2 | Tempat Aneh

93 50 81
                                    

Yang biasa kita tahu sebelumnya bahwa Ella adalah Puteri tidur, bahkan manusia seperti Satria saja menyebutnya Ellemes, bagi Satria Ella itu terlalu pemalas, terkadang setiap guru memberikan tugas dan harus dikumpulkan saat itu juga, si Ella malah langsung tidur bukannya ngerjain, setelah tiba saatnya disuruh mengumpulkan, baru Ella tiba-tiba bangun sendiri sambil menoleh ke kanan kiri. "Liv, bagi jawaban."

Ella itu terlalu menyusahkan.

Bahkan sekarang saja, ia tiba-tiba bangun dari tidurnya disaat dirinya sudah agak segar, tapi ada yang ia sadari.

Ia terkunci di dalam kelas. Apalagi di malam hari!

"Ayahhh!!!" Teriaknya dalam ketakutan. Ella pun memakai tas ranselnya dan berjalan ke pintu kelas, tetapi untungnya tidak dikunci.

Ella pun berlari dari lantai 3 menuju bawah melewati lorong-lorong gelap dan sepi. Sesampai ia di parkiran, Ella mengambil sepedanya, tetapi sayang, ternyata roda sepedanya di rantai hal itu membuatnya kesal setengah mati. "Kurang ajar ini Cok!" Decaknya sebal. Kenapa ia selalu dalam kesialan.

Ella pun berpasrah untuk jalan kaki, mau naik angkot uangnya habis, mana ia juga tidak punya handphone karena rusak di lempar Satria dari lantai atas seminggu yang lalu.

Ella berjalan sendirian sambil menangis. Ia menangisi dirinya sendiri yang sangat miris. Terkadang ia ingin menjadi seperti orang lain. Ella hanya tinggal bersama ayahnya yang pemabuk dan tukang judi, ibunya meninggal saat melahirkannya ke dunia, ia juga anak tunggal satu-satunya.

Ditengah aksi lamunannya, tiba-tiba ia menoleh ke samping saat banyak sekali rombongan anak-anak SD berada di atas sebuah bak mobil pick up, apalagi posisi dengan lampu merah, membuat mobil itu tepat sekali berhenti disampingnya.

Terlihat seru namun ia juga agak terpaksa berjalan menghampiri sang supir. "Om, boleh numpang gak, om? Cuman lurus aja kok, turunin saya di pinggir jalan aja gak papa, nanti saya stopin," jelas Ella panjang lebar dan anak-anak SD itu tampak menyimak pembicaraan Ella sambil berbisik-bisik.

Terlihat lama tak ada balasan, apalagi sang supir bukan seperti bapak-bapak pada umumnya, namun sangat rapih pakaiannya dengan menggunakan setelah jas dan kacamata hitam.

"Gak boleh ya, pak? Bapak mau ke arah lain ya?" Tanya Ella sekali lagi.

"Naik aja," balas bapak itu dengan suara berat. Ella pun mengangguk berjalan ke belakang. "Disini aja, dek!" Teriaknya membuat Ella agak ragu masuk ke dalam mobil dan duduk di samping sang supir.

Setelah begitu masuk, Ella sama sekali tidak curiga dan kalau dipikir-pikir usia sang supir terlihat seperti umur 20 tahunan lebih yang membuat ia bersalah juga manggil bapak.

Jalanan juga hujan dan licin, membuat ia agak dingin. Tiba-tiba ia teringat dengan anak-anak SD yang duduk di bak belakang. "Bang, mereka gimana?" Tanyanya setelah sedari tadi tidak ada topik yang ingin ia bahas.

"Biarin."

Ella melotot kaget ia agak tidak tega sebenarnya, Ella pun melihat dari jendela yang ada di belakang memperlihatkan bahwa anak-anak itu malah terlihat senang karena mandi hujan hal itu membuat Ella agak lega.

Tiba-tiba mobil berhenti, anak-anak tadi langsung turun dan berlari sambil berterima kasih.

Mobil kembali berjalan untuk tetap lurus dan Ella malah menikmati perjalanan sampai ia lupa untuk bilang stop disaat gang ke arah rumahnya di sebelah kiri sudah lewat.

Mobil semakin melaju kencang membuat Ella yang tadinya melamun langsung tersadar. "Bang! Awas depan ada tembok!" Teriaknya sambil menunjuk ke depan.

Tak digubris, mobil pun menabrak tembok membuat Ella berteriak sambil memejamkan mata, tapi ia merasa ada seperti sebuah cahaya yang masuk, membuat Ella membuka matanya perlahan.

Dia Bersamaku Di Mesin Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang