10 days

399 33 4
                                    

.

"bagaimana kabarmu nak? tubuhmu semakin sehat tapi wajahmu terlihat tidak sehat, kau baik baik saja?"

tanya ayah peat kepada peat, mengelus pipi chubby anaknya merapikan poni nya yang semakin menutupi mata, ayahnya sangat merindukan sang anak.

"Peat baik baik saja paa" senyum peat

"bagaimana bisa kau sampai disini? tidak apa apa?"

"aku kesini bersama phi fort, dia ada didalam mobil lagian dia yang mengajakku untuk berjalan jalan hari ini dan dia mengizinkanku untuk bertemu dengan papa.. aku rindu sekali" peat memeluk sang ayah

"aduh anakku satu satunya.. nak? papa ingin minta maaf, kesalahan papa memang tidak terhitung lagi.. maaf ya papa selalu jahat padamu, selalu tidak pernah mendengar keluh kesah mu, seharusnya papa adalah satu satunya orang yang bisa kau harapkan, satu satunya tempatmu pulang tapi apa? papa lah orang yang menghancurkan hidupmu.. papa benar benar sudah menghentikan semuanya nak, papa berjanji akan lebih baik setelah ini.. sabar lah dua hari lagi, ini hari ke 9 mu kan? sedikit lagi kita akan hidup tenang.. maaf kau jadi menanggung bebanku nak" ucap ayah peat yang menitikkan air matanya.
Peat seharusnya senang, tapi mengapa hatinya sedikit kecewa saat ayahnya menyebutkan hari ini adalah hari ke 9 nya, ia bahkan tidak ingin menghitung nya lagi.

Peat dan ayahnya sedang duduk di sofa rumah peat, terasa sudah sangat lama.. duduk berbicara berdua, bersandar di dada ayahnya, mengelus kepala sang anak dengan lembut.. peat sangat merindukan moment ini, begitu juga dengan sang ayah.

"jangan menangis.. semua yang aku lakukan untuk kehidupan kita pa, aku melakukannya atas keinginanku sendiri dan papa harus tahu, apapun yang terjadi apapun yang papa lakukan, aku tetap menyayangimu sebagai orang tuaku.. setidaknya kau tidak meninggalkan ku seperti ibu.. aku bersyukur sekali, terimakasih banyak sudah menjadi papaku.. terima kasih sudah memilih untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu dan.. terimakasih tidak pernah meninggalkan ku pa.." peat malah menangis di pelukan sang ayah

"papa menyesal sekali nak.. sangat menyesal.. maafkan papa ya .."

"peat sudah memaafkan papa meskipun papa tak mengatakan nya"

peat dan ayahnya saling berpelukkan.. menangis dalam pelukan, ayah tetaplah seorang ayah.. Peat sudah sangat lama menantikan moment ini, moment dimana ayahnya memeluknya erat sebagai seorang ayah.. peat bahagia sekali.

Tidak sadar bahwa fort sedang melihat mereka dari pintu, niatnya ingin masuk tapi tidak jadi ia memilih menunggu diluar saja memberi waktu kepada ayah dan anak itu.. fort terharu saat mendengar semuanya, fort diam diam juga menghapus air matanya momen didepan matanya ini membuat dirinya jadi merindukan ayahnya..
Fort memilih kembali ke mobil saja.

"pa, ternyata phi fort tidak sejahat yang orang orang bicarakan, dia selalu minta maaf setelah memarahiku atau setelah membuatku bersedih walaupun ia tak melakukannya dengan terang terangan.. tapi ia akan berbuat baik padaku, dia juga pernah minta maaf padaku saat aku tidur, dia pikir aku tidak tahu.. lemah sekali nyali nya" ada sedikit nada kesal dari peat

"haha dia memang seperti itu nak, meskipun dia dingin sekali tapi ia memiliki hati yang hangat persis sekali seperti ayahnya tapi yang papa tidak menyangka adalah kau sudah memanggilnya phi" jawab sang ayah

"Dia yang meminta pa.. ohiya!! aku juga sudah tau semuanya, bahwa kalian dulu bersahabat dengan orang tuanya.. phi fort menceritakan nya semua padaku"

"benarkah? dia seterbuka itu padamu? wahh.. kau hebat sekali bisa membuatnya berbicara nak, dia anak yang tertutup sekali sejak dulu.. kecuali dia sudah percaya atau sudah nyaman pada seorang. Sayang sekali persahabatan itu hancur gara gara keegoisan semata.. tapi sudahlah semuanya sudah lalu"

all about FORTPEAT✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang