Ella ditemani Bi Mala untuk memasak makan malam untuk keluarga besar itu yang katanya menyambut kedatangan anak sulung mereka yang baru pulang dari London.Sambil menunggu masakan Ella matang, Bi Mala membantu menyiapkan alat makan di meja makan sambil berbincang ringan dengan Ella. "Abis ini kita langsung kemana?" Tanya Ella saat semuanya sudah beres.
"Kita ke belakang aja buat makan, kamu bawa nampan buat kita makan ya, bibi mau ada urusan lain."
Ella hanya mengangguk patuh sambil membawa nampan berisi makanan untuk mereka berdua makan malam ini.
Setelah Ella pergi, satu keluarga besar itu datang dengan kehangatan tak lupa untuk menyambut sang putra sulung yang tampak santai menikmati makan malam.
"Bibi, mau izin ke belakang dulu ya, silahkan dinikmati makan malamnya yang sudah dibuat khusus oleh Ella."
"Ella pembantu baru yang bunda bilang itu ya?" Tanya Ardi membuat Monika mengangguk.
"Oh, jadi si Ella yang buat ini semua, enak sih," balasnya. "Oh ya, kemana Ella? Belum kenalan sama kalian kan dia?"
"Udah ma tadi siang, gak sengaja ketemu tiba-tiba nanya kamar Abang dimana," balas Haikal santai.
"Kenapa nyari kamar Abang?" Tanyanya abangnya heran.
"Entah."
"Nganterin paket," balas Bi Mala lalu pergi berlalu dari hadapan mereka.
"Paket apaan?" Gumamnya dan langsung melanjutkan makan malamnya.
"ELLAA! ELLAA," teriak Monika memanggil.
Ella dan Bi Mala yang asik makan langsung kaget saat dipanggil nyonya besar. Bi Mala mengodei Ella agar cepat segera ke dapur depan menghampiri keluarga itu. Ella hanya mengangguk walau ia panik sih sebenarnya.
"Ya, Tante?" Sahut Ella sambil berjalan menghampiri mereka semua.
Monika memegang lengan Ella sambil menatap mereka satu persatu. "Ini yang namanya Ella."
"Masakanmu enak!" Puji Ardi memberikan kedua jempolnya.
"Betul, enak kan?" Tanya Monika ke kedua putranya.
"Hm," balas Haikal.
"Ukhuk-ukhuk," tiba-tiba anak yang satunya lagi malah tersendat makanan membuat semuanya panik.
"Biar saya ambil kan minum ya," izin Ella berjalan untuk menuangkan air minum ke gelas anak itu tanpa melihat wajahnya.
"Gue juga dong, slur, sekalian bikinin susu coklat---
Perintah dari Haikal berhenti saat sang bunda memukul lengannya dengan pelan.
"Ini, mas--
Saat Ella menyodorkan air minum, tiba-tiba gelasnya dipegang oleh tangan seseorang membuat tangan mereka menyatu dan Ella menoleh, kemudian Ella melongo kaget sambil membuka mulut dan matanya secara lebar-lebar.
Tarrr!!!
Gelas yang dipegang mereka berdua pecah karena Ella yang kaget dan pria itu juga yang kurang kencang memegang gelasnya, alhasil langsung tumpah.
"E-eh, maaf tante, om," dengan cepat-cepat Ella memunguti serpihan kaca itu dengan hati-hati.
Mukanya kayak Satria?!
Kok iso?
Itu serius beneran Satria?
"Udah biar saya aja, luka entar," ucap sosok yang sangat diyakini Satria itu. Ia pun menunduk ikut membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bersamaku Di Mesin Waktu
Science FictionSemua dimulai dari gadis yang kerap disapa Ella, ia adalah sang subjek dari sebuah uji coba penelitian untuk menjelajahi mesin waktu ke masa depan. Awalnya ia hanya ingin menjalankan misi para peneliti di masa depan, tapi semua rencananya berubah sa...