Four seasons ; Beautiful spring

3.9K 369 56
                                    

⚠️⚠️⚠️

"Kepalamu bagaimana, Renjun?" Jeno mengusap bagian belakang kepala Renjun saat keduanya tengah menikmati pelukan satu sama lain.

"Aku kadang merasakan pusing, tapi tidak separah itu. Kak Jungwoo bilang itu akan membaik." Renjun menelan salivanya begitu mencium feromon Jeno yang terasa melingkupinya, itu bukan feromon menyakitkan seperti awal-awal ia mengenal alpha itu. Ini adalah feromon menyenangkan yang membuatnya mabuk.

Jeno menggigit kecil daun telinga Renjun, lalu berbisik. "Aku akan memberimu marking."

"Kita lakukan mating." Lanjut Jeno, tangannya mulai mengerayangi badan Renjun.

Gerakan tangan Jeno pada bagian perut Renjun lalu naik pada bagian dada membuat Renjun meremang, ia mencengkram punggung alpha itu erat. Saat Jeno berusaha melepas pakaiannya Renjun melenguh, bagian tubuh bawah mereka saling bersinggungan.

Jeno membawa tubuh Renjun berbaring di ranjang omega itu, melepas semua sisa kain yang ada pada tubuh keduanya. Menindih sang omega dengan panas tubuhnya, menawan bibir kemerahan itu dengan ciuman dalam.

Karena tubuh Jeno menindih tubuhnya, Renjun merasakan nikmat itu saat tubuh bawahnya saling menekan dengan milik Jeno. Membuatnya memeluk tubuh Jeno sambil menekan pinggul Jeno, berusaha membuat kenikmatan itu dengan saling menekan bagian intim mereka.

Sementara Jeno masih menciumi bibir si omega dengan penuh gairah, tangannya menyentuh puncak dada Renjun lalu mencubitnya pelan. Membuat tubuh di bawahnya bergerak gelisah, dengan desah tertahan.

Jeno melepas ciuman itu, menatap Renjun yang memejamkan matanya menikmati sentuhan tangannya pada puncak dada itu. Dan Jeno pun mulai membimbing kaki omega itu agar terbuka, Renjun di tengah nafasnya yang mulai terengah. Kini membuka matanya dengan wajah memerah menahan gairahnya.

Omega itu hendak berbicara, tapi Jeno lebih dulu meremas miliknya dan memainkannya membuat Renjun hanya bisa mengeluarkan desahnya. Lalu memilih kembali memejamkan matanya menikmati permainan tangan Jeno, yang diikuti kecup sensual pada lehernya.

Desahan Renjun berubah jadi rintih tak sabar saat Jeno mempercepat gerakannya, bibirnya kembali dilumat Jeno dengan keras. Tepat saat Renjun menjeritkan namanya, omega itu mengeluarkan cairannya.

Saat tubuh Renjun masih mengejang karena nikmat yang ia rasakan, tangan Jeno merayap ke bagian yang akan jadi penyatuan mereka meraba basah disana dan memainkan itu. Membuat Renjun kembali mengerang nikmat, Jeno sengaja membiarkan Renjun larut dalam semua kenikmatannya tak memberinya jeda. Agar omega itu tak mengingat bahwa ia akan menerima sakit darinya nanti karena proses marking.

Renjun dengan dorongan gairahnya yang semakin naik, kini melebarkan kakinya sendiri membuat Jeno lebih leluasa lagi. Alpha itu merangkak untuk menciumi wajah Renjun yang memerah, tangannya mengusap apapun yang bisa dijamahnya di tubuh Renjun.

"Tolong pelan-pelan..." Mohon Renjun saat merasakan kejantanan Jeno menyapa celahnya.

Jeno terkesiap mendengar itu, kembali teringat permohonan yang sama dulu. Tangan alpha itu meremas pinggang Renjun pelan, menatap bagaimana Renjun terlihat sudah begitu terangsang, namun juga terlihat tak nyaman.

"Tentu." Jawab Jeno sambil mengecup dagu Renjun, kemudian naik pada bibirnya mengecupnya lalu berucap pelan disana. "Maaf untuk saat itu."

Saat dimana Jeno hanya mengandalkan nafsunya saja, tanpa memikirkan bagaimana sosok yang menerima segala sentuhnya.

"Hm." Renjun mengangguk, dan tak lama kemudian merasakan bagian Jeno mulai memasukinya.

Begitu merasakan panas tubuh Renjun yang meremas kejantanannya, Jeno langsung menghentak tubuhnya untuk merasakan nikmatnya lagi. Gerakannya makin cepat, Renjun pun makin tak karuan. Jeno mencari tangan Renjun yang tengah meremas seprai, meraihnya untuk menelusupkan jarinya pada sela jari Renjun.

Four Seasons ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang