani alpha itu.

"Ahhhh.. " Renjun mendesah saat pelepasannya tiba hanya karena Jaemin yang bermain lihai di bawah sana.

Dan alpha itu kini merangkak naik padanya, mendekatkan kejantanannya pada mulutnya. Membuat Renjun yang masih sadar, karena heatnya belum mengambil alih. Kini terbelakak dengan tangan yang mencoba menggapai punggung Jaemin, mencakarnya dan memintanya menyingkir karena ia mulai merasakan tenggorokannya sakit saat alpha itu terus menggerakkan kejantanannya disana.

Four Seasons ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang